Peluh membasahi seluruh tubuhnya, apalagi dengan di area wajahnya yang tampan itu, Yoshi tidak bisa berpikiran dengan tenang. Ia hanya bisa terus berlari ke tempat di mana adiknya berada di sana, ia panik setengah mati bahkan tak bisa membuat kaki jenjangnya berhenti untuk mengalah karena kelelahan. Tentunya Yoshi tidak baik-baik saja sekarang, dia ketakutan. Takut jika adiknya kenapa-kenapa, Yoshi sudah melakukan banyak hal agar adiknya baik-baik saja karena keadaannya. Tapi, ternyata Yoshi terus saja gagal.
Beruntungnya lagi jarak rumah sakit dan tempat kerjanya tidak begitu jauh, butuh hitungan detik saja untuk tiba disana. Setelah sampai dia menatap sekitar, seseorang melambaikan tangan padanya.
Dia─Mashiho adik mungilnya. Mashiho tahu kapan sang kakak akan kemari, menunggunya dan meminta Asahi untuk menemani Haruto di dalam saja. Mashiho juga tidak tahu harus melakukan apa, karena dia sendiri ketakutan. Dia akui tidak sekuat Yoshi, yang pada dasarnya memang bisa mengendalikan rasa takutnya sendiri. Mashiho yakin, kakaknya itu pasti ketakutan juga. Dia hanya pandai menyembunyikannya di hadapan adik-adiknya yang lain.
"Ha-Haruto gimana?" Yoshi bertanya padahal napasnya belum begitu stabil.
"Kata dokter dia kecapekan aja tapi aku rada gak tenang."
Melihat tundukan Mashiho yang aneh, dan jangan lupakan bagaimana jemarinya saling meremat satu sama lain. Sebagai seorang kakak yang pengertian, Yoshi selalu tahu apa saja yang sedang adiknya rasakan. Tanpa mendengarkan cerita mereka saja Yoshi pasti mengerti.
Dia mengusap lembut surai hitam Mashiho, dan berusaha menyakinkan padanya bahwa semuanya pasti akan baik-baik saja. Tidak semuanya bertentangan dengan hal-hal menakutkan, setiap hari saja memiliki keadaan yang berbeda.
"Kamu tau kan Haruto anak yang kuat, yakin aja jangan takut."
Mashiho mengangguk-anggukkan kepalanya, dia menyakinkan dirinya sendiri. Kakaknya juga mengatakan hal seperti itu, jika dia semakin ketakutan. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi seorang penguat, ada yang lebih membutuhkannya di sini. Ketimbang dirinya sendiri, sebisa mungkin Mashiho memang harus menjadi kuat. Dia tidak boleh lemah, apalagi menangis tersedu-sedu untuk menyalurkan kesedihannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setiap kali melihat wajah kesakitan adiknya, maka puluhan kali ia mengatakan kata maaf, maaf karena tidak menjaga dengan baik dan maaf karena tidak memperhatikan kesehatan adiknya. Padahal Yoshi sudah melakukan banyak hal, dia bukan kakak yang buruk. Hanya saja Yoshi merasa tidak puas. Sampai-sampai dia berpikiran tidak melakukan apapun, yang dapat menguntungkan.
Haruto juga sering mendengar kakaknya mengatakan itu, disaat tengah malam yang seharusnya ia beristirahat maka para kakaknya akan memilih begadang. Memastikan jika Haruto tidak menguluh sakit sampai esok hari tiba.
Dengan keadaan itu, sejujurnya Haruto lah yang merasa paling tidak berguna. Kakak-kakaknya sudah menderita, mereka kesakitan dan mereka pasti memiliki keluhan yang tidak di dengarkan.