"Vian." Sapa seorang siswi saat Vian baru saja masuk ke dalam kelas.
"Ya?" Jawab Vian seadanya.
"Kamu mau kah dicalonkan menjadi ketua kelas?" Siswi itu terlihat malu saat menanyakan hal tersebut pada Vian.
"Ketua kelas?" Tatapan Vian teralih pada timnya yang sudah ada di dalam kelas, Freya, Echa dan Evan, ketiganya hanya tersenyum. "Aku--" Ucapan Vian terpotong saat Lona baru saja masuk ke dalam kelas dan berhenti sejenak di dekat Vian.
"Kalian sedang apa di depan pintu?" Lona memasang wajah bingung.
"Oh, maaf." Vian bergeser sedikit.
"Iya tidak apa-apa, aku hanya bertanya kok." Lona tersenyum kecil lalu kembali berjalan menghampiri ketiga temannya yang lain.
"Sepertinya Vian sedang diminta untuk menjadi ketua kelas." Ucap Echa setelah Lona bergabung dengan mereka.
"Ketua kelas?" Lona meletakkan tasnya di kursinya lalu duduk di sana, "Ada pemilihan ketua kelas hari ini?"
"Iya," Jawab Freya, "Tapi sepertinya Vian akan menolak."
Lona menoleh menatap Vian, terlihat Vian meladeni siswi yang bersamanya dengan wajah tanpa ekspresi. "Dari mimiknya sih, kayaknya keberatan."
Freya dan Echa mengangguk bersamaan.
"Tapi sepertinya siswi itu tertarik pada Vian." Terka Echa.
"Dari mana kamu tahu?" Tanya Freya.
"Menebak saja dari gerak-geriknya. Hanya Vian pastinya tidak peduli akan hal itu."
"Aku juga berpikir demikian." Imbuh Lona.
"Di mana Liam?" Pertanyaan Evan membuat Lona menatapnya.
"Tadi katanya mampir dulu ke kantin mau cari minuman, aku diminta duluan ke kelas."
Beberapa detik kemudian, Vian sudah menghampiri mereka dan siswi yang tadi mendatanginya sudah kembali ke kursinya.
"Kamu menolaknya?" Tanya Lona membuat semuanya bingung.
"Lona," Panggil Echa, "Pertanyaanmu seolah Vian baru saja menerima pernyataan cinta."
"Ah!" Lona baru menyadarinya, "Maaf maaf, maksudku--"
Vian tersenyum tipis, "Tidak masalah, aku paham maksudmu. Aku tidak tertarik menjadi ketua kelas, jadi aku tolak."
"Kenapa ditolak? Padahal jarang-jarang ditawari begitu." Echa memanyunkan bibirnya.
"Aku hanya kurang tertarik." Vian beranjak ke kursinya.
Sebelum bel masuk, Liam sudah muncul di kelas dan duduk di samping Lona.
"Ini untukmu." Liam meletakkan sekotak susu strawberry di meja Lona, "Minumlah saat jam istirahat nanti."
Lona tersenyum sumringah dan mengambil kotak susu itu, "Bagaimana kamu tahu kalau aku suka susu strawberry?"
Liam tersenyum, "Aku selalu mengawasimu selama ini, jadi aku tahu beberapa hal yang kamu suka."
"Kamu seperti penguntit adikmu sendiri." Echa memicingkan matanya menatap Liam yang duduk di depan Freya.
"Aku bukan penguntit, aku penjaganya dari jauh selama ini." Liam menoleh dan menatap dengan tatapan datar pada Echa.
"Terima kasih Liam." Ucap Lona membuat Liam kembali menatapnya.
"Sama-sama." Liam tersenyum simpul.
Jam pelajaran dimulai. Pagi ini wali kelas mereka lah yang masuk untuk mengajar, Ms. Davina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Special Class
RomanceWillona sedikit kecewa karena dirinya tidak dapat masuk ke SMA impiannya. Orang tuanya sudah mendaftarkan dirinya di sekolah lain dan mendapat beasiswa. Awalnya Willona menolak, namun pada akhirnya ia menerimanya. Tidak hanya itu, Willona juga harus...