Aku dan Lexxa telah tiba di rumah, karena aku merupakan pelayan pendamping Lexxa, maka aku akan mengikuti Lexxa ke kamar untuk membantunya berberes.
Aku berjalan di belakang Lexxa. Perempuan di depanku berjalan tak mantap bukan hanya karena kakinya yang cidera, namun seolah-olah ada yang ingin ia bicarakan denganku namun tak jadi beberapa kali. Entah apapun yang akan dia bicarakan, aku tak mengerti. Aku tetap menatap langkah Lexxa dengan pandangan tajam, aku tak percaya perempuan dengan suara lembut dan paras rupawannya ini menyimpan sebuah kekuatan mematikan yang digunakannya untuk mencelakai para umat manusia.
Ini termasuk pelanggaran seorang pemilik aura, jika sampai para guru Vardzone tau akan hal ini, Lexxa tentunya akan dihukum. Bagaimanapun juga ini semua karena ulah Lexxa, entah karena paksaan atau tidak, Lexxa tetap bersalah. Apalagi dia telah menyerang orang kepercayaan Mr. Ze yang menjadi pengawas kami di sini. Entah bagaimana dengan Mr. Ze ketika dia mengetahui bahwa orang kepercayaannya telah diserang seseorang yang merupakan calon anggota timnya.
Entahlah aku harus bertindak apa sekarang untuk menghukum Lexxa, namun itu tak akan pernah terjadi karena jika sampai aku melakukan kesalahan untuk ini semua, maka ada kemungkinan aku akan merusak segala rencana yang telah dipersiapkan oleh Mr. Ze. Kami sudah sampai sejauh ini, tak mungkin untuk berhenti di tengah jalan. Zayn akan berangkat menuju hutan besok malam, setelahnya aku akan sendiri mengurus keadaan rumah ini dan Lexxa.
Setelah berjalan melewati banyak ruangan dan koridor, akhirnya aku dan Lexxa tiba di kamar Lexxa, setelah masuk aku segera menutup pintu, Lexxa langsung duduk di sofa. Aku hanya bisa menatapnya dari sebelah pintu kamar ini, wajah Lexxa nampak syok, seperti orang yang ketakutan akan banyak hal, wajahnya menggambarkan itu semua. Ya itu seharusnya yang ia rasakan, telah meracuni banyak orang di Graha tadi adalah bayaran yang setimpal untuk ketakutan itu.
"Vanca, aku benar-benar minta maaf Vanca. Kau melihatnya? Tadi kau melihatnya? Kau melihat racunku bukan?" Gerakan tiba-tiba Lexxa yang berjalan cepat ke arahku dan langsung meremas kedua bahuku membuatku sedikit terkejut. Aku tak membayangkan jika Lexxa akan seperti ini.
"Apa yang Nona katakan? Racun apa? Saya tidak melihatnya Nona." Lexxa sedikit mendelik, melepaskan remasan tangannya yang meremas kedua bahuku, mundur beberapa langkah dengan wajah seperti orang gila.
"Vanca aku minta maaf, kau melihatnya? Aku benar-benar minta maaf. Tuanmu, Nyonyamu. Mereka menjadi seperti itu karenaku dan aku-" Belum sempat Lexxa menyelesaikan ucapannya, pintu kamar Vanca terbuka tebar. Nyonya Serefaty dan Rael masuk dengan wajah Nyonya Serefaty yang nampak sangat marah.
Rael menutup pintu, setelah pintu tertutup rapat Nyonya Serefaty berjalan menuju Lexxa dan dengan entengnya langsung menampar pipi Lexxa dengan tenaga yang cukup kuat, membuat Lexxa terjatuh sambil memegang pipi sebelah kirinya yang memerah sambil menangis diam, tak berani membantah sepertinya.
Aku terkejut dengan apa yang dilakukan Nyonya Serefaty di hadapanku. Dia menampar Lexxa? Bahkan sampai membuat perempuan itu menangis. Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa Nyonya Serefaty menampar Lexxa tanpa sebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELASteam_pemburu Book 2 of pemburu
FantasíaBook 2 of series pemburu. Liburan untuk semua murid Vardzone Hunter Academy dimulai. Karena Griz, Osha dan Zayn tidak memiliki alasan untuk pulang, akhirnya mereka melaksanakan misi yang telah Mr. Ze berikan. 5 anggota tersisa, 2 berada di Prysona...