"Hubungan pertamanan lebih kuat dibandingkan cinta."
– D I M A S –
*****
AWAN gelap mengelilingi seluruh cakrawala. Tidak butuh waktu lama awan gelap itu menjatuhkan beban nya ke seluruh sudut bumi.
Zyra menyilangkan tangan di atas dada sembari memperhatikan para warga sekolah mulai berdatangan pagi ini dengan memakai payung ataupun jas hujan agar terlindung dari beban sang awan.
Hembusan nafas kasar berkali-kali keluar dari hidung Zyra ketika seseorang yang dia harapkan tidak kunjung hadir. Beberapa kali Zyra mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya untuk memastikan agar orang yang dia harapkan segera tiba.
"Kenapa Andrew belum datang juga? Padahal mata pelajaran pertama akan segera dimulai," gumam Zyra terlihat kesal dan juga cemas.
"Apa karena hujan jadi dia bakalan telat ya?" lanjut Zyra bergumam. Tanpa memikirkan lebih lanjut, Zyra akhirnya mengirimkan sebuah pesan ke Andrew.
Wajah khawatir Zyra terlihat sangat jelas. Bagaimana dia tidak khawatir? Orang yang dia cemaskan ponsel nya tidak aktif. Bahkan Andrew terakhir aktif kemarin.
"Dia kemana sih?" gumam Zyra cemas.
"Zyra? Ngapain masih di luar? Ayo, masuk." Perkataan dari seorang guru kimia 11 IPA 1 yang sekarang akan mengajar di kelas Zyra membuat Zyra dengan pasrah memasuki kelas.
"Katanya bakalan ke sekolah tapi nyatanya?" Zyra melirik ke bangku kosong yang berada di sebelah nya. "Omongan cowok emang nggak bisa dipercaya," cibir Zyra. Kecemasan di wajah Zyra pudar diganti dengan wajah kekesalan.
Ketika jam istirahat tiba, hujan akhirnya berhenti juga. Hujan pergi meninggalkan udara segar yang membuat para manusia tersenyum ceria ketika menghirup udaranya. Sedangkan di atas langit terdapat sesuatu berwarna-warni yang sangat cantik melengkung di langit biru. Siapapun yang melihat nya akan melemparkan senyuman ke arah langit.
Zyra berjalan ke arah taman menghampiri seseorang di sana. Sudah sejak lama dia tidak mengobrol dengan orang tersebut.
"Aku boleh duduk di sebelahmu?" tanya Zyra kepada gadis yang tengah mendudukkan bokongnya di kursi putih bawah pohon.
Gadis tersebut adalah Vlora. Dia melirik Zyra sekilas lalu menganggukkan kepala dengan pasrah pertanda Zyra diizinkan duduk bersama dengan dirinya.
Mendapatkan persetujuan dari Vlora, Zyra akhirnya duduk di sebelah gadis itu. Mereka berdua menatap lurus ke depan tanpa mengobrol apapun sampai menciptakan keheningan.
"Kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya Zyra memecahkan keheningan. Zyra terlihat khawatir ke gadis di sebelah nya. Zyra tahu betul jika Vlora adalah gadis ceria bahkan mulutnya kadang tidak berhenti kecuali dia tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREW [ END ]
Teen Fiction"Jangan melibatkan perasaan di dalam pertemanan!" Sering terjadi hal seperti ini, banyak di antara hubungan pertemanan melibatkan perasaan, hingga berujung patah hati. Ada juga yang beruntung memiliki nasib baik. Tapi bagaimana dengan Andrew? Bagai...