BAB 35 - ANEH

174 57 1
                                    

"Buat apa mengejar seseorang yang tidak pasti?"

~ D I M A S ~

*****

   PELAJARAN pertama telah di mulai beberapa menit lalu. Seluruh perhatian murid kelas 11 IPA 1 tertuju kepada ibu Maya selaku guru pelajaran biologi yang sendari tadi menjelaskan tentang materi histologi tumbuhan di depan papan tulis.

Sesekali Andrew melirik gadis di sebelahnya yang tengah memperhatikan guru dengan baik. Dia tersenyum ketika memandang wajah Zyra.

Matanya indah. Batin Andrew.

Pandangan Andrew kini beralih menatap pulpen yang menari-nari di atas kertas putih milik Zyra. Tangan Zyra terus-menerus menulis sesuatu meskipun pandangannya tertuju ke arah depan.

Kerutan di kening Andrew tercipta setelah membaca tulisan di buku Zyra. "Maksud dari aku pelakunya?" ujar Andrew dengan nada pelan sehingga hanya Zyra yang mendengarkannya.

Spontan raut wajah Zyra terlihat sangat terkejut saat mendengarkan perkataan Andrew. Dia memandang Andrew lalu mengikuti pandangan Andrew yang mengarah ke arah bukunya.

Mata Zyra membulat sempurna setelah membaca tulisan di atas bukunya. Pikiran dia sangat kacau hingga dia menuliskan apapun yang ada di benaknya.

Refleks Zyra merobek selembar kertas itu lalu meremas hingga membentuk sebuah bola. Dia memasukkan sampah bola tersebut ke dalam tasnya.

"Kenapa?" tanya Andrew heran.

"Nggak apa-apa," elak Zyra dengan keringat dingin mengalir turun dari pelipisnya.

"Ibu akhiri pelajaran kita sampai sini dulu. Terima kasih telah mendengarkan dan semangat selalu untuk belajar," pungkas ibu Maya setelah itu berlalu pergi keluar dari kelas.

Andrew kembali berucap kepada Zyra, "Maksud dari tulisan tadi apa, Zy?"

"Kenapa?" sosor Zyra menaikkan sedikit volume suara nya membuat Andrew spontan terkejut.

"Kamu nuduh aku yang nggak-nggak, 'kan?" lanjut Zyra sedikit marah.

Andrew membalas, "Gue nggak pernah ngomong gitu. Lo sendiri yang ngomong."

"Secara nggak langsung kamu nuduh aku, Ndre."

"Nuduh gimana, Zy? Gue tadi cuman nanya," tutur Andrew.

"Nanya gimana? Pasti kamu berpikir kalau aku pelaku penabrak orang tua kamu, 'kan?" beber Zyra.

Jantung Zyra sesaat berhenti berdetak. Dia mengutuk diri sendiri di dalam hati. Pikirannya telalu kacau untuk bisa berpikir dengan tenang. Yang Zyra butuhkan saat ini hanya tempat tenang jauh dari keramaian.

Andrew mengerutkan kening heran dengan perilaku Zyra. Padahal Andrew hanya bertanya tapi kenapa Zyra merespon dengan emosi.

Zyra berdiri dari duduk setelah itu menyahut, "Dimas. Aku izin ke toilet." Zyra meminta izin kepada ketua kelas karena guru selanjutnya belum tiba di kelas. Dia keluar kelas sehabis mendapatkan anggukan kepala dari Dimas.

"Aneh," ungkap Andrew heran. "Gue salah apa ya?" lanjutnya meninggalkan pertanyaan di benak.

"Padahal gue cuman nanya doang tentang tulisan. Tapi kenapa jadi meleset ke orang tua gue?" tambah Andrew terheran-heran.

"Bukan gue pelaku penabrak lari orang tua lo. Tapi Zyra. Zyra yang nabrak orang tua lo. Kalau lo nggak percaya, lo bisa tanya sendiri ke orangnya!"

ANDREW [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang