Book 2 of series pemburu.
Liburan untuk semua murid Vardzone Hunter Academy dimulai. Karena Griz, Osha dan Zayn tidak memiliki alasan untuk pulang, akhirnya mereka melaksanakan misi yang telah Mr. Ze berikan.
5 anggota tersisa, 2 berada di Prysona...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Vanca..." Lexxa tengah mempersiapkan sendiri dirinya, aku tidak ikut yang lain karena Lexxa menyuruhku menemaninya. Mendengar Lexxa berbicara, aku langsung mengalihkan arah pandanganku ke arah kaca yang memantulkan wajah Lexxa.
"Iya Nona?" aku menjawab.
"Tuan Mev dan Nona Shio itu, mereka berdua adalah majikanmu dulu, 'kan?" Mengapa Lexxa malah membahas hal ini? Apakah hanya untuk membuat perbincangan? Atau ada sesuatu?
"Iya Nona, ada apa dengan itu?"
"Tidak apa-apa sih. Apa mereka mengurusmu dengan baik ketika mereka masih menjadi majikanmu?" Aku tak mengerti apa yang sebenarnya maksud ucapannya ini, tapi ini terkesan mencurigakan untukku. Mengapa jadinya seperti ini? Aku harap orang yang patut ku waspadai adalah Nyonya Serefaty, tapi sepertinya Lexxa juga perlu di sini.
"Ya bisa dibilang cukup baik. Mereka menyelamatkan saya saat umur saya menginjak 9 tahun. Walaupun mereka cukup keras kepada saya, tapi itu berguna untuk saya sekarang." Ada sesuatu hal yang menganggu pikiranku. Aku tidak menduga Lexxa akan menanyakan hal seperti ini, meskipun terlalu mendadak tapi untungnya aku bisa menjawab dengan baik dan tidak gagap. Aku berpikir Lexxa akan memperlakukanku sama dengan apa yang dilakukan majikanku dulu, ya Osha dan Salonga itu. Meskipun ini tak menjadi kebenaran. Jadi ada baiknya aku menceritakan apa hal yang baik.
"Pasti kamu sangat menyayangi mereka, ya. Mereka sangat berharga untukmu, ya." Tapi kata-kata Lexxa tak merujuk ke arah dia akan memperlakukanku sama dengan apa yang aku ceritakan. Ini memiliki arti yang lebih berbeda, seperti Lexxa ingin tau apakah aku mengganggap Osha dan Salonga yang sedang menyamar sebagai majikanku dulu itu berharga atau tidak.
"Tentu Nona. Jujur saja saya menerima ingin menjadi pendamping pribadi Nona karena keterpaksaan Nyonya Shio. Padahal saya tidak ingin meninggalkan mereka, karena saya sudah berjanji ingin terus setia kepada mereka." Sedikit menambah bubuk keharuan mungkin akan membantu. Aku hanya ingin tau saja apa maksud dari perbincangan ini.
"Mereka pasti sangat berharga ya untukmu. Apakah kau akan membenci orang yang berani-beraninya melukai mereka berdua?" Ini apalagi? Kenapa semakin lama perbincangan ini begini. Aku harus menjawab dengan hati-hati untuk ini. Apakah ini semacam tes pertanyaan mengenai apakah aku akan setia dengan keluarga ini dengan membandingkan kesetiaanku kepada 2 orang itu dengan keluarga Serefaty ini?
"Tentu saja Nona. Bahkan saya akan balas dendam kepada siapapun itu. Jika sampai keduanya tiada, saya akan bersumpah membunuh siapapun pelakunya," aku menjawab dengan wajah yang serius, sebenarnya wajahku ini aku buat-buat saja agar terkesan nyata dari lubuk hatiku. Tapi wajah Lexxa tak menunjukkan wajah seperti bangga atau lega begitu karena aku bisa setia. Dia malah terlihat kaget sesaat, setelahnya mengangguk dan menundukkan kepalanya.
"Kamu bisa keluar Vanca." Aku hanya mengangguk walau wajahku tadi terlihat bingung. Bingung tentang tingkah Lexxa yang diluar pemikiranku.
Aku membuka knop pintu, sebelum benar-benar membuka pintu, aku melihat lagi pantulan Lexxa di cermin, dia masih menundukkan wajahnya. Namun tanpa sengaja, aku bisa melihat mulutnya yang mengucapkan, "maaf" tanpa suara apapun. Apa maksud dari kalimat itu? Mengapa Lexxa sangat membingungkan kepalaku kali ini.