Setelah selesai membeli beberapa kosmetik, kali ini Farel dan Calysta sudah berada di depan sebuah toko yang menjual tas tas branded.
"Lu benar mau beli tas lagi?" tanya Farel memastikan lagi. Siapa tahu adeknya itu tiba tiba berubah pikiran.
"Iya lah sekalian buat beli tas ke bali nanti" kata Calysta sembari menoleh.
"Kan masih banyak yang di lemari, pake yang itu dulu" usul Farel.
"Ishh kalau pake yang di lemari sayang banget nantinya lecet, Cal lebih bagus di kasih ke sahabat aja" ucap Calysta dengan girang lalu melepaskan genggamannya pada Farel dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko.
"Serius ma-" kalimat Farel tertahan karena Calysta sudah tidak di dekatnya lagi. Farel menghembuskan nafasnya pelan lalu dengan terpaksa masuk ke dalam toko mengikuti Calysta.
Tanpa Calysta sadari ada sepasang mata yang memperhatikannya dari jauh. Kakinya ingin melangkah mendekat, tapi karena mendengar panggilan temannya membuat dia mengurungkan niatnya.
"Kenapa?" Tanya Albern yang melihat Reynal terus melihat ke depan. Lalu dia mengikuti arah pandang Reynal tapi tidak ada siapapun yang dia kenal.
Yap! Sepasang mata yang tak lain itu adalah Albern dan Reynal sahabat dari Jevano.
Mereka berada di mall karena ada beberapa barang yang Albern haru beli untuk acara sekolahnya nanti.
"Gua tadi lihat Calysta. Gua yakin gua gak salah lihat tadi. Dia lagi sama cowok. Kayanya itu pacarnya" ucapnya agar Albern yakin dengan apa yang baru saja di lihat.
"Bukannya gua gak percaya sama lu. Lu tau dari mana Calysta udah punya pacar? Siapa tau itu bukan pacarnya"
"Kalau benar gimana?
Albern menjitak kepala Reynal "Gak usah nuduh orang dulu kalau lu belum tau kebenarannya" ucap Albern kemudian berlalu bergi begitu saja meninggalkan Reynal dibelakang.
Reynal meringis dan mengusap kepalanya. Namun beberapa saat dia sadar ditinggalkan Albern, sesegera Reynal menyusul Albern yang sudah sedikit jauh.
"Tunggu gua" teriak Reynal sambil berlari menyusul Albern.
"Haruskah kita memberitahunya kepada Jevano?" tanya Reynal begitu berada di sebelah Albern.
"Berisik" ucap Albern males sambil menatap Rey dingin.
"Oh" gumam Reynal lirih lalu mengerucutkan bibirnya.
Setelah berkeliling melihat lihat tas yang terpajang disana sebelum akhirnya Calysta memilih untuk membelinya, ia menemukan satu tas yang membuatnya sedikit tertarik.
Calysta mengambil tas itu dan mencobanya.
"Pilihan yang bagus nona. Itu adalah tas keluaran model terbaru dari toko kami" ucap pegawai itu dengan ramah.
"Benarkah?"
Pegawai itu hanya mengangguk sambil tersenyum ramah.
Farel yang sedang duduk di sofa memilih untuk memainkan ponselnya sambil menungguk adeknya itu selesai berbelanja.
"Hai Farel" sapa seorang wanita.
Farel menoleh pada wanita yang menyapanya.
"Apaan sih lu" ucap Farel sembari melepaskan gandengan tangan yang tanpa malu menggandeng Farel sambil duduk menyandar di bahunya.
Wanita itu adalah teman sekampusnya Farel, namanya Lorena.
Begitu melepaskan tangan Lorena, Farel menggeser duduknya agar jauh dari Lorena.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVAROSS : Pistanthrophobia
Teen FictionApakah masih ada harapan? Apa yang harus kamu lakukan jika cintamu akhirnya pergi meninggalkanmu karena kebohongannya yang tak menerima hadirmu? ••• Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir diwaktu yang salah, kamu sudah terikat janji pe...