91 15 0
                                    

"Chan. . . hyung ?" Panggil Seungmin perlahan sambil menatap tepat mata Chan.

"Emm bener begitu." Ucap Chan sambil mendekat ke Seungmin hingga bahu mereka bertabrakkan.

"Aku tau segalanya tentangmu Seungmin. Karena aku selalu berada di dekatmu. Kamu gak pernah menyadari itu."

"Bagaimana bisa ?"

"Aku tertarik denganmu." Chan semakin mendekat. Wajah mereka sangat dekat.

Tangan Chan perlahan melingkar dipinggang kecil Seungmin.

Seungmin menelan ludahnya. Ia terbuai akan perlakuan Chan. Deru nafasnya memberat kala Chan menyatukan jidat mereka.

Perlahan Chan memiringkan wajah. Mencoba meraih bibir mengkilap dan keliatan lembut milik Seungmin.











Perlahan. . .


















Hampir mendekat. . .

















Seungmin menolehkan wajah. Bergerak menjauhi diri dari Chan.

Chan menggigit bibirnya. Kesal luar biasa. Tapi dirinya harus menerima keputusan Seungmin sang pemilik hatinya tapi hati Seungmin tidak dimiliki Chan.

"Maaf. Aku lancang. Mohon maaf."

Seungmin menggelengkan kepala. "Semua manusia ada khilafnya."

Chan mengangguk berpura-pura setuju. Padahal dirinya sudah sangat memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa. Inilah mengapa Chan terus-menerus memendam rasa cinta. Ia takut akan penolakan.

"Sebaiknya aku pulang." Chan berdiri, jarinya mengancingkan jas. Lalu beranjak menuju pintu.

Kini Seungmin sendirian. Menatap pintu yang tadinya di lalui Chan. Tiba-tiba air matanya mengalir.

"Aku masih mencintai Yeonjun hyung. Gimana ini hiks." Seungmin menangis frustasi.

Hari libur membuat Seungmin hanya rebahan di tempat tidur. Menenggelamkan setengah tubuhnya dengan selimut tebal. Seungmin tidak tidur, matanya berkelana. Kepalanya terus menanyangkan ulang kejadian kemarin.

Ada perasaan di hati yang terus menganggunya saat melihat kepergian Chan kemarin.

"Depyeo-nim pasti kecewa." Seungmin menghembuskan nafas kasar. Membalik badan ke arah yang berbeda.

Tiba-tiba ponselnya bergetar.

"Yeonjun hyung ? Tiba-tiba ? Kenapa ?" Antara malas mengangkat dan rasa penasaran.

"Halo ?"

"Pagi pemalas. Ayo jalan-jalan." Semangat Yeonjun.

"Jangan ganggu di hari liburku."

"Hemm kebiasaan kamu ya. Ayo keluar. Kirim lokasimu."

"hyung. . . Aku benar-benar malas. Lain kali aja."

"Ooh serius kamu nolak ?"

"Hemm. . ." Seungmin menutup telepon.

Ini kali pertama Seungmin menolak ajakan Yeonjun sang pemilik hati juga seseorang yang sangat di cintai. Walaupun sudah menjadi mantan.

Rahsa ▪︎▪︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang