🕊️

94 17 0
                                    

Happy Reading

Langkahku berhenti di depan pintu, kemudian menghela nafas dan masuk kedalam.

"Kang Yerim kau lambat lagi!" Tegur Pak Kim yang sedang menulis di papan.

Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal dan hanya tersenyum canggung.

"Maaf Pak"

"Cepat duduk di tempatmu!"

Sekarang aku sedang les Fisika, aku membungkukkan tubuhku sopan dan berjalan ke bangkuku di belakang. Namun langkahku terhenti saat atensiku menatap sosok lelaki tampan yang juga sedang menatapku terkejut.

Sunoh?














Tubuhku benar-benar gemetaran tidak karuan sekarang, berdiri di depan dan menjawab soal matematika, astaga aku benar-benar bingung mau menjawabnya dengan apa.

"Kenapa cuman diam? Astaga Yerim ini baru contoh soal loh, bagaimana nanti dengan ujian masuk PNS?? Masuk Universitas???" Guru wanita menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Sunoh bantu Yerim menjawab soal di papan"

Jantungku semakin berdetak kencang mendengar 1 nama disebut bu guru, dengan keringat dingin mengalir di pelipisku, aku memejamkan mataku kuat. Astaga situasi apa lagi ini!!! Cukup dia sekelas Fisika denganku, kenapa dia harus sekelas Matematika denganku juga-!!!














April, 26

Akhirnya pelajarannya selesai, aku memasukan buku-buku ku kedalam tas dan beranjak dari tempatku. Saat berjalan keluar dari pintu langkahku berhenti, saat dia dengan cepat berdiri menghalangi jalanku.

Iya, kami masih berada di tempat les. Aku tidak menatapnya, sedangkan dia terus menatapku yang membuat anak-anak lain yang masih berada di kelas menatap kami berdua.

"Kau belum mengucapakan selamat ulang tahun padaku" Suaranya membuat aku mengernyit.

Aku masih malas menatapnya.

"Kau marah sama aku?? Apa karena rumor kencan ku dengan Irene?"

Aku menatapnya aneh dan tidak percaya "Tidak ada alasan buat aku marah" Ucapku dan berjalan pergi.

Tapi sebelum itu Sunoh dengan cepat menarik tanganku membuat tubuhku dengan cepat berbalik ke arahnya, aku menatapnya kesal dan mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya.

"Kulihat-lihat kau selalu bersama Daehwi di sekolah, kalian pacaran? Kau berhenti menyukaiku??" Aku menatapnya tidak habis pikir.

Orang-orang yang melewati kami juga tidak berhenti menatapku dengan dia.

"Sunoh sakit!" Ucapku dan dia yang sadar pun melepaskan tangannya dari tanganku.

"Maaf," Ucapnya.

Berada didekatnya, membuatku sangat kebingungan, aku benci melihat wajahnya, benar-benar benci! Namun melihat matanya sekarang yang tidak berhenti menatapku dengan lembut, entah kenapa membuatku luluh seketika.

Aku kemudian berjalan pergi meninggalkannya.

"Aku berhenti memakai Love Alarm " Suaranya membuat langkahku berhenti.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang