"Putri konglomerat Annette Hartono dan suaminya Arkhana Soekardja terlihat berjalan bersama saat meninggalkan gedung Haling, penampilan mereka menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini : Seperti melihat kisah film romansa di dunia nyata, mereka sangat serasi dan penampilan keduanya sempurna!"Begitulah kira-kira headline berita siang ini, pembawa acara sangat bersemangat ketika membahas tentang kehadiran keduanya yang terlihat serasi saat bersama, termasuk bagaimana supportifnya Annette pada ayahnya yang akan mencalonkan diri menjadi Gubernur untuk periode berikutnya.
Menurut berita Annette membagi 11% sahamnya untuk mengembangkan partai dan mensponsori kampanye ayahnya.
Annette juga sangat ramah saat diliput oleh wartawan, dia sangat sopan dan merakyat, menjawab satu persatu pertanyaan yang dilemparkan wartawan dengan lugas dan jelas.
Arkhana tertawa sebelum mematikan layar televisi di kantornya, pundaknya sedang dipijat oleh seorang wanita.
"Bu Annette benar-benar wanita yang mengagumkan, ya. Tidak ada satupun pemberitaan buruk tentangnya, di sosial media juga dia sering viral dengan kata-kata bijaknya, dia juga selalu cantik dan anggun. Apalagi kalau sedang berbelanja dengan ibunya, genetik mereka sungguh langka."
Arkhana berdecak pelan.
Di matanya, Annette tidak secantik itu. Banyak yang lebih cantik darinya, tetapi keanggunan dan kharisma yang dia miliki jelas tidak semua wanita memilikinya.Tentu sangat mudah membedakan dia dari yang lainnya dalam kerumunan, walaupun dalam aspek kecantikan Annette tidak bisa dikatakan 'sangat cantik', tapi dia cukup menarik dan tidak bosan untuk dilihat lama-lama.
"Yah, Annette memang layak. Aku sudah selesai, kau bisa pergi."
Moodnya jadi tidak terlalu bagus setelah menonton siaran berita itu, Arkhana mengepalkan tangan hingga urat-uratnya terlihat.
Sementara itu, di kantornya Annette sedang melamun, beberapa berkas terlihat berserakan di sebelah laptopnya. Sekretarisnya datang mengetuk pintu, dia mempersilakan.
"Jadi? Bagaimana?"
Isaiah mengulir halaman di tab-nya, lalu menatap Annette dengan wajah yang meyakinkan. "Pak Arkhana masih menemui nona Metha, terakhir kali mereka terlihat bersama adalah dua hari yang lalu, keduanya terlihat mengunjungi sebuah bar privat di Harmoni."
Annette berusaha untuk mengingatnya, yah, dua hari yang lalu Arkhana pulang jam tiga malam.
Sakit?
Ya, dan tidak. Annette sudah terlalu terbiasa dengan hal itu, itu bukan apa-apa.Mata Annette memerah, Isaiah segera mengerti suasana. "Nyonya, anda memiliki segalanya di tangan anda, tentu membuang sampah seperti itu adalah hal yang mudah, mengapa anda terus membiarkannya terjadi lagi?"
Annette memejamkan mata, meredakan gejolak di hati, dia membuang napas beberapa kali sebelum menjawab, "Maharani Kezia Metha adalah kekasihnya sejak sebelum kami menikah, apakah aku pantas cemburu padanya? Toh walaupun begitu, Arkhana tetap pulang ke rumah. Tidak apa-apa, aku masih bisa bertahan."
"Tapi beliau adalah suami anda sekarang, perempuan itu tidak tahu diri sekali terus menjadi selingkuhan pak Arkhana!"
Annette terkekeh pelan, "Kalau aku dan Arkhana tidak dijodohkan, mereka pasti sudah menikah sejak lama."
Isaiah termenung, Nyonya nya memang selalu seperti ini. Apakah sungguh layak masih mempertahankan rumah tangga yang sudah rusak? Hanya untuk menjaga nama baik keluarga?
Apakah benar-benar layak?
🍂🍂🍂
Annete sampai ke rumah jam empat sore, Krystal meninggalkan kegiatan melukisnya setelah melihat mamanya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Kusut
RomanceMohon dukungannya yaaa ☺️ gak vote juga gapapa tapi kalau sempat tolong tinggalkan komentar, aku mau tahu apa tanggapan kalian 😇🙏 Annette : "Tidak ada perceraian dalam tujuan hidup saya, jadi mau sebangsat apapun Anda, saya tidak akan melepaskan A...