Senin pun tiba, Calysta baru sampai di sekolahnya. Ketika dia masuk ke dalam sekolah, muka Calysta berubah kesal. Pasalnya Rey tak sengaja menabrak Calysta sehingga air yang Rey bawa tumpah mengenai rok yang dipakai Calysta.
"Reyyyy!! Basahkan jadinya rok Caca" kesal Calysta sambil mengusap-usap rok bagian basahnya.
"Maaf, Ca, Rey gak sengaja" ucap Rey.
"Terus gimana? Rok Caca basah, mana gak bawa salinan lagi. Kamu ya Rey pagi pagi udah buat kesal aja!" Gerutu Calysta sebelum pergi melangkah menuju kelas.
Sampai di kelas dia langsung mangambil tempatnya di sebelah Nabila.
"Kamu kenapa, Ca? Pagi pagi muka kaya baju gak di setrika" ledek Sinta.
Calysta hanya mendengus kesal mendengar ledekan Sinta.
Bel tanda masuk berbunyi. Tak lama muncul Bu Yuna guru ipa yang banyak tak banyak disukai oleh beberapa murid. Karena materi yang dijelaskan Bu Yuna terbilang tidak terlalu banyak, selebihnya Bu Yuna selalu menceritakan kehidupan keluarganya yang membuat para murid mengantuk, seolah olah materi dan cerita yang diberikan Bu yuna layaknya ramuan obat tidur.
Bu Yuna memulai pelajarannya dari A sampai Z tak lupa dengan campuran cerita kehidupan Bu Yuna. Di akhir pelajaran Bu Yuna memberi tugas kelompok. Masing - masing kelompok terdiri dari dua orang siswa.
Sialnya Calysta satu kelompok dengan Rey. Sehingga Calysta melayangkan protesnya pada Bu Yuna.
"Bu, saya boleh usul. Saya tidak mau satu kelompok dengan Rey" ujar Calysta sambil menatap tidak suka ke arah Rey.
"Usulnya gak bisa ibu terima, Calysta. Tadi'kan udah sepakat pembagian kelompoknya dipilih ibu biar adil" ujar Bu Yuna.
"Tapi Bu-" lanjut Calysta.
"Udah dong, Ca, terima aja. Gitu banget gak mau sekelompok sama Rey" ujar Widya dengan nada tak suka.
"Gimana, Caca? Sama Rey aja?" tanya Bu Yuna.
"Ya udah bu, Caca sama Rey aja" ujar Calysta dengan lesu.
Terdengar suara kekehan mengejek Calysta dari ujung kelas. Siapa lagi kalau bukan Rey-Membuat Calysta semakin ingin memusnahkan Rey dari dunia ini.
"Lu harusnya bersyukur bisa satu kelompok sama Rey"
Calysta memalingkan wajahnya ke samping dan melototkan matanya pada Sofia.
"Ehehehe becanda, Ca, becanda.." Sofia langsung bergidik ngeri melihat tatapan mata Calysta.
"Apa yang harus disyukurin? Yang ada gua yang ngerjain tugasnya, mana bakal dia ngerjain yang ada pasti diem terus main hp" ujar Calysta kesal.
"Tenang, Ca, lu jangan kesal dulu. Rey yang buat, Rey yang kerjain, sebagai permintaan maaf Rey yang tadi" celetuk Rey yang entah sejak kapan sudah berada diantara mereka.
"Bener ya? Awas aja kalau bohong Caca colok matanya!" ancam Calysta.
"Sumpah, Ca, serius" Rey mengangkat sebelah tangannya sambil menunjukkan angka di jarinya bertanda dia tidak akan berbohong.
"Oke kalau gitu, sepakat" ucap Calysta seraya membereskan buku-bukunya.
"Udah kelar'kan? Ayo ke kantin, gua lapar" ajak Sinta yang sejak tadi sudah berdiri di ambang pintu kelas.
"Ayo - ayo. Sekalian mau cap cowo cool, ya itung-itung cuci mata" ujar Nabila.
"Cowo terus yang dipikirin" sindir Calysta yang asyik memainkan ponselnya.
"Pas udah ada cowo yang deketin, ditolak mentah mentahan" timpal Sinta sambil menahan tawanya.
"Nanti nangis AHAHA" ejek Sofia dan Sinta secara bersamaan membuat ke duanya pun tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVAROSS : Pistanthrophobia
Novela JuvenilApakah masih ada harapan? Apa yang harus kamu lakukan jika cintamu akhirnya pergi meninggalkanmu karena kebohongannya yang tak menerima hadirmu? ••• Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir diwaktu yang salah, kamu sudah terikat janji pe...