• who? •

1.2K 119 21
                                    


"Anjir, lo ke Paris? Gila, duit dari mana lo?" seru Hoseok di seberang panggilan. "Ternyata diem-diem lo anak sultan, ya, Tae." Taehyung terkekeh. Hoseok memang tidak tahu kehidupan sebenarnya seorang Kim Taehyung itu seperti apa karena memang Taehyung tidak pernah bercerita. Hoseok mana tahu kalau Taehyung adalah keponakan seorang pengusaha di bidang industri music terbesar di Korea. Dan kemungkinan besar Hoseok akan tercengang lalu berteriak heboh jika tahu ternyata Taehyung adalah anak menantu pemilik Yayasan kampus tempat keduanya menimba ilmu.

"Kapan-kapan gue ceritain, ya, Seok. Gue udah mau berangkat nih, maaf ya kalau kesannya gue seolah kabur dari masalah yang kemaren," tutur Taehyung sedih. Di seberang sana Hoseok mengangguk dan paham kenapa Taehyung memiih cara seperti ini.

"Iya, nggak apa-apa. Lo healing aja sampai lo puas dan balik lagi ke Korea dengan selamat, ya."

"Pasti, Seok. Gue pamit. See you when I see you, Seok-ie." Lalu telepon ditutup. Yoongi mengulurkan jus buah yang dibelinya beberapa saat lalu.

"Stroberi?" tanya Taehyung heran, terlebih kini Yoongi juga ikut minum dengan nikmatnya padahal laki-laki itu tidak menyukai jus stroberi. "Mas, kamu 'kan nggak suka stroberi."

Yoongi mengangkat bahu acuh. "Nggak tahu tiba-tiba kepengen aja," katanya.

Padahal setiap kali Taehyung membuat jus itu Yoongi akan protes, makanya Taehyung tidak pernah lagi membuat jus stroberi di rumah. "Makasih, Mas."

Baru meminum satu tegukan Taehyung langsung memuntahkannya kembali. "Huek, Mas, nggak enak banget. Asem, manis, rame rasanya gitu. Huek! Buang, Mas."

"Lah aneh banget kamu! Biasanya beli tiga cup juga kamu mah abis sendiri," kata Yoongi lalu membuang jus itu ke dalam tempat sampah, sedangkan Taehyung melihat suaminya itu meminum habis jus di tangannya sebelum membuang bekas cup kosong itu ke dalam tong sampah.

"Kok jadi ketukar gini sih ...."

Panggilan dari maskapai pertanda Taehyung dan Mama akan segera berangkat. Yoongi memeluk Taehyung dan memberi ciuman selamat jalan di kening.

"Ma, titip Taehyung selama nggak ada Yoongi, ya," katanya sambil usap pipi Taehyung. "Kamu jangan bandel di sana, kalau ke mana-mana ijin Mama dan jangan lupa ngabarin Mas."

Taehyung mengangguk. "Iya, Mas. Kamu juga hati-hati di sini, jangan skip makan."

"Mama jalan dulu ya, Yoon. Kalau kerjaan udah beres langsung susulin Taehyung," kata Mama sebelum ajak Taehyung untuk segera memasuki boarding pass.

Yoongi menatap keduanya memasuki pesawat dari ruang tunggu bahkan hingga pesawat itu lepas landas Yoongi baru beranjak untuk pulang.

...

"Katanya ada dosen pengganti, ya?" tanya seseorang kepada Hoseok yang sibuk melihat-lihat akun social media milik Taehyung dan memberi banyak like dipostingan Taehyung terbaru.

Hoseok menoleh dan menemukan Jihyo duduk di belakangnya. "Tahu dari mana lo?" Jihyo mengangkat bahu acuh dan malah ikut fokus melihat ponsel Hoseok.

"Itu Taehyung? Enak, ya, abis bikin masalah malah liburan. Duit dari mana tuh dia?" nyinyirnya yang membuat Hoseok kesal.

"Yang penting bukan duit bapak lo! Minggat sana!" usir Hoseok emosi. Jihyo mendengus sebal lalu memilih pergi dari sisi Hoseok. "Heran deh anak jaman sekarang masih suka aja ngurusin masalah orang. Ngurusin tuh badan!"

Asyik mendumel sendiri sampai Hoseok tidak menyadari ada dosen baru yang sudah masuk ke dalam kelasnya dan terkekeh mendengar dumelan Hoseok barusan.

"Eh? Saya salah masuk kelas, ya?" tanya Hoseok yang menyadari keberadaan dosen tersebut. Dosen tersebut menggeleng.

"Nggak, kok. Saya memang baru datang dan kelas pertama saya di kelas ini." Dosen itu menarik perhatian. "Halo, selamat pagi. Perkenalkan saya Kim Seokjin, saya dosen baru untuk mata kuliah umum Arsitektur. Salam kenal semuanya. Bisa kita mulai absennya?"

Setelah hampir dua jam mengisi kelas, Pak Seokjin membubarkan kelas dan disambut sorak bahagia. Terlebih Hoseok yang memang selalu mengantuk setiap kali mata kuliah umum. Ditambah lagi tidak adanya Taehyung sang sahabat membuatnya jadi makin terlihat merana.

Hoseok segera keluar mencari Jungkook di fakultas sebelah untuk diajak makan di kantin, lebih tepatnya Hoseok minta traktiran sih. Toh, Jungkook selama ini tidak pernah keberatan jika dengannya. Ya iyalah, Jungkooknya sudah bucin, tinggal kamunya aja yang belom.

"Eh, eh, ternyata pak Seokjin tuh kenal akrab sama pak Yoongi, ya?"

"Temen SMA mungkin?"

"Tapi kenalnya tuh kayak yang udah deep gitu loh?"

"Yang kek mana?"

"Duh, apa, ya? Kalo dari bahasa tubuh kek orang yang udah lama nggak ketemu terus ketemu tapi salah satunya kek yang nggak mau gitu."

"Belibet lo!"

"Pokoknya gitu deh! Terus tadi tuh muka pak Seokjin sedih gitu pas nyapa pak Yoongi tapi dicuekin."

"Lo tau dari mana?"

"Liat sendiri, anjing! Ah, kesel gue ngajakin lo ghibah dari tadi tapi nggak pernah nyambung."

Jungkook yang kesal mendengar dua penggosip di belakang memutar badan. "Mendingan lo berdua yang diem kalo nggak mau gigi lo berdua gue cabutin pake kunci inggris." Hoseok menyemburkan tawa melihat dua penggosip itu memilih kabur dari amukan Jungkook.

"Jangan galak-galak lo. Nggak laku tahu rasa."

"Kan ada lo," kata Jungkook cuek sambil lanjut makan.

"Ah, elah, Kook."

"Nggak usah salting gitu."

"S-siapa yang salting, dih."

"Nggak apa-apa. Keliatan gemes."

JUNGKOOK BANGSATTTTT!!!!!!! teriak Hoseok dalam hati.

Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang