Chapter 1 : Rules Rumah Tangga

1K 153 21
                                    

"Jasmine, saya tunggu di meja makan." suara dingin itu terdengar dari luar. Jasmine menghela nafas panjang, babak baru dimulai.

'Semangat Mine'

Setelah selesai resepsi pernikahan, tanpa babibu suaminya mengajak langsung pulang ke apartement. Bahkan ia hanya diberi kesempatan 30 menit untuk berganti dari gaun panjang dan berat menjadi baju layak pakai untuk digunakan ke tempat penginapan baru baginya.

Sialan.

Rutuknya di dalam hati. Apa tidak bisa ditunda besok diskusinya? Memang masih jam 8 malam, namun tulang-tulang jomponya berteriak minta diistirahatkan sebentar.

Dengan berat hati, Mine keluar dari ruangan kecil yang menjadi kamar pribadinya selama tinggal disini. Berjalan ke arah meja makan dimana sosok pria dengan rahang tegas dan mata tajam itu berada.

"Duduk Jasmine." perintah Jandrino sembari bermain ponsel.

"Call me Mine, and i call you my lover.."

Jandrino berdecak, melirik sekilas perempuan yang tak disangka menjadi istrinya. "Saya minta kamu duduk, bukan bernyanyi."

"Saya juga minta kamu panggil nama singkat saya, bukan nama lengkap seperti di KTP!"

"Jasmine, saya tahu kamu pasti capek. Maka dari itu tolong kerjasamanya."

"Okei," Mine mengibas rambut panjangnya. Menarik kursi untuk duduk, dan siap berdiskusi kepada Bapak Jandrino si arsitek yang terkenal karena tampannya. "Mas Jan, saya sudah duduk lho. Terus kamu main ponsel." lanjutnya memprotes.

Jandrino meletakan ponselnya dengan terbalik. "Nggak perlu memanggil saya dengan embelan mas, karena saya bukan kakak kamu."

"Tapi kamu suami saya, jadi sama aja." balas Mine menyebutkan posisi laki-laki didepannya.

Jandrino menyerahkan selembar kertas yang sudah di tulis, memberi kode mata agar Jasmine langsung membaca.

Aturan di dalam Rumah Tangga
Jandrino dan Jasmine

1. Kebebasan. Baik saya atau kamu bebas dalam segala hal. Saya nggak akan mengurusi kehidupan kamu, begitu pun kamu jangan pernah mengurusi kehidupan saya.

2. Tidak ada nafkah batin.

Jasmine memutar mata malas, aturan sialan yang pernah dibacanya selama ia hidup. Sosok suami seperti apa yang dipilihkan orangtua untuknya? Mamanya bilang dia adalah pria yang baik, tapi pernikahan mereka belum ada 24 jam, pria itu sudah berani menurunkan surat aturan yang tak masuk akal.

Malas berdebat, Mine membuka tutup bolpoin yang sudah disediakan dan langsung membubuhkan tanda tangan cantiknya di atas matrai. "Ini kan yang kamu mau?" tanyanya sembari menyerahkan kertas tersebut.

Jandrino mengangguk dan merasa syukur, perempuan didepannya tidak ribet. "Ini kartu ATM untuk keperluan apartement sekaligus makanan kucing."

"Saya akan mentransfer sebulan sekali. Untuk itu, jangan boros." tambah Jandrino menekan kalimat akhir. Ia sangat tahu, betapa borosnya wanita ini.

Sangat mubazir dan dirinya tidak ikhlas bila hasil kerja kerasnya menjadi tak berguna, mungkin lebih ke tidak suka karena yang menjadi tanggung jawabnya adalah perempuan yang ia tidak cintai sama sekali.

"Yang saya dengar, semakin boros keperluan istri atas hasil suami, maka rezeki untuk suaminya tak akan henti." ujar Jasmine menatap lawan bicara.

"Kamu hanya istri di depan keluarga dan di catatan KUA, selebihnya kamu adalah manusia asing yang saya izinkan tinggal disini."

JatukramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang