---someone's pov---
kulihat ada anak kecil yang sepertinya lebih muda dariku merenung sambil duduk di ayunan. pandangan ku sungguh tak bisa lepas darinya
ia benar-benar seperti cahaya dalam kegelapan, di tempat segelap ini bahkan aku masih bisa menyadari keberadaan nya.
'benar-benar sangat mencolok'.
"tuan muda, kau belum ingin pulang?" tanya salah satu anak buahku. aku hanya diam, lalu mengambil sebuah kaleng berisi soda dan menghampirinya tapi ia tidak sadar akan kedatangan ku
dilihat dari dekat, wajahnya sangat cantik, tangan nya juga lebih kecil dari ku. seperti sebuah kaca yang sangat rapuh.
aku memberi nya minuman kaleng, tapi tak sengaja menyentuh wajahnya. dia terlihat sangat terkejut dengan apa yang ku lakukan
"horaa, kenapa kau berada disini malam-malam begini?" tanyaku, tapi sepertinya pertanyaan ku tidak tepat untuk situasi saat ini.
karna itu membuat ekspresi nya jadi berubah. namun ia hanya terdiam tak berbicara apapun
"anu maaf, apa kau baik-baik saja?"
dia masih saja tidak menjawabku, apa aku terlihat seram sehingga membuat anak sekecil ini ketakutan?
“....”
"jadi kau mengabaikanku, wahai gadis kecil?" ujarku yang mencoba membuat nya menoleh
akhirnya ia melirikku, “aku bukan perempuan, bodoh!” namun aku malah membuatnya kesal.
jujur saja aku tidak bermaksud begitu, dia hanya terlalu imut sehingga membuatku jadi seperti ini, seolah aku sedang tidak menjadi diriku sendiri
"etto, aku hanya ingin memberi mu minuman kaleng. apa kau mau?"
aku yakin dia tidak akan bilang 'tidak', lagipula mana mungkin ada manusia yang menolak sekaleng soda?
“[Name] tidak mau. kau pergi saja” uh sayang sekali dia malah mengusirku, bahkan menolak tawaranku?
'dasar orang rendahan. padahal aku sudah sebaik ini pada nya, tapi bocah ini berani menolakku?' batinku memaki sesosok orang yang baru saja menolakku
---back to author's pov---
saat ini [Name] masih merasa sedih, sehingga ia tidak mempedulikan apapun di sekitarnya. ia hanya memikirkan kakaknya
apa kakaknya sudah makan? apa ia tidur dengan nyenyak? itulah yang [Name] pertanyakan. dia sangat berharap kakaknya baik-baik saja
“sial, aku merasa lapar...apa aku akan berakhir seperti itu? aku ingin pulang...”
---------
"gomennasai- gomennasai! Anya hanya ingin menggambar, itu saja" ucap gadis yang memegang sebuah pensil
tetapi beberapa orang misterius melarang gadis kecil itu untuk melakukan hal-hal yang ia sukai.
"kau harus tetap kembali ke lab, Anya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My new Mom? || spyxfamily - male readers . Indonesian language
Fanfictioncuaca hari ini benar-benar dingin sampai membuatku menggigil. tapi siapa sangka keberadaaanku tak sengaja di temukan oleh seorang gadis yang memakai pakaian penuh bercak darah?! hei kenapa pakaian mu kotor begitu? ugh. namun aku tidak boleh lengah...