"Tunggu!" Lona menahan pergelangan tangan William saat melewati lorong sekolah yang sedang sepi. Setelah jam pertama tadi, William langsung meninggalkan kelas tanpa kembali menegur Lona untuk sekedar menjelaskan.
Echa yang sudah diselimuti rasa penasaran, menyuruh Lona yang tetap diam di kursinya untuk mengejar William meminta penjelasan. Echa dan Freya sengaja tidak ikut agar Lona dapat bertanya pada William, keduanya menunggu hasil cerita.
Lona segera keluar kelas, mengikuti William hingga di tempat yang aman untuk bertanya padanya.
"Ada apa?" Tanya William.
"Apa maksudmu tadi? Kenapa kamu mengatakan kalau aku adikmu dan kenapa nama belakangku Dawson?! Aku Willona Stewart! Bukan Willona Dawson!"
"Aku akan jelaskan, namun tidak di sini." William menggandeng tangan Lona dan mengajaknya pergi. Lona menurut begitu saja, entah mengapa walau baru bertemu namun Lona merasa sudah percaya pada William.
"Aku tahu kamu akan mengejarku, jadi aku sengaja melewati lorong ini." Ucap William selagi membawa Lona. Keduanya berhenti di depan sebuah pintu bercat abu-abu. Tanpa mengetuk, William membuka pintu tersebut, membawa Lona masuk.
Seorang pria paruh baya dengan usia sudah memasuki kepala empat namun tetap terlihat gagah dan tampan sedang duduk di sebuah kursi kerja dibalik mejanya. Sebuah papan nama terpajang di sana.
Aaron Dawson
Nama belakang yang sama dengan laki-laki yang membawa Lona masuk ke ruangan ini.
"Kamu berhasil membawanya Liam?" Ucap Pria itu dengan senyuman hangat. Pria bernama Aaron itu menatap Lona, "Lama tidak bertemu, Willona Dawson, putriku."
"Sebentar," Lona melepas genggaman Liam di tangannya, "Tolong jelaskan ada apa ini? Kenapa aku bisa menjadi Willona Dawson? Namaku kan Willona Stewart?!"
"Stewart merupakan nama pria yang aku percaya untuk mengasuhmu sejak bayi."
"Hah?!" Willona terlihat semakin bingung.
"Akan kujelaskan secara jelas agar tidak ada yang membuatmu bingung."
Liam menuntun Lona agar duduk di kursi, begitu pula Liam di samping Lona.
"Baiklah akan kujelaskan. Saat usia kalian masih beberapa bulan, Lona sedang dalam kondisi kurang sehat. Aku dan Jemima, Mama kalian, tidak tega melihat Liam yang kurang kami perhatikan sehingga kami harus menitipkannya kepada kedua orang tuaku, kakek dan nenek kalian agar dapat dirawat selagi kami fokus untuk kesembuhan Lona.
Malam itu, saat Jemima sedang menjaga Lona, beberapa pria datang menyerang rumah kita. Jemima terpaksa menitipkan Lona pada Stewart yang selama ini Lona anggap sebagai Ayah. Posisiku sedang berada di luar mencari obat untukmu Lona. Beruntung aku sempat meminta beberapa orang terpercaya berjaga dan membantu Jemima menghadapi mereka.
Kamu dibawa pergi ke tempat aman. Kami lega beberapa waktu tidak bertemu, kondisimu membaik. Stewart dan istrinya menjagamu hingga sembuh. Namun kami terpaksa menitipkanmu kepada mereka karena musuh kami hanya tahu Willona adalah anak kami, kami tidak mau Lona kembali dalam masalah. Liam berhasil kami sembunyikan keberadaannya. Sedangkan Lona, kami mengurus semua surat agar semua tahu bahwa namamu adalah Willona Stewart bukan Willona Dawson hingga sudah cukup usiamu untuk diketahui sebagai putri dari Dawson."
Lona terdiam ditempatnya. Semua informasi ini belum dapat sepenuhnya ia terima.
"Maaf mengejutkanmu, kami terpaksa melakukan ini. Semua berkas seperti akta lahir dan keterangan lainnya adalah rekayasa. Berkas aslimu disimpan rapi oleh Jemima. Kami selalu memperhatikan dari jauh perkembanganmu, kami ingin menjemputmu namun situasi belum mengizinkan. Kami tidak sanggup melihat kalian dalam bahaya. Bahkan Liam kami tetap titipkan kepada orang tua kami namun bedanya Liam tahu siapa kami tanpa ada yang tahu siapa Liam karena semua musuh saat itu seperti yang kukatakan tadi tahu hanya Lona anak kami."

KAMU SEDANG MEMBACA
Special Class
RomanceWillona sedikit kecewa karena dirinya tidak dapat masuk ke SMA impiannya. Orang tuanya sudah mendaftarkan dirinya di sekolah lain dan mendapat beasiswa. Awalnya Willona menolak, namun pada akhirnya ia menerimanya. Tidak hanya itu, Willona juga harus...