Ketika keadaan telah membaik seperti sediakala, sepasang suami istri yang mengasihi dan mempertahankan hubungan di antara keduanya. Maka entah kenapa Mashiho tidak merasakan kebahagiaan. Tidak mudah untuk merasakan kebahagiaan jika sebenarannya dia sedang terluka.
Sejak kepergian Haruto dan Asahi, dia tidak mampu merasakan kebahagiaan. Sering menyendiri, dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk hidupnya. Lagian apa artinya sebuah kehidupan baginya, jika dia tidak bisa merasakan kebahagiaan setelah kehilangan. Dia tidak pantas merasakannya sama sekali.
Dia terbuai akan kehilangan, tidak memiliki semangat hidup serta beranggapan orang-orang berharga dalam hidupnya kian menghilang. Jika seperti itu terus, maka hanya dirinya sendiri yang tidak memiliki apa-apa untuk dipertahankan.
Mashiho belum siap untuk kehilangan, dia ingin menjaganya lebih lama lagi. Namun, apa boleh buat. Tuhan bahkan jauh lebih tahu apa yang terbaik, maka dari itu pula akan Mashiho terima meskipun dengan keterpaksaannya.
"Kau masih memikirkan Asahi dan Haruto? Jangan larut dalam kesedihan semua itu beneran ngebuat kamu gak baik-baik aja."
"Haruto memberitahu ku jika dia dan Asahi adalah dua sosok yang saling membutuhkan. Dan itu benar, dia meninggalkanku," lirih Mashiho yang mulai menangis lagi.
"Kenapa kau tidak mengizinkan adikmu pulang, jangan egois. Dia pergi karena Tuhan bisa menjaganya dengan lebih baik, seharusnya kau senang bukan malah menderita karena di tinggalkan. Ayah dan ibu memikirkan keadaanmu."
Mashiho juga memikirkan setiap kata yang Yoshinori katakan, dan kakaknya lagi-lagi mengatakan hal yang masuk akal. Lagian untuk apa dia terlalu berlarut-larut dalam kesedihannya, semuanya yang bernyawa juga akan mati.
"Aku akan belajar mengikhlaskan karena aku ingin adikku bahagia setelah pulang."
Lalu, Yoshi merentangkan tangannya. Dengan cepat Mashiho menubruk tubuh Yoshi dan saling mengatakan kata maaf, maaf karena sempat membiarkan keadaan semakin buruk.
Kini semuanya akan baik-baik saja, mereka tidak akan menyesali apapun yang terjadi. Semuanya bisa berakhir kapan saja. Kebahagiaan sebanyak apapun, jika menuju akhir dari kehidupan tetap saja akan menjadi sad ending.
Kenyataannya pula bukan happy ending dan juga sad ending untuk kisah mereka, sebab kehidupan masih berlanjut tanpa batas waktu yang entah bagaimana di tentukan nantinya.
Sulit untuk diperjelaskan seperti apa nantinya mereka menjalani kehidupan. Yang terpenting, seseorang yang telah berpulang telah mereka antarkan dengan tenang.
TBC
Dan akhirnya aku bisa nyelesain cerita ini. Walau aku sempat ragu buat published tapi karena dukungan kalian aku berhasil. Makasih banget....
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang[✓]
Fanfiction𝗡𝗶𝗮𝘁𝗻𝘆𝗮 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗰𝗲𝗽𝗮𝘁. 𝗣𝘂𝗹𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘂𝗮𝗻, 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘁𝗲𝗿𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗮𝘁𝗮𝘀 𝘁𝗮𝗸𝗱𝗶𝗿 𝗧𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗮𝗴𝗮𝗿 𝗱𝗶𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶 𝗸𝗲𝘀𝗮𝗸𝗶𝘁𝗮𝗻. 𝖲𝗍𝖺𝗋𝗍-02-𝖩...