Part 1
PETER terduduk di depan meja belajar yang terletak di pojok ruangan. Sementara tangannya bergerak lincah mengutak-atik Gaia's Fang, kepalanya penuh dengan tanda tanya. Dia benar-benar tidak tahu kenapa Ibu bisa memiliki The Cloud. Terlebih lagi, Ibu memasukkan semua peralatan Peter, Ellie dan si Kembar ke dalam The Cloud —yang berarti Ibu tahu bagaimana cara menggunakan kubus multi-dimensi itu.
Banyak pertanyaan yang ingin Peter tanyakan kepada Ibu, tetapi tidak untuk saat ini. Prioritas pertamanya saat ini adalah menyelamatkan Sera. Dia kembali memfokuskan pikirannya kepada Gaia's Fang yang berada dihadapannya, memeriksa apakah ada sesuatu yang rusak atau tidak.
Ellie memasangkan salah satu Movement Knuckles ke tangan kanannya. Dia menteleportasi suatu alat berbentuk seperti jam tangan digital berwarna hitam ke tangan kanannya.
Peter melirik ke arah Ellie. "Apa itu Ellie?"
"L-22, alat ini digunakan untuk terhubung dengan sebuah AI bernama Nero yang kutanamkan dalam pesawat ruang angkasa milik kita," jawab Ellie.
"AI —Artificial Intelligence? Semacam perangkat lunak kecerdasan buatankah?"
"Ya. Aku sebenarnya tidak terlalu ingin menggunakannya kecuali dalam keadaan tertentu."
"Kenapa?"
"Kau akan segera tahu." Gadis berambut pendek itu menekan layar L-22. Layar alat tersebut menyala. Lalu, sejurus kemudian, suara yang sangat keras muncul...
"Ah, selamat siang Nona Ellie!! Bagaimana keadaan anda? Sehat??"L-22 mengeluarkan suara yang cukup keras, membuat si Kembar Sherry dan Love terbangun.
Peter terlonjak kaget, dia sampai terjatuh dari atas kursi. "A-apa itu?"
"Ini Nero. AI yang tadi kumaksudkan kepadamu," jawab Ellie.
"Saya tidak bisa menentukan lokasi anda dengan jelas sekarang, apakah anda sekarang sedang berada di dimensi waktu yang berbeda? Saya sepertinya tadi mendengarkan seekor makhluk purba terjatuh."
"T-tunggu dulu!" Peter bangkit berdiri, kesal. "Siapa yang dia maksud dengan makhluk purba?!"
"Sepertinya makhluk purba itu cukup pintar, dia sampai bisa berbicara."
Peter menggertakkan giginya, semakin kesal. Sementara itu, si Kembar tampak beranjak duduk sambil menggosok-gosok mata mereka yang merah setelah bangun tidur.
"Inilah alasannya kenapa aku tidak terlalu ingin menggunakan Nero kecuali dalam tertentu," ucap Ellie.
"Suara datar anda itu benar-benar merdu Nona Ellie. Saya bisa membayangkan wajah tanpa ekspresi anda yang anggun dan elegan dalam prossesor komputer saya, Nona."
"Cukup basa-basinya Nero. Laporkan keadaan disekitar pesawat saat ini."
"Ehm, baiklah."Nero berdeham. Dari layar alat yang dipegang Ellie, muncullah sebuah hologram. Tanpa perlu dijelaskan, siapapun tahu kalau hologram tersebut adalah sebuah peta. Terdapat sebuah segitiga berwarna kuning yang terletak di tengah-tengah peta. Sementara itu, terlihat lingkaran-lingkaran berwarna merah mengelilingi segitiga. Jumlahnya ada belasan, dan, jika diperhatikan, beberapa lingkaran tampak bergerak.
"Seperti yang anda lihat, ada tujuh belas orang yang berjaga di sekitar pesawat. Mereka semua dipersenjatai dengan senjata api, senjata tajam, dan beberapa senjata berat lainnya."
Layar hologram berubah, menunjukkan sebuah pesawat luar angkasa yang dilihat dari atas. Pesawat angkasa itu berbentuk seperti tiga buah tabung yang diletakkan secara sejajar, dengan tabung yang paling tengah menjorok lebih mau ke depan daripada dua tabung lau.
![](https://img.wattpad.com/cover/28191215-288-k876050.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Constellation (One-Shot)
Ficção CientíficaPeter Aldebaran adalah seorang siswa SMA berusia lima belas tahun yang merasa kalau segala sesuatu disekitarnya itu membosankan. Dia selalu ingin keluar dari rutinitasnya yang membosankan. Sepulang sekolah dia selalu mendapati sebuah kotak kardus mi...