!WARNING!
— SENSITIVE CONTENTS ; pedophilia and
sexual harassment. ——
Awalnya, Aku benar-benar bahagia hidup di Kota yang berada dipinggir lautan ini. Ibuku sangat menyayangiku, aku mempunyai banyak teman yang selalu melakukan apa saja untukku.Orang-orang disini selalu memujiku karena aku sangat tampan. Bahkan, tidak sedikit yang menyebut wajahku cantik.
Aku sangat senang. Semua orang benar-benar menyukaiku.
Kota tempatku tinggal ini termasuk Kota yang sangat damai. Orang-orangnya ramah, bahkan Walikota pun selalu berkeliling Seminggu sekali hanya untuk menyapa para penduduk.
Semuanya sangat baik, sampai orang yang berasal dari luar Kota pun selalu diterima disini.
Sampai suatu hari, hal yang menghancurkan hidupku pun datang.
Saat itu, Kotaku— Kota Ocena sedang mengadakan Festival yang diadakan setahun sekali.
Dari anak-anak hingga orang dewasa akan mengenakan kostum yang unik. Aku masih sangat ingat, Ibu ku membuatkanku kostum Vampire jahitannya sendiri.
Ya, Ibu adalah seorang penjahit yang cukup terkenal di Kota ini.
Aku sangat sangat sangat senang saat Ibu memakaikannya untukku.
Dan saat Festival, aku berkeliling menghampiri hampir setiap orang yang ada disini untuk memamerkan kostumku. Dan setiap orang yang aku hampiri juga pasti memuji dan memberiku coklat yang sangat enak.
Oh iya, tentang Ayahku, sebelum Ibu menjadi penjahit, Ayah bekerja sebagai Nelayan.
Dan, takdir seseorang itu memang kebanyakan tidak bisa dihindari, ya?
Termasuk kematian.
Saat usiaku baru tiga tahun, Ayah dan para rekan Nelayannya menghilang ditengah lautan saat tiba-tiba badai datang. Sampai sekarang, mereka serta kapalnya tidak bisa ditemukan sama sekali.
Aku hanya tahu wajah Ayahku dari foto yang dipajang di Ruang tamu.
Baik, kembali ke topik awal!
Aku bersama dengan teman-temanku saat itu sedang bermain lempar ring kayu, suasana di Festival ini sungguh meriah dan ramai dengan tawa.
Sampai akhirnya, semua orang langsung terdiam. Atensi kami tertuju pada seorang Pria yang berlari tergesa-gesa ke tengah Festival.
Nafas orang itu terengah-engah, wajahnya memerah, dan keringat bercucuran didahinya. Dia menelan ludah, menarik nafas— akan segera berteriak.
"Ada orang yang terdampar dipinggir laut! Kondisinya benar-benar kritis!" Seru Pria itu.
Semua orang terkejut dan panik, mereka lalu dengan kompak berjalan menuju pinggir laut— ingin melihat orang yang terdampar. Aku dan teman-temanku yang penasaran pun ikut.
Disana, ternyata sudah ada tenaga medis yang mengangkut orang tersebut. Aku berusaha menyodok barisan para orang-orang yang penasaran agar bisa melihat lebih dekat.
Bisa kulihat, wajah orang itu benar-benar babak belur.
Pria itu diketahui bernama Jimmy, dia mengaku tidak ingat sedikitpun kenapa tiba-tiba bisa terdampar disini.
Pak Walikota memang sangat baik, dia mempersilahkan Jimmy untuk tinggal di Kota ini.
—
Jimmy mengaku jika pekerjaan sebelumnya adalah Guru. Jadi, dia mendapat izin untuk mengajar para anak-anak disini.
Sejujurnya, aku sangat menyukai sifat Jimmy saat itu. Dia selalu memberikan perhatian lebih padaku, aku jadi merasa spesial.
"Younghoon, apa kau ada waktu sepulang Sekolah?" Tanya Jimmy saat Aku baru saja ingin menggendong tas.
"Memangnya kenapa?"
"Aku ingin mentraktirmu di Kedai makanan yang baru buka itu, ini adalah hadiah karena kau mendapat nilai 100 untuk ujian Matematika. Kau mau?"
Aku yang saat itu masih kecil hanya bisa mengangguk dengan semangat.
Seandainya saja aku menolak ajakan Jimmy, mungkin hal menyeramkan ini tidak akan pernah terjadi.
Jimmy berjanji akan mentraktirku ke Kedai, kami pergi menggunakan sepeda. Tapi saat Kedai sudah didepan mata, Jimmy malah terus mengayuh sepedanya, membuat Kedai itu terlewat begitu saja.
Aku mengernyit, "Jimmy, Kedainya disitu!" Seruku sambil menunjuk tempat yang dimaksud.
Tetapi, Jimmy hanya diam.
Aku bingung, Jimmy terus membawaku menjauh dari pusat Kota.
Akhirnya, kami berhenti di pinggir laut yang sangat sepi, perasaanku mulai tidak enak.
"Kenapa kau membawaku kesini? Kau ingkar janji!" Protesku kesal.
Jimmy yang biasanya selalu tersenyum itu entah kenapa menatapku dengan tajam sekarang, dia mulai mendekat kearahku, membuatku sedikit ketakutan.
"A-apa kau ingin memukulku? Aku tidak tidak berbuat salah!"
Pria itu tidak bicara apapun, tiba-tiba dia membuka celananya, membuatku terkejut dan makin ketakutan.
Aku mencoba untuk lari, tapi Jimmy sudah lebih dulu menangkap tanganku.
"Lepaskan aku!"
Tentu saja aku memberontak.
Namun, aku hanyalah seorang anak kecil berusia 9 tahun yang sedang melawan kekuatan Pria dewasa yang umurnya sudah 20 tahunan.
Jimmy mendorongku hingga tersungkur, dia lalu membuka paksa pakaianku.
Aku ingin sekali berteriak meminta pertolongan siapapun yang mendengar, tapi tidak bisa.
Suaraku seakan tertahan di tenggorokan, aku bahkan hanya diam membeku. Mataku terpejam, tak mau melihat apapun yang dilakukan Jimmy padaku.
Aku tidak ingin menceritakannya lebih jauh.
Yang pasti, setelah melakukan perbuatan bejat itu, Jimmy langsung kembali memakai celananya.
Dia menatapku sambil tersenyum mengejek. "Aku akan segara memanggil teman-temanku ke Kota ini, kau bersiap-siaplah."
Lalu,Pria itu langsung pergi menjauh.
Yang bisa aku lakukan sekarang hanya memakaikan tubuhku yang lemas ini pakaian.
Aku meringis, bagian belakangku sangat sakit.
Aku terduduk diam, netraku terus memandang ombak dan langit yang sudah mulai menggelap. Pikiranku kosong, tanganku tidak bisa berhenti bergetar.
Akhirnya, aku menangis.
Aku sangat takut.
Aku takut bertemu lagi dengan Jimmy.
Aku takut untuk pulang dan bertemu Ibu dengan penampilan berantakan seperti ini.
Aku benar-benar ingin mati.
ಥ_ಥ
ga tega ngetiknya :((((((((
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] BOOKS OF CIRCUS : The Secret Of The Charming Maestro ✔️
Fanfiction[ buku pertama dari series BOOKS OF CIRCUS ] Jadi, kenapa para gadis yang dipilih untuk pergi ke Apartemen Maestro itu selalu berakhir menghilang? [ 2022 ]