5. Usaha Berbuah Hasil

0 1 0
                                    

Siap ramein cerita ini dengan komentar kalian?

Tinggalkan jejak, dengan berupa vote!

⚠️ TYPO HARAP TANDAI ⚠️

____

🍃 HAPPY READING 🍃
____

Setelah bel pulang berdering, aku masih setia duduk di meja ku, hanya aku sendiri disini. Kelas buangan ini tidak lah sejelek yang kalian kira.

Disisi kiri terdapat meja guru yang bersih berwarna coklat dengan pot bunga berisikan bunga mawar plastik buatan kakak kelas terdahulu, lalu di atas jendela terdapat hiasan bunga dan awan dari kertas origami. Dan disamping papan tulis terdapat peta dunia yang besar. Kursi dan mejanya juga bersih terbuat dari besi. Terus ada tempat sampah diluar kelas. Di dinding belakang terdapat gambar pahlawan dan juga sejarah-sejarahnya. Tidak ada satupun coretan disini. Lantai juga bersih tidak ada bekas permen karet. Jika ada pasti langsung mencolok. Kelas buangan saja seperti ini apalagi jika kelas unggul? Wah jangan ragu sudah ku bilang bahwa SMA Binahasa ini sudah seperti gedung rumah sakit.

Aku melangkahkan kaki ku menuju lift, semoga tidak ada orang, ku rasa sekolah mulai sepi, waktu menunjukkan pukul 15.20 WIB.  Aku bergegas keluar dari lift, kukira sekolah sepi ternyata masih ramai, disisi kiri lapangan  terdapat para siswa yang bermain bola basket, mungkin karena hari pertandingan akan tiba, lalu disisi kanan terdapat para siswa maupun siswi yang sedang pramuka. Dan di perpustakaan ku lihat juga hampir semua bangku terisi penuh, mungkin juga karena ujian akan berlangsung.

Ujian? Aku salah satu orang tersantai jika mengenai ujian, bahkan tidak belajar, walau waktu ku banyak namun rasanya malas untuk belajar, toh lagi pula nanti lulus dengan sendirinya.

Aku menghirup udara disekeliling, sekarang aku berada di halaman belakang sekolah, nah disini juga terdapat kursi layaknya di taman, ada juga bunga-bunga seperti bunga matahari dan juga pohon-pohon rindang. Namun itu hanya dibagian kanan, sedangkan kiri-- sampah bertebaran dimana-mana. Bahkan itu adalah tempat nongkrong para siswa yang berandalan termasuk aku, walau pun kotor namun itu adalah tempat ternyaman dimana tidak ada satupun guru yang ingin menginjakkan kaki ke sana.

Aku menatap foto didalam galery ponselku, foto dua remaja yang saling merangkul. Aku tersenyum, dan menyemangati berkali-kali untuk bisa mencari teo.

Langkah kaki ku membawaku ke kantor, dimana semua berkas murid Binahasa berada, setidaknya aku sudah berusaha.

Disana terdapat beberapa guru yang masih berkutat dengan kamputer dihadapannya.

Tok

Tok

Tok

Aku mengetuk pintu pelan, namun berhasil menjadi pusat perhatian. Aku tersenyum, pak tama menyuruhku untuk masuk.

"Maaf pak, boleh saya minta waktu bapak sebentar?" Tanya ku, gugup juga jika berada disituasi begini, lebih gugup dari pada menghadap guru BK.

Kulihat pak tama menutup laptop nya dan menoleh ke arah ku sepenuhnya.

"Ada apa?"

"Apakah ada siswa bernama teo? Teo arjuna anggara." Aku menyebutkan nama lengkap teo, jantung ku berdegup, aku berharap supaya teo benar-benar menjadi murid disini.

"Ada perlu apa kamu mencari datanya?" Tanya pak tama, intimidasi dimulai. Aku tersenyum menjelaskan bahwa sedang mencari orang, dan tentu nama paman lah yang harus ku pinjam. Karena paman juga sangat berpengaruh di sekolah ini,

LEYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang