"Lucu ya? Orang yang gue suka menyuruh gue naksir sama orang lain."
– A N D R E W –
*****
MATAHARI dengan malu-malu mulai bersinar menyinari hari. Pagi ini perasaan Andrew berbunga-bunga berjalan menuju ke arah sekolah. Setelah Zyra menjenguknya kemarin, rasa sakit di tubuh Andrew menghilang begitu saja.
Baru beberapa menit saja Andrew telah tiba di kelas karena jarak dari sekolah dan kostnya tidak terlalu berjauhan.
Berbeda kali ini. Ketika Andrew tiba di kelas, beberapa temannya telah berdatangan karena Andrew berangkat di waktu yang tepat. Dia datang tidak terlalu pagi seperti biasanya.
Beberapa teman sekelas menyapa Andrew ketika dia melangkahkan kaki menuju ke arah tempat duduk nya. Teman sekelas Andrew terlihat menampilkan senyuman ketika Andrew telah tiba. Pasalnya Andrew absen telah dua hari maka dari itu para teman-teman menyambut dirinya dengan senyuman mengembang di wajah masing-masing.
"Udah baik, 'kan?" sosor Zyra setelah Andrew mendudukkan bokong di samping tempat duduknya.
Andrew mengangguk. "Udah baik dong, orang kemarin dijenguk ama Zyra," godanya.
Zyra tidak membalas perkataan dari Andrew. Dia lebih fokus membaca buku yang berada di hadapan nya.
Andrew membaringkan kepala ke meja seraya memandangi Zyra membaca. "Lo nggak bosen Zy?" tanyanya.
Tanpa menoleh. Zyra membalas, "Bosen kenapa?"
"Nggak bosen cantik terus?" goda Andrew membuat Zyra spontan menatap ke arahnya.
"Kamu ini kebayakan ngegombal. Kursus di mana coba?" tutur Zyra. Pandangan nya kembali fokus ke arah buku di hadapan nya.
Andrew mengangkat bahu pertanda tidak tahu. "Ntahlah. Ngelihat lo, rasanya gue mendadak jadi buaya," jawab Andrew. "Yang penting buaya ini setia sama lo aja kok," lanjutnya. Zyra hanya membalas dengan senyuman.
Andrew memandangi seluruh wajah Zyra. Mulai dari mata, hidung dan berakhir di bibir. Ada perasaan janggal ketika memandangi wajah gadis itu. Seakan menyembunyikan sesuatu.
"Lo kenapa?" tanya Andrew.
"Kenapa apa nya?" balas Zyra tanpa mengalihkan pandangan dari buku.
Andrew merespon, "Lo sedih, Zy."
Spontan Zyra memandang wajah Andrew. Dia meneguk saliva saat Andrew mengetahui perasaan yang dari tadi dia sembunyikan.
"Benar atau benar?" tutur Andrew. Zyra mengabaikan perkataan Andrew. Kini dia kembali fokus kepada buku.
Andrew kembali berujar. "Jam istirahat nanti gue mau bicara berdua sama lo."
Andrew mendekatkan bibirnya ke telinga Zyra. "Gue nggak suka lo sedih. Meskipun lo nggak bilang, tapi kesedihan lo itu kelihatan jelas di wajah lo," beber Andrew.
***
ANGIN sepoi-sepoi berlarian ke sana kemari menyebabkan kesejukan di hati. Meskipun cuaca cerah tetapi matahari tidak menyengat di kepala membuat hari ini begitu indah.
Andrew dan Zyra menghabiskan waktu istirahat dengan mengobrol di rooftop sekolah. Mereka berdua memandang bangunan tinggi di sekitar sekolah mereka.
Zyra berujar, "Gedung pencakar langit ternyata sangat indah." Terlihat sangat jelas kekaguman di mata Zyra ketika menatap bangunan tinggi dari atap sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREW [ END ]
Novela Juvenil"Jangan melibatkan perasaan di dalam pertemanan!" Sering terjadi hal seperti ini, banyak di antara hubungan pertemanan melibatkan perasaan, hingga berujung patah hati. Ada juga yang beruntung memiliki nasib baik. Tapi bagaimana dengan Andrew? Bagai...