• salah paham •

383 66 12
                                    


"Pak Yoongi." Suara yang tak lagi asing itu terdengar dari balik punggung. Langkah kaki pun mendekat ke arahnya dan tak perlu lagi menebak siapa, Yoongi terlampau hafal harum parfum ini masih sama seperti dalam ingatannya. 

"Saya nggak ada waktu kalau kamu mau bicara omong kosong," kata Yoongi lalu menoleh ke arah seseorang yang berhenti tepat di sebelahnya. "Seokjin."

Seokjin menghela napas. "Tahu dari mana kalau hal yang bakalan gue omongin itu adalah omong kosong?" tanya Seokjin balik menantang.

Yoongi menghela napas panjang. Tidak mau berlama-lama berpijak pada tempat yang sama dengan Seokjin.

"Seenggaknya lo harus denger kejujuran gue, meski lo mikir ini semua bakalan jadi omong kosong buat lo." Kalimat Seokjin mengurungkan niatnya untuk melangkah menjauh. Yoongi berbalik dengan wajah datarnya yang terusik.

"Maksud lo?"

"Cerita kita mungkin udah berakhir, tapi nggak dengan hubungan kita, Yoongi. Maybe we're not a couple anymore, but we've been friends since we were kids." Seokjin menghela napas dengan wajah memohonnya. "Nggak bisakah kita tetap berteman?"


...


Taehyung menaruh ponselnya di nakas, sebelum berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Seharian ini ia dan mama Min berjalan-jalan mengelilingi kota Paris. Mama Min juga bilang, bahwa setelah ini akan mengajak Taehyung untuk mengunjungi salah satu kerabat yang bekerja di rumah sakit terbesar di Paris.

"Taehyung? Udah siap?" Mama Min datang ke kamar saat Taehyung baru saja selesai mengenakan pakaian. Taehyung mengangguk dengan senyum tipis, sebelum memasukan beberapa hal seperti; dompet, ponsel, handsanitizer, dan parfum ke dalam tas kecilnya.

"Udah, Ma." Kemudian keduanya pergi keluar Hotel untuk menuju rumah sakit. Notifikasi dari twitter muncul pada layar ponsel milik Taehyung.

Taehyung terperangah saat tiba di rumah sakit. "Wow, estetik banget nggak sih, Ma, Pitié-Salpêtrière tuh."

"Yuk, sodara Mama udah nunggu. Mama juga udah ngomong sama Rosie kalau kamu mau cek."

"Hah?" Taehyung terkejut. "Cek apa sih, Ma?"

"Ya, cek kandungan. Biar tahu aja kandungan kamu tuh bagus atau nggak. Kamu, 'kan, spesial."

Keduanya masuk ke dalam rumah sakit. Seorang dokter cantik sudah menunggu di lobi saat keduanya masuk. Mama Min langsung disambut pelukan hangat.

"Rosie, apa kabar?"

"Ih, baik aku, Kak. Ini, ya, yang namanya Taehyung?" Rosie mengamati Taehyung kemudian mengulurkan tangan. Taehyung menyambutnya dengan senyuman.

"Taehyung," ucapnya. Rossie menatap Taehyung agak intens sebelum menggiring langkah masuk lebih jauh ke dalam rumah sakit.

Yoongi mengusak surainya yang basah dengan handuk sembari keluar dari kamar mandi. Ia menghampiri nakas begitu suara derit ponsel terdengar dan tersenyum kecil saat nama sang ibu terpampang di layarnya.

"Ya, Ma?" Di seberang panggilan Nyonya Min tersenyum dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa? Suara mama kayak lagi nangis," ucap Yoongi yang tiba-tiba mulai panik.

"Yoongi, kamu bakalan jadi ayah." Alis Yoongi mengernyit sepertinya ia salah mendengar. "Selamat, ya, Taehyung hamil." Nyonya Min menceritakan secara ke seluruhan tentang Taehyung juga calon bayi mereka yang sehat di dalam kandungan Taehyung. Yoongi berkaca-kaca mendengarnya. Perasaan haru menyelimuti dirinya. Ia bisa membayangkan dirinya menjadi seorang ayah dan bayi mereka yang lucu.

"Taehyung gimana, Ma?"

"Sepulang dari rumah sakit Taehyung langsung masuk kamar. Sebentar mama cek dulTaehyung? Loh, kok, nggak ada? Taehyung?"

Mendengar suara Nyonya Min yang panik memanggil-manggil nama Taehyung membuat Yoongi menjadi ikut panik dan khawatir.

"Ma, kenapa?"

"Taehyung nggak ada di kamar. Astaga! Di sini tuh lagi badai, Taehyung ke mana?"

"Ma, minta bantuan sekuriti buat nyariin sekitar hotel, tolong." Yoongi segera menutup panggilan dan ganti membuat panggilan dengan nomor Taehyung, namun ponsel Taehyung tidak aktif.

Sementara Yoongi sibuk menelepon ponsel Taehyung berkali-kali, forum komunitas kampus tengah dihebohkan dengan berita tentang dirinya dan juga Seokjin.

Yoongi mendecak saat salah satu dosen yang juga temannya di universitas meneleponnya.

"Ada apa, Sungjae?"

"Yoon, komunitas kampus lagi rame bahas soal lo sama Seokjin. Kalian berdua pacaran?"

"Apa?" Sungjae di seberang panggilan mendecak dan menyuruh Yoongi untuk mengecek kebenaran beritanya. Mata Yoongi membola begitu foto dirinya dan Seokjin terpampang di forum komunitas. "Fuck! Taehyung pasti liat ini dan salah paham."

Taehyung memandangi hujan yang turun mengguyur jalanan kota Paris itu dengan perasaan sedih. Ponselnya tidak ia aktifkan sejak forum komunitas ramai membahas tentang Yoongi dan dosen baru yang Taehyung ketahui namanya Seokjin.



hanjimin : Heol, gue baru tahu kalo ternyata mereka mantan?

gongyoo_twins : tatapan nggak bisa boong, ya? Dua-duanya masih cinta tuh.

jongsukwife : pak Yoongi jomblo, 'kan? Serasi deh tuh berdua. Apalagi pernah jalin hubungan, biasanya yang begini langsung berakhir di pelamin sih kekekeke.

shinhyepk__ : gosip adalah fakta yang tertunda wkwkwk.

sandaraling_ : pak Yoongi bukannya udah nikah, ya?  Setahu gue mereka berdua emang mantan, tapi sebelumnya juga mereka udah temenan dari orok anjir. 
gonegirllee : sok tahu anjeng!
→ sandaraling_ : lah kok lo nyolot? Gue cuma beberin fakta.
→ taniakim : kalo iya pak yoongi udah married, sama siapa njir?
→ sandaraling_ : palingan bentar lagi pak Yoongi klarifikasi. Kalo semisal bukan soal dia nikah, mungkin hubungannya sama pak Seokjin.


Setelah hujan reda, Taehyung memutuskan untuk kembali ke Hotel. Ia tidak ingin membuat ibu mertuanya kebingungan dan mengkhawatirkan dirinya. Saat tiba di hotel dengan menaiki taksi, Mama Min yang kebetulan berada di lobi dan melihat Taehyung masuk segera menghambur dan memeluknya dengan erat.

"Astaga, Taehyung, kamu dari mana saja? Mama khawtir dan bingung nyariin kamu. Mama pikir kamu ada di kamar, kenapa kamu keluar nggak bilang?" Mama Min memperhatikan wajah Taehyung yang sembab. "Kamu nangis? Kenapa, sayang? Cerita sama Mama, mau?"

"Nggak apa-apa, Ma. Maafin, ya, karena bikin Mama khawatir." Mama segera membawa masuk Taehyung menuju kamar hotel. Taehyung izin untuk berbaring di kamar. Ia mencolokkan kabel pengisi daya ke ponselnya yang sejak tadi mati, sebelum mendudukkan diri di atas ranjang. Begitu menyala, ponselnya berdering tanda panggilan masuk.

Taehyung menghela napas dan mengangkat panggilan dari Yoongi. "Ya, Mas." Mendengar suara Yoongi mata Taehyung kembali berkaca-kaca lagi. "Maaf."

"Aku udah kirim tiket penerbangan pulang ke mama. Beresin koper kamu. Pesawatnya berangkat dua jam lagi."

"Mas—"

"Ngomongnya nanti aja kalo kita ketemu," potong Yoongi, sebelum menutup panggilan. Taehyung menangis malam itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang