Sosmed dan Realita

11 6 7
                                    


Sulit untuk menghindari seseorang yang tinggal satu rumah denganmu, apalagi orang itu tidur di ranjang yang sama.

Pemandangan yang dilihat Annette saat barusaja membuka matanya adalah Arkhana yang sedang memandanginya dengan ekspresi ramah.

Ajaib sekali manusia ini, beberapa hari yang lalu pria itu membuatnya naik darah dan sekarang dia bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa? Mau sampai kapan ini terus berlanjut?

Arkhana tidak pernah meminta maaf padanya selama mereka menikah, bahkan pada hari lebaran pun mereka hanya terlihat harmonis jika di depan para orangtua saja.

Dengan ramah Arkhana menyapa, "Selamat pagi."

Se-selamat pagi? Annette dengan terbata mengulangi kata-kata itu dalam hati. Reflek dia kembali memejamkan matanya.

Dia pasti sedang mimpi buruk!

Kenapa dadanya berdebar keras sekali? Sementara Annette sibuk dengan pemikirannya sendiri, sebuah tangan hangat mendarat di keningnya.

"Kamu tidak mau bangun? Sudah jam lima."

Annette membuka matanya kembali, tetap menjaga ekspresinya untuk tetap tenang. "Apakah anda sedang sakit?"

Kebingungan tercipta di wajahnya, "Tidak. Memangnya kenapa?"

Annette bergerak untuk duduk, Arkhana tidak berkedip menatapnya, membuatnya merasa sedikit risih dengan perhatian itu.

"Apakah ada sesuatu di wajahku?"

Arkhana menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu berhentilah menatapku!"

Arkhana tidak berniat untuk memutuskan pandangannya, malah menjawab "Aku tidak melihatmu selama tiga hari, ternyata rasanya tidak buruk, aku jadi ingin berlama-lama memandangimu."

Kerasukan jin apa orang ini? Annette jadi merinding.

"Sejak kapan Anda bangun?"

Dengan patuh Arkhana menjawab, "Sejak jam tiga."

Itu berarti dia sudah memandanginya selama dua jam? Annette bukannya mau geer tapi Arkhana tidak berbuat apa-apa kan saat dirinya masih tidur nyenyak?

"Aku akan menelpon Dokter Aris, sepertinya ada yang salah dengan kesehatan Anda."

Arkhana segera menyela, "Anne, Aku tidak sakit. Aku waras dan sehat."

Annette membatu, barusan Arkhana memanggilnya Anne? Itu adalah panggilan dekat dari kedua orangtuanya. Hanya papa dan mamanya yang memanggil dia dengan Anne.

Annette semakin merinding. Hal pertama yang melintas di otaknya adalah dia harus membaca ayat kursi.

Wajah Arkhana mendatar begitu Annette membaca Ayat kursi dengan suara lantang dan mata terpejam.

Dengan sedikit jengkel Arkhana mengatakan, "Annette, kamu pikir aku kerasukan?"

Annette membuka matanya begitu ayat itu selesai. "Lakukan apapun yang ingin anda lakukan dengan tubuh suami saya, tapi tolong jangan ganggu saya mau shalat dulu."

Annette bergegas turun dan berjalan cepat-cepat menuju kamar mandi.

Begitu Annette menutup pintu Arkhana hampir tertawa pelan, "Reaksinya ternyata menggemaskan."

Annette mematung di bawah pancuran air hangat, memikirkan apa yang terjadi barusan? Sebelum akhirnya lamunannya buyar saat suara ketukan terdengar. "Annette buka pintunya, aku mau pipis."

Annette pura-pura tidak mendengar dan segera menyelesaikan urusannya. Dia menatap horor pada Arkhana yang sedang berdiri di depan pintu, "Kamu kenapa sih?"

Benang KusutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang