Happy Reading
"LEPASIN TANGAN KALIAN DARI DIA!"Ketiga perempuan itu berhenti dari aksi saling menjambak kala mendengar suara bariton dari seorang laki-laki yang kini berjalan kearah mereka.
Dari kejauhan saja Ana bisa melihat siapa laki-laki itu. Bahkan bukan Ana saja yang tahu siapa laki-laki itu, kedua perempuan itu juga tahu siapa laki-laki yang mulai mendekati mereka.
Wajah kedua perempuan itu berubah menjadi panik. Bagaimana tidak panik? Laki-laki yang kini mulai mendekati mereka itu mantan dari salah satu perempuan itu.
"Hai Alvann," salah satu perempuan itu tersenyum dengan melambaikan tangannya.
Laki-laki yang di panggil 'Alvan' itu tak menghiraukan sapaan perempuan itu. Ia hanya menatap sinis dua perempuan dihadapannya.
Tangganya itu terulur untuk mengelus kepala Ana lembut, "Sakit?" tanyanya.
Ana memajukan bibir bawahnya lalu mengangguk.
"Yuk balik," Alvan menggenggam lingkaran tangan Ana erat, seolah-olah tak mau Ana hilang dibawa makhluk sekolah ini.
Ana mengangguk. Alvan dan Ana kini berbalik meninggalkan dua perempuan yang masih diam ditempatnya.
Saat belum terlalu jauh dari dua perempuan itu, Ana menoleh ke belakang lalu menjulurkan lidahnya.
Wlekkk!
Bibirnya kini bergerak, seolah-olah mengatakan, "Alvan punya gue." Setelahnya, ia kembali menghadap ke depan.
"Mereka tadi siapa, Van?"
"Bukan siapa-siapa. Mereka ngomong apa aja sama lo?"
"Ngomong kalau lo sama Alvin itu mantannya mereka. Emang iya?"
Alvan berdehem.
"Iya. Yang rambutnya agak pendek tadi namanya Oliv, mantannya Alvin. Yang rambutnya panjang namanya Tyala, mantan gue." Alvan menjeda kalimatnya, ia menghembuskan nafas pelan lalu kembali berkata, "Gue sama Alvin punya hubungan sama mereka sejak kelas delapan SMP. Tapi, waktu kelas sepuluh ada sesuatu yang bikin hubungan kita gak baik, dan semua itu ulah mereka."
Melihat perubahan raut wajah Ana, Alvan kembali berujar, "Tenang, mereka cuman masalalu kita. Lo masa depan."
Mendengar ujaran Alvan, Ana bergidik geli.
"Oiya, lo kok bisa disini?" tanya Ana.
"Tadi... "
•••••
Di lapangan basket indoor, Miya tampak gelisah karena sudah sepuluh menit Ana belum juga kembali. Ia sudah menghubungi Ana beberapa kali, tapi hanya suara operator yang terdengar.
Ia ingin menyusul Ana ke toilet, tapi sisi kanan dan sisi kirinya sudah penuh dengan para penonton sehingga tidak memungkinkan untuk dirinya keluar.
Tidak ada pilihan lain, Miya mengirim pesan ke Alvan melalui Whatsapp.
Miya:
Ana drtd blm balik.
Lo susul ana ya, gue mau nysul tp bangku dh pnuh org.
_______________Disisi lain, Alvan yang sedang menggenggam ponselnya mengerutkan keningnya saat ponselnya bergetar. Ia mengecek ponselnya yang ternyata ada chat masuk dari Miya. Ia membaca pesan dari Miya.
Tanpa menjawab pesan dari Miya, ia mematikan ponselnya dan beranjak dari duduknya.
"Gue ke toilet dulu," pamitnya ke teman-temannya.
Tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya, ia langsung berlari keluar dari lapangan. Berjalan melewati koridor hingga matanya melihat jelas ada tiga perempuan yang saling jambak-jambakan.
Dari kejauhan dia bisa melihat jelas siapa tiga perempuan itu. Ia mempercepat langkahnya.
"LEPASIN TANGAN KALIAN DARI DIA!"
•••••
Alvan menceritakan secara detail. Karena terlalu asik bercerita, mereka tidak tahu kalau sudah berada didepan lapangan basket.
"Yuk masuk," ucap Alvan yang diangguki Ana.
Alvan dan Ana melangkah memasuki lapangan basket. Setelah memasuki lapangan, mereka berjalan berlawanan arah, Ana kekiri sedangkan Alvan kekanan.
Ana kembali ke bangku penonton yang tadi ia tempati, sedangkan Alvan kembali ke tempat teman-temannya.
Final basket sudah akan dimulai. Tim basket SMA Cempaka dan Tim basket SMA Galaxy menuju ke tengah-tengah lapangan. Yaa, seperti ucapan Alvin waktu di kantin, pertandingan basket antara SMA Galaxy dan SMA Tirtamulia tadi dimenangkan oleh SMA Galaxy.
Pertandingan dimulai. Bola didominasi tim basket SMA Galaxy. Salah satu pemain basket SMA Galaxy menggiring bola mendekati ring lawannya dengan lincah dan berhasil mencetak skor pertama.
Sorak sorai dari penonton memenuhi lapangan basket. Dan lagi-lagi tim SMA Galaxy sudah banyak mencetak skor, membuat tim SMA Cempaka kalah telak. Tim SMA Galaxy sangatlah lincah-lincah.
Tapi tenang, saat tim basket SMA Cempaka mendapat sorakan semangat dari para pendukung dan sahabat perempuannya di tribun, mereka kembali bersemangat untuk merebut bola dari lawan.
Tim basket SMA Cempaka kini berhasil menyamakan skor dengan lawan, membuat para penonton menatap tegang arah lapangan. Bagaimana tidak tegang? Waktu hanya tinggal hitungan detik, dan kedua tim masih setia untuk berebut bola.
Di tengah lapangan, Alvan yang baru saja menerima bola melemparkan bola dari tempatnya. Para penonton membulatkan matanya, bola itu tidak akan masuk ke ring, kan?
Tapi tebakan mereka salah. Bola dengan sempurna memasuki ring tanpa hambatan. Sorakan kagum semakin terdengar. Hingga akhirnya peluit tanda berakhirnya pertandingan berbunyi. Final pertandingan basket dimenangkan oleh SMA Cempaka.
Kedua tim basket itu saling bersalaman, memberi selamat dan semangat. Tidak ada kata permusuhan di kedua tim itu, kalah menang bukanlah apa-apa bagi mereka.
Ana dan teman-temannya bangkit dari duduknya dan berlari ke arah lapangan untuk memberi ucapan selamat untuk mereka, bahkan seluruh siswa dan siswi dari kelas XI IPS 2 juga berlarian menuju lapangan.
"Woahhh, selamatt. Menang gaisss!!" seru Lexa yang mendapat sorakan gembira dari yang lainnya.
Seluruh siswa siswi dari SMA Cempaka kini saling berpelukan, menyalurkan rasa gembira atas kemenangan tim mereka. Tentu saja dengan Ana yang berada di dalam pelukan Alvan dan Alvin, seakan-akan hanya mereka yang boleh memeluk gadis itu.
Tanpa disadari ada dua perempuan yang menatap cemburu ke arah lapangan.
________________________
Ayo dong votmennya>.<
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND TWINS (On Going)
Roman pour Adolescents[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [VOTE DAN KOMEN] Seorang gadis bernama Riana Aileen Barnessa yang dicintai oleh saudara kembar yang bernama Alvano Mahavir Adibrata dan Alvino Mahavir Adibrata. Siapa salah satu dari mereka yang akan menjadi kekasih dari...