Semua mata dan puja-puja hanya tertuju pada satu entitas manusia. Berpakaian rapi dan kasual ciri khas dosen muda, rambutnya sedikit panjang namun ditata rapi. Satu buku tergenggam erat di tangannya, langkahnya tegas berkharisma. Definisi tampan, mapan, dan idaman kaum muda—adam & hawa."Pak Yoongi, kapan ngajar di kelas kami, Pak!" seru beberapa gadis dengan lantangnya. Yoongi yang kebetulan mengobrol dengan teman dosennya mendecih lirih dengan kekehan tipis. Kepalanya menggeleng-geleng tak percaya dengan seruan beberapa mahasiswi dari fakultas sebelah. Yoongi tahu, sebab mereka menggunakan almamater berbeda dari fakultas Arsitektur yang diampunya.
"Ya, ampun. Pak Yoongi senyum guys ... ganteng banget sumpah! Nggak tahu pusing," seru salah satu gadis.
Sosok pemuda berdiri di belakang para gadis yang masih sibuk melemparkan pujian ke arah Yoongi di depan sana.
"Cih, ganteng darimananya? Level kegantengan kalian segitu doang, ya?"
Beberapa gadis itu menoleh ke belakang sembari melempar pandangan sinis ke arah pemuda yang memakai hodie hitam. Ganteng, sih, tapi pak Yoongi tetap nomor satu untuk mereka.
"Apa?" seru pemuda itu menantang, "Gue ngomong apa adanya tuh." Kemudian bertambah lagi beberapa kepala yang menoleh ke arahnya dengan tatapan melotot dan galak.
"Taehyung, jangan cari gara-gara," sahut teman Taehyung sambil menarik-narik lengan Taehyung agar kawannya itu berhenti bicara.
"Berisik lo! Pergi sana!" usir gadis-gadis itu kepada Taehyung. Taehyung menjulurkan lidah dan mengejek mereka sampai di mana tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Yoongi yang entah sejak kapan menatap ke arahnya.
Taehyung mendengus lalu menarik tangan Hoseok, kawannya, untuk pergi. "Gue laper. Kantin, yuk!"
"E-eh ...."
"Lo suka banget bikin gara-gara sama fans kacang gorengnya pak Yoongi."
Taehyung mengangkat bahu acuh. "Nggak ada apa-apanya kok dipuja-puja. Udah gila mereka," ucap Taehyung. Langkah keduanya terhenti, sebab Yoongi sudah berdiri di depan menghadang jalan keduanya dengan kedua tangan tersarung santai dalam kantong celana.
"Eh, Pak, ada apa?" tanya Hoseok, sedangkan Taehyung mendengus sambil membuang pandangan ke mana saja asal tidak bertemu pandangan dengan Yoongi.
"Taehyung," panggilnya yang membuat Taehyung tercekat lalu dengan patah-patah menatap ke arah Yoongi. "Kamu ada hafalan sama saya setelah ini. Nggak lupa, 'kan?"
Hafalan apa anjir?? Wah, ngaco ini dosen. Lagi mabok apa gimana?
Hoseok yang merasakan aura kecanggungan memilih pamit diam-diam dan meninggalkan Taehyung dengan perasaan campur aduk.
Melihat situasi kini hanya tinggal berdua, Yoongi melangkah maju untuk lebih dekat. Taehyung tergagap di tempatnya berdiri.
"P-pak Y-Yoongi mau ngapain, sih?" tanya Taehyung gugup sampai tidak sadar tubuhnya merapat pada dinding gedung kelas. Yoongi menghela napas, berdiri hanya dengan jarak satu jengkal di depan Taehyung. Lalu perlahan kepalanya mulai mendekat ke arah wajah Taehyung. Taehyung yang gugup setengah mati menutup kedua matanya. Yoongi tersenyum tipis lalu—
TAK!
"A-Akh!" Taehyung mengaduh, sebab kepalanya dipukul dengan buku. "Apa sih?"
"Lain kali kalau berangkat bukunya dicek," kata Yoongi sambil mengulurkan buku tugas yang seharusnya Taehyung kumpulkan hari ini. "Nih."
"H-Hah." Yoongi lantas pergi meninggalkan Taehyung dalam kebingungan, setelah buku perpindah tangan ke tangannya. "Nggak jelas lo!" seru Taehyung kesal.
Faktanya ... dosen muda yang digilai seluruh mahasiswi itu adalah suami Taehyung sejak tiga bulan lalu.
[....]
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dosen
FanfictionKisah Dosen dan Mahasiswa yang terlibat perjodohan keluarga. • top Yoongi x bottom Taehyung • Marriage x College Fanfict