Kembali pada rutinitas biasa

17 7 10
                                    


Wanita itu mungil dan pipinya lumayan tembam, kalau tersenyum akan cukup menggemaskan seperti anak perempuan yang baru mekar. Matanya memancarkan aura polos dan ada kesan imut. Dia sangat awet muda untuk wanita yang sudah berumur 28 tahun.

Ya, seperti itulah mungkin tipe wanita kesukaan Arkhana. Jelas hal-hal itu tidak ada pada Annette yang elegan dan dewasa, walau jika dibandingkan mungkin untuk beberapa orang Annette akan terlihat lebih baik darinya.

Metha itu wanita indonesia sekali, sedangkan Annette keturunan campuran dari tiga genetik, Chinese, Spanyol dan Indonesia. Nenek dari ibunya berasal dari spayol sedangkan kakek dari ayahnya Chindo. Satu yang disayangkan hanyalah keturunan mereka sangat langka sejak beberapa generasi sebelumnya, Veronica juga merupakan anak tunggal dan sekarang Annette juga anak tunggal dari Veronica dan Airlangga.

Arkhana sedang bertatap-tatap wajah dengan wanita itu, mereka barusaja menyelesaikan makan malam.

Metha terlihat gelisah sejak tadi, sebenarnya dia memiliki sisi tidak percaya diri kalau menyangkut Annette. Tapi karena dendamnya lebih besar jadi sisi itu cukup mudah dia kesampingkan.

"Jadi bagaimana? Apakah hubungan kita akan terus berhenti di titik ini? Aku juga butuh kepastian, Mas. Ibu dan Ayah terus menanyakan kapan aku akan menikah, kapan kamu akan menikahiku? Kalau tahun ini kamu belum juga melamar aku akan pergi selama-lamanya dan aku serius akan melakukan itu."

Arkhana benar-benar dalam posisi yang sulit, dia tidak mau kehilangan Metha tapi dia juga tidak akan sanggup melawan Annette. Apalagi ada Krystal di belakang mereka.

"Aku sudah membicarakannya dengan Annette. Tapi bisakah kamu beritahu aku kenapa kamu ingin menikah pada tanggal itu? Kamu tahu kan kalau hari itu adalah hari ulang tahun Annette? Kami tidak pernah melewatkan perayaan ulang tahunnya setiap tahun, semua orang akan datang dan Pak Airlangga juga tidak pernah absen mengadakan pesta besar-besaran, kalau hari itu aku tidak hadir maka semuanya tidak akan baik-baik saja."

Metha terlihat sangat kesal, kenapa sih Annette itu selalu sangat beruntung? Terlahir di keluarga yang kaya raya, menikah dengan lelaki terbaik pilihan keluarganya, dan memiliki anak perempuan yang cantik mirip dengan Arkhana? Kenapa? Kenapa dunia ini sangat tidak adil padanya? Kenapa dia tidak layak mendapatkan semua itu?

Metha menatapnya dengan wajah yang terlihat sangat terluka, "Kamu bilang kamu mencintaiku, kan Mas? Kita sudah berjalan sejauh ini, aku tetap setia menemanimu karena aku mencintai kamu, Mas! Aku hanya meminta pernikahan dan kamu tidak sanggup memberikannya? Apakah pengorbananku selama 10 tahun ini belum cukup? Sementara Annette, dia bahkan tidak mengenalmu dan langsung mendapatkan gelar istri!"

Hati Arkhana tersentil, namun dia cukup baik menjaga emosinya. "Kamu tahu kan kalau kami itu dijodohkan? Bukan aku yang mau menikahinya kenapa akhir-akhir ini kamu jadi lebih sering mengungkitnya? Dulu kamu bilang kalau kita sudah cukup untuk saling memiliki, kenapa sekarang jadi seperti ini? Tidakkah cukup aku mencintaimu selama ini? Aku juga menjamin hidupmu kan apakah masih kurang?"

Suara Metha meninggi, "Tentu saja itu tidak cukup! Aku mau kamu seutuhnya, Mas! Hanya untukku, kenapa sih kamu tidak bisa menceraikannya? Yang penting kan kalian sudah menikah dan memiliki anak, apakah orangtua kalian juga akan masih ikut campur setelah itu?!"

Arkhana menghela napas, emosinya mulai terkuras tipis, "Metha, bercerai tidak semudah itu. Kalau memang sangat mudah maka aku sudah akan melakukannya sejak lama, ini menyangkut dua keluarga dan Annette mengatakan kalau tidak ada perceraian dalam tujuan hidupnya. Dan juga, walaupun aku dan Annette tidak seharmonis yang terlihat, hubungan kami juga tidak dalam keadaan diambang kehancuran. Tolong jangan katakan itu lagi, sampai kapan pun aku mungkin tidak akan pernah bercerai dengannya."

Benang KusutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang