"Aku nggak mau menambah luka dia lagi dengan membahas luka lama."
~ Z Y R A ~
*****
PEPOHONAN di taman sekolah menjadi saksi perbincangan antara dua gadis yang kini duduk di kursi putih tengah mengobrolkan sesuatu.
Kedua gadis tersebut adalah Vlora dan Zyra. Mereka menghabiskan waktu istirahat dengan berada di taman sekolah.
"Lo pasti nggak sengaja nabrak mobil orang tua Andrew hingga masuk ke dalam jurang, 'kan?" tutur Vlora bertanya. Dia menatap serius ke arah gadis di sebelahnya.
Zyra diam tertunduk. Dia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan dari Vlora. Zyra memang tidak sengaja menabrak mobil orang tua Andrew, hanya saja dia tetap bersalah karena mengemudikan mobil di bawah umur.
"Kalau lo nggak sengaja, lo bisa jelasin baik-baik ke Andrew, Zy. Jangan malah menghindar," tambah Vlora menyarankan.
Zyra membalas, "Aku udah minta maaf, Vlo. Tapi apa? Dia tidak memaafkanku. Dia malah menyuruhku untuk menyusul ke alam orang tuanya."
"Andrew bakalan maafkan lo, Zy. Kalau lo mau berusaha untuk meminta maaf," ujar Vlora.
Zyra menggelengkan kepala dengan pasrah. "Semakin aku meminta maaf maka dia akan semakin mengingat kejadian kecelakaan orang tuanya, Vlo. Aku nggak mau dia terluka karena mengingat hal buruk itu," beber Zyra.
"Cukup dia terluka akibat kehilangan orang tuanya. Aku nggak mau nambah luka dia lagi dengan membahas luka lama," lanjut Zyra.
"Dia akan memaafkan lo, Zy. Karena ...." Vlora menggantungkan ucapannya. Ada rasa sakit di dada ketika ingin melanjutkan perkataan yang tertahan di mulut. Karena dia cinta sama lo, Zy. Gue yakin Andrew bakalan memaafkan lo. Lanjut Vlora membatin.
Zyra melirik Vlora lantaran perkataan Vlora yang tiba-tiba saja berhenti. "Karena?" ulang Zyra.
"Karena Andrew baik," tambah Vlora dengan mata berkaca-kaca.
Vlora memang menyukai Andrew, tetapi Andrew malah menyukai teman dekatnya--Zyra. Maka dari itu Vlora akan mencoba menghapus perasaannya untuk Andrew dan lebih mendukung hubungan Andrew dengan Zyra ke depannya. Vlora tidak masalah jika orang yang dia cintai bahagia dengan orang lain.
"Dia baik tapi sedang terluka, Vlo. Aku nggak tahu harus bagaimana," beber Zyra setelah itu menghela nafas pasrah.
"Iya dia terluka. Dia terluka ketika mengetahui bahwa yang nabrak orang tuanya adalah gadis yang dia cintai," sosor Vlora terus terang.
Zyra spontan terkejut mendengar perkataan Vlora. Andrew menyukai Zyra? Apa itu sebuah lelucon?
"Bukan hanya Andrew yang terluka tapi gue juga, Zy. Hati gue sakit saat melihat mata orang yang gue suka memancarkan kesedihan. Kesedihan itu karena lo, Zy. Karena lo," ungkap Vlora setetes air mata keluar dari matanya.
"Andrew sedih karena lo, Zy. Jadi apa susahnya untuk meminta maaf? Membujuknya?" tutur Vlora memberikannya saran sehabis menyeka air mata di pipi.
"Lo dekat dengan dia hanya karena sebuah rasa kasihan, 'kan? Tapi dia nganggep perlakuan lo lebih dari itu, Zy. Andrew suka sama lo, dia cinta sama lo!" jelas Vlora memberitahukan perasaan Andrew kepada Zyra.
"Coba bayangkan gimana perasaan lo kalau naksir seseorang. Terus orang yang lo taksir ternyata pelaku kecelakaan orang tua lo. Lo akan apa?" sosor Vlora bertanya.
Zyra meneguk saliva-nya. Perkataan Vlora membuat dia sangat terkejut. Zyra tidak mengetahui perasaan Andrew kepadanya, Zyra hanya menganggap Andrew sebagai temannya yang sering berbagi canda dan tawa. Sekarang Zyra benar-benar dihantui banyak rasa bersalah.
"Lo akan berbuat apa? Apa lo akan memenjarakan pelaku yang tidak lain adalah orang yang lo suka? Jika iyapun akan sangat mustahil, terlebih lagi pelakunya punya kuasa lebih besar dibandingkan korban," tutur Vlora dengan mata berkaca-kaca menahan tangis. Dia memikirkan bagaimana sudut pandang Andrew sekarang.
"Coba lo lihat dengan sudut pandang Andrew, Zy. Dia pasti lelah," beber Vlora.
"Terus aku harus apa? Merelakan masa mudaku di penjara? Apa aku harus menyusul orang tuanya untuk meminta maaf di alam sana? Apa aku harus melakukan hal itu, Vlo?" sosor Zyra frustasi.
"Kamu ngomong kayak gitu dari sudut pandang Andrew, sekarang berbicara dari sudut pandangku. Apa kamu tahu apa yang aku rasakan?"
"Dihantui rasa bersalah nggak mudah, Vlo. Kamu nggak tahu bagaimana masalah terus datang sedangkan aku harus mengejar target masa depan."
"Kamu bakalan nggak tahu. Kamu nggak pernah dituntut oleh orang tua. Sedangkan aku? Papa aku selalu menuntutku untuk menjadi seorang dosen, menjadi seorang gadis sempurna. Terus dengan tiba-tiba Andrew muncul untuk mengembalikan kecelakaan dua tahun yang lalu,"
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Aku mendekatinya sebagai seorang teman agar dia tidak pernah merasa kesepian karena hidup sebatang kara. Padahal kamu tahu, Vlo. Tujuan masa remajaku hanya menyusun target untuk masa depan yang cerah tetapi aku merelakan beberapa waktuku untuk bersamanya, itu usahaku untuk mendapatkan maaf darinya suatu saat nanti."
"Aku tidak menduga bahwa dia menyimpan perasaan terhadapku, Vlo. Bahkan aku sama sekali tidak menginginkan dia mengetahui fakta bahwa aku pelaku penabrak mobil orang tuanya hingga orang tuanya tewas dalam kecelakaan."
Vlora menarik Zyra masuk ke dalam pelukannya. Vlora lupa bahwa Zyra tentu lebih sakit karena yang dia lakukan semata-mata karena sebuah kecelakaan.
Zyra menumpahkan seluruh kesedihannya di pelukan Vlora. Vlora hanya bisa mengusap punggung Zyra dengan lembut.
"Maaf, Zy. Gue nggak berpikir jika di posisi lo," terang Vlora.
"Sekarang aku harus bagaimana, Vlo?" isak Zyra di dalam pelukan Vlora.
"Cukup minta maaf kepada Andrew dan katakan yang sebenarnya bahwa lo nggak sengaja saat itu. Selebihnya ... terserah Andrew ingin merespon lo bagaimana. Senggannya lo udah minta maaf dan mengakui semuanya itu akan bikin hati lo sedikit tenang." Zyra menganggukkan kepala mendengarkan saran dari Vlora.
Zyra akan mencoba melakukan saran dari Vlora dengan mengatakan semuanya kepada Andrew. Meskipun nanti Andrew memaafkan atau tidak, setidaknya dia akan sedikit tenang setelah mengungkapkan kesalahan dan permintaan maafnya.
Jika Andrew tidak memaafkan dirinya, Zyra bisa apa? Semua keputusan ada di tangan Andrew. Zyra hanya berharap agar Andrew dapat memaafkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREW [ END ]
Teen Fiction"Jangan melibatkan perasaan di dalam pertemanan!" Sering terjadi hal seperti ini, banyak di antara hubungan pertemanan melibatkan perasaan, hingga berujung patah hati. Ada juga yang beruntung memiliki nasib baik. Tapi bagaimana dengan Andrew? Bagai...