Part 1
PETER berjalan menuju sekolah. Kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celana. Tubuhnya membungkuk sedikit ke depan. Pandangan matanya sayu, tidak bersemangat sama sekali. Mulutnya sedikit ditekuk keatas, cemberut.
Mana yang lebih buruk: hidup mengikuti arus, atau melawan arus?
Sebelum kemarin, Peter selalu berpikir bahwa kehidupannya sangat membosankan: bangun tidur, pergi ke sekolah, belajar, pulang sekolah, makan, lalu tidur.
Sangat mainstream.
Dia mengharapkan sesuatu yang lain, sesuatu yang tidak mainstream. Lalu, kemarin hal tersebut menjadi kenyataan: seorang gadis misterius berambut pirang muncul di kamarnya. Gadis tersebut mengaku sebagai seorang Constellar –bangsa Alien. Gadis alien ini suka sekali minum teh dan memiliki hobi menampar pipi Peter.
Gadis tersebut bercerita bahwa dia adalah buronan dari sebuah kerajaan alien. Lalu seseorang yang gadis berambut pirang itu panggil 'Kak Ellie' muncul. Tampaknya, Ellie ini adalah kakaknya dan seorang utusan kerajaan yang diberi tugas untuk menangkap Sera. Peter pun bertarung dengan Ellie dan mengalahkannya.
Kini Peter telah menampung seorang buronan kerajaan dan menghajar seorang utusan kerajaan. Secara otomatis, jika dilihat dari sudut pandang manapun, dia kini menjadi musuh kerajaan.
Musuh kerajaan alien.
ALIEN!
Kalau Peter pikir-pikir kembali, ini sudah bukan masalah kehidupan yang membosankan ataupun menyenangkan lagi.
Ini juga sudah bukan masalah mainstream atau tidak mainstream lagi.
Ini namanya sudah extreme!!
Peter menghembuskan nafas panjang, seakan-akan mengeluarkan semua beban pikiran yang ada di kepalanya melalui hembusan tersebut. Dia kemudian mendongakkan kepala, menatap langit. Bola matanya mengikuti awan yang bergerak secara perlahan tertiup angin.
Sekarang bagaimana? Haruskah aku sembunyi? Peter bertanya-tanya dalam hati.
Seorang gadis berambut pirang berjalan di belakang Peter. Dia bersenandung kecil –sebuah senandung yang sangat asing bagi telinga manusia bumi. Kedua tangan gadis itu berayun-ayun ke depan dan ke belakang secara bergantian dengan riang.
Tunggu dulu, mungkin aku bisa menghubungi Presiden atau Tentara Militer untuk meminta perlindungan?
Senandung kecil gadis itu masih terdengar.
Alien?
Peter tertawa kering.
Siapa yang bakalan percaya?
Senandung itu kini makin terdengar keras.
Peter mulai kesal mendengarkan senandung aneh tersebut. Dia menghentikan langkahnya. Gadis dibelakangnya pun ikut berhenti.
"KENAPA KAU MENGIKUTIKU?!" seru Peter sambil berbalik badan.
"Apa?" tanya gadis itu, Sera, dengan polosnya –sok tidak bersalah.
"Kenapa kau mengikutiku?! Kau seharusnya sembunyi di rumah. Bagaimana kalau utusan kerajaan menemukanmu?! Bagaimana kalau orang lain, manusia bumi, mengetahui kalau kau adalah seorang alien?! Dengan penampilanmu yang mencolok seper-"
Sera mengeluarkan sebuah remote dari saku roknya. Jari telunjuknya menekan salah satu tombol remote. Layaknya TV yang berganti saluran, penampilan Sera berubah. Kini dia mengenakan seragam perempuan suatu SMA tertentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Constellation (One-Shot)
Fiksi IlmiahPeter Aldebaran adalah seorang siswa SMA berusia lima belas tahun yang merasa kalau segala sesuatu disekitarnya itu membosankan. Dia selalu ingin keluar dari rutinitasnya yang membosankan. Sepulang sekolah dia selalu mendapati sebuah kotak kardus mi...