2 . Hari Pertama

30 6 1
                                    

Semalam, Lona asik mengobrol dengan kedua teman barunya, Echa dan Freya. Mereka saling bertukar cerita mengenai kehidupan masing-masing sebelum pindah ke asrama ini.

Sebelum larut, obrolan dihentikan dan Lona mengajak kedua temannya itu untuk beristirahat.

Paginya, Lona bangun lebih awal dari yang lain karena dirinya masih beradaptasi dengan tempat yang baru sehingga semalam tidur Lona tidak begitu nyenyak.

Suara ketukan membuat Lona turun dari kasurnya dan berjalan ke arah pintu. Tangan Lona terhenti saat akan meraih knop pintu karena merasa ada benda yang diinjaknya. Lona menatap ke lantai, tepat dibawah kakinya ada beberapa lembar kertas tergeletak di sana, ia perkirakan dimasukkan lewat sela bagian bawah pintu.

Lona mengambil tiga lembar kertas yang ternyata isinya sama, jadwal kelas mereka selama seminggu. Di bagian atas jadwal tertera nama kelas mereka dan Lona serta kedua rekan kamarnya berada di kelas yang sama.

Jadwal milik Echa dan Freya baru diberikannya setelah mereka bangun dan mandi.

"Sepertinya untuk minggu pertama masih dalam perkenalan." Ucap Freya menatap jadwal miliknya.

"Yang penting aku berada di kelas yang sama dengan kalian, teman-teman yang sudah kukenal." Timpal Echa.

"Kamu benar, syukurlah kelas kita tidak dipisah." Lona memasang senyuman.

Menjelang jam sarapan, Lona dan kedua temannya sudah berganti seragam. Kemeja putih dengan blazer maroon kotak-kotak dan dasi serta rok rempel selutut dengan motif dan warna yang sama. Begitu siap, Echa mengajak berpindah ke ruang makan. Ketika masuk, seluruh siswa baru sudah menempati setiap meja makan, Lona mengambil satu meja yang masih kosong untuknya, Echa dan Freya.

"Aku akan mengambilkan sarapan kita." Echa pergi sejenak disusul Freya yang mengatakan akan membantunya.

Saat Lona sedang sibuk melihat layar ponselnya, Echa kembali bersama Freya membawa sarapan, namun Echa terlihat buru-buru.

"Ada apa?" Lona menatap heran Echa yang sudah duduk di hadapannya.

"Itu--"

"Katanya dia melihatmu dalam wujud laki-laki." Timpal Freya menyuarakan apa yang akan dikatakan Echa.

"Hah?! Maksudnya--"

"Lona, kamu datang ke sini benar sendirian?" Tanya Echa memotong ucapan Lona.

"Bersama kedua orang tuaku."

"Bukan, maksudku apa ada siswa baru lain yang bersamamu?"

"Tidak ada, aku kan sudah cerita kalau hanya sendirian. Apa kamu menganggap aku bohong?"

"Bukan begitu Lona--"

"Kamu meragukan cerita Lona?"

Echa menatap sebal Freya, "Aku sedang tidak melakukan itu, hanya saja tadi-- kamu lihat sendiri tadi kan Frey? Mereka terlihat mirip!"

"Lalu kenapa? Kamu tidak tahu kalau ada yang mengatakan kita memiliki tujuh kembaran di dunia ini, dan mungkin saja dia salah satu kembaran Lona?"

"Entah kenapa aku ragu dengan ucapanmu Frey."

"Aku akan tunjukkan artikelnya nanti."

"Tidak perlu, terima kasih."

"Guys," Panggil Lona pada kedua temannya, "Kalian sedang membicarakan siapa? Aku tidak paham. Kembaran apa?"

"Tadi Echa melihat seorang siswa yang wajahnya persis sepertimu." Terang Freya, "Hampir saja dia salah menaruh sarapannya karena terlalu terkejut."

"Aku terkejut karena kamu mengatakan kalau kamu anak tunggal dan tiba-tiba ada yang memiliki wajah persis sepertimu lalu dia seorang laki-laki!"

Special ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang