🍃

61 16 0
                                    


Happy Reading

Pagi pun tiba.. Kedua remaja itu berjalan berdampingan di koridor. Yeseo yang berjalan di depan Giseok sambil mendengar musik di hedset nya, sedangkan Giseok berjalan dibelakang Yeseo dengan sangat lambat, wajah Giseok terlihat pucat dan sangat lelah.

"Yak Kim Yeseo!" Panggil Giseok.

Gadis itu tidak mendengarnya, mungkin faktor mendengarkan musik di kedua telinganya.

Giseok membungkuk memegang lututnya dengan nafas tersengal. Dan menatap sepasang sepatu kini berada di depannya, menatap ke atas dimana Yeseo berdiri sambil menatapnya. Tatapan datar seperti biasa.

"Tunggu aku, kenapa kau berjalan sangat cepat" Ucap Giseok.

Lelaki itu terkejut saat tangan Yeseo dengan cepat berada di jidatnya, dan melangkah mendekat kearahnya yang membuatnya terdiam sambil menahan nafas. Kini jarak mereka benar-benar sangat dekat.

"Kau demam? Kenapa sekolah?! Dasar bodoh!" Yeseo memukul lengan Giseok pelan.

"Yak!! Aku ini sakit! Bukannya khawatir malah memukulku" Giseok mengelus pelan lengannya.

Yeseo menatap Giseok tidak habis pikir, tadi kan dia hanya pelan pukul lengan Giseok.

"Malam ini jangan tunggu aku pulang, kau pulang duluan saja dan istirahat di UKS, nanti ku izinkan" Gadis itu kemudian berjalan mendahului Giseok.

"Tidak mau!" Giseok berjalan menghampiri Yeseo.

"Kalau kau nanti kenapa-napa kau pikir aku akan selamat dari ibuku!?"

"Jangan keras kepala! Kalau kau pingsan nanti siapa yang bakalan repot?? Aku bukan!? Bisa tidak jangan nyusahin jadi orang?" Gadis itu kembali berjalan meninggalkan Giseok.

.
.
.

Malam pun tiba. Gadis itu mengentikan langkahnya saat keluar dari gerbang sekolah, menatap jam di tangannya pukul 9 malam. Hawa malam ini sangat dingin, seakan hujan akan tiba.

Giseok benar-benar pulang duluan tanpa menunggunya. Sedikit aneh rasanya. Menghela nafas, kemudian mulai berjalan. Namun langkah Yeseo terhenti saat tali sepatunya terlepas, dengan malas gadis itu berjongkok dan memperbaiki tali sepatunya.

Saat memperbaiki tali sepatunya, benar saja, air mulai jatuh dari atas langit dan dengan sangat cepat turun membasahi permukaan bumi. Membuat tubuhnya mulai basah, dan kemudian beranjak dari tempatnya, namun ia terhenti saat seseorang tiba-tiba berada di hadapannya dengan sebuah payung dipegangnya.

Yeseo terkejut menatap wajah Suho yang sangat dekat dengannya. Lelaki itu tersenyum menatapnya.

"Tidak sia aku menunggumu" Ucap Suho.

Karena sadar dengan jarak diantara mereka, Yeseo memundurkan langkahnya menjauhi sedikit tubuh Suho. Namun Suho melangkah maju ke arahnya membuat gadis itu bingung.

"Jangan jauh-jauh kau akan terkena hujan"

"Aku tidak akan mati hanya terkena air hujan" Jawab Yeseo membuat Suho terkekeh.

"Sayang sekali aku hanya membawa satu payung" Ucap Suho terlihat sedih dan menatap sekitarnya "Mau pulang bersama?" Tanya Suho menatap Yeseo.

"Rumah kita tidak searah, lagipula aku tidak masalah pulang hujan-hujanan"

"Kau keras kepala, ayo pulang" Suho tiba-tiba menarik tangannya dan mulai berjalan bersama di bawa derasnya hujan.

Gadis itu terlihat bingung ditarik Suho. Wajahnya terlihat mau marah dan...... Pasrah? Sejak kapan Yeseo mau,

"Romantis bukan?"

Yeseo dengan cepat menoleh kesamping, garis wajah dan hidungnya... Paras yang dimiliki Suho.. Yeseo berbohong jika dia bilang Suho tidak tampan. Gadis itu terkejut saat Suho menoleh kearahnya dan menatap matanya.

"Aku suka, kita seperti sepasang kekasih sekarang ini"

"Berhenti bicara omong kosong"

"Kenapa? Kau tidak menyukainya??"

Yeseo kembali menatap lurus kedepan, menatap mata Suho membuatnya sedikit tidak nyaman.

Melihat gadis di sampingnya, membuat Suho tersenyum, gadis itu melihatkan wajah cuek kearahnya, walaupun bagi Suho itu sangatlah imut. Sepertinya dia benar-benar menyukai gadis di sampingnya ini.

🍃 Love, Maybe 🍃

Keduanya pun sampai di rumah Yeseo dengan hujan yang mulai berhenti.

"Sudah sampai yaa, sayang sekali.." Ucap Suho terdengar sedih.

Tidak terasa waktu sangat cepat, padahal dia masih ingin berjalan berdua bersama Yeseo.

"Terima kasih.. Padahal kau tidak perlu mengantarku sampai depan rumah"

Suho tersenyum "Tidak apa," Ucapnya.

Tanpa basa basi Yeseo kemudian membuka pagar rumahnya, namun sebelum itu Suho lebih dulu memanggilnya membuatnya terhenti dan membalikkan badannya menatap Suho.

"Yeseooo"

"Hmm"

Suho diam sejenak dengan matanya tidak berhenti menatap Yeseo.

"Ada apa?" Tanya Yeseo.

"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menunggunya" Ucap Suho mulai berbicara membuat Yeseo diam sambil mendengarnya.

"Kau ingat pertama kali kita bertemu, saat kau jatuh di depanku" Ucap Suho membuat Yeseo sedikit malu karena lelaki itu masih mengingatnya.

Suho sedikit tersenyum "Mulai hari itu aku merasa sedikit aneh, entah kenapa aku tidak bisa melupakan kejadian itu, dan setelah itu aku tidak berhenti menatapmu dari kejauhan, aku tau kau pasti menyadarinya"

Yeseo mulai merasa aneh, lelaki itu terus berbicara yang membuat dirinya tidak nyaman. Astaga jangan bilang..

"Dan aku tersadar, sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama" Ucap Suho sedikit malu.

"Su-suhoo"

"Aku menyukaimu.. Kau mau berkencan denganku?"

Akhirnya, setelah mengatakan perasaannya kepada gadis yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya, Suho merasa lega. Namun perasaan leganya seketika terhenti setelah melihat raut wajah gadis dicintainya ini. Suho mengernyit.

"Suho"

"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menungg-

"Maaf aku tidak bisa, aku tidak menyukaimu"


















-To Be Continued..

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang