Jevano, Albren, Iqbal, Reynal, Randy, Rivaldi dan semua anggota geng Avaross lainnya sedang berkumpul di sebuah markas milik mereka. Semuanya berkumpul menunggu ketua mereka tiba.
"Ini ada apa Van? Kenapa lu tiba tiba nyuruh semua anggota Avaross kumpul?" tanya Reynal dengan sedikit kebingungan.
"Dirga yang nyuruh gua ngumpulin semua anggota" jelas Jevano menjawab.
"Ketua? apa ada yang buat onar lagi makannya Dirga kumpulin kita semua?" tanya Randy sekedar menebak.
"Lu bakal segera tau jawaban dari rasa penasaran lu" ucap Jevano.
Perlu kalian ketahui, Dirga adalah ketua geng motor Avaross pada saat itu yang artinya sebelum Jevano lah yang mengambil alih sekarang. Dirga lah yang membuat geng Avaross ini dari titik awal yang rendah sampai bisa berkembang hingga saat ini.
Bum - Bum - Bum // suara benturan sepatu dengan ubin lantai menggema diruangan, disusul beberapa pasang mata yang melihat kearah sumber suara itu. Tanpa ada senyuman diwajahnya namun tidak mengurangi pesonanya. Seorang lelaki tampan nan tinggi serta berbadan gagah sedang berjalan kearah anggotanya yang sudah berkumpul menunggu dirinya.
"Hari ini, ada yang ingin gua sampaikan sama kalian semua. Tapi sebelum itu, gua mau bilang makasih sama kalian semua karena kalian sudah berjuang menyingkirkan rintangan dengan cara kalian sendiri. Avaross gak akan hidup sampai sekarang kalau bukan karena kalian yang menjalankannya"
"Masa gua sebagai ketua geng Avaross, gua rasa udah cukup sampai disini. Sekarang, kita butuh seseorang untuk memimpin geng motor Avaross kita dengan cara yang berbeda. Gua berencana menyerahkan semua wewenang gua ke orang yang gua pilih. Detik ini juga, gua bukan lagi ketua geng motor Avaross-Mulai saat ini dan seterusnya gua umumkan secara resmi, Jevano adalah ketua geng motor Avaross"
Mendengar kalimat dari pernyataan yang Dirga lontarkan benar benar membuat anggotanya terkejut. Terlebih lagi Gio. Matanya membulat sempurna dengan melihat kearah Dirga yang kemudian tatapannya beralih ke arah Jevano dengan tak percaya jika Jevano lah yang akan menjadi ketuanya.
"Maksud lu apa, Ga?" tanya Gio angkat bicara.
"Gua udah gak bisa mimpin Avaross lagi, karena itu gua alihkan sama Jevano, alih alih gua harus bubarin Avaross" jelas Dirga menatap.
"Alasannya?"
Pandangan mata Dirga yang melihat lurus kedepan mengarah pada tatapan Gio seolah olah kosong tanpa adanya isi pikiran dan hanya terdiam tanpa membalas pertanyaan yang diajukan Gio.
"Kok gak dijawab, Ga? Gak mau jawab atau gak bisa jawab? Dirga Dirga, pertanyaan gitu aja lu gak bisa jawab" ejek Gio.
"Cukup. Kalo emang Dirga gak mau jawab, lu gak usah desak Dirga buat jawab. Lagian lu mikir gak sih, bisa aja Dirga gak jawab karena itu hal pribadi?" tekan Jevano sambil menahan amarahnya.
"Kenapa? udah jadi so pahlawan ya sekarang lu mentang mentang jadi ketua" Gio berjalan selangkah mendekat pada Jevano. "Lu yang bikin rencana ini semua'kan?" tatapan mata itu menatap tajam kearah Jevano.
"Apa?" raut wajah Jevano terlihat tidak mengerti seakan meminta penjelasan.
"Lu yang terakhir ngomong sama Dirga kemarin malam'kan? Beraninya lu berbuat licik seperti itu untuk mengambil alih kedudukan Avaross!" tangannya mencengkram kuat kerah baju Jevano serta matanya yang melebar penuh amarah.
"Jaga ucapan omong kosong lu. Untuk apa gua ngelakuin hal itu?" Jevano berusaha melepas kasar tangan Gio.
"Brengsek" tangannya yang mengepal kuat itu akan melayang ke arah wajah Jevano, namun, Dirga tiba tiba berbicara membuat Gio menahan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVAROSS : Pistanthrophobia
Teen FictionApakah masih ada harapan? Apa yang harus kamu lakukan jika cintamu akhirnya pergi meninggalkanmu karena kebohongannya yang tak menerima hadirmu? ••• Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir diwaktu yang salah, kamu sudah terikat janji pe...