Extra Part

26.4K 671 20
                                    

Tok ... tok ... tok ....

Seorang pria dewasa beranjak dari tempatnya untuk membukakan pintu, setelah pintu terbuka tampaklah sosok yang begitu asing di matanya. Dengan wajah bingung, pria tersebut bertanya dengan nada sopan karena jika ia lihat dengan saksama, sosok di hadapannya ini lebih tua darinya yaa mungkin seusia kedua orang tuanya atau bahkan lebih tua lagi.

"Iyya, ada apa? Ada yang bisa saya bantu, Paman?"

"Apakah benar ini adalah kediaman nyonya Azizah Lionel?"

"Iya, benar. Ini kediaman Azizah Lionel ibu saya, ada apa, ya?"

"Ah, begini Nak. Sebelumnya perkenalkan nama saya Marcell, saya dari pihak Al-Ghifari's Group ingin memberikan hak nyonya Azizah akan perusahaan tersebut sesuai permintaan terakhir mendiang Rafi Al-Ghifari," jelas Marcell mengejutkan Alvaro. Yah, pria dewasa yang membukakan pintu untuk Marcell adalah Alvaro, putra sulung Azizah dan Azka yang kini telah beranjak dewasa.

"Owh, begitu. Baik, masuklah terlebih dahulu, Paman. Saya akan memanggil ummah dan abi terlebih dahulu, silakan duduk, Paman!"

"Terima kasih, Nak." Alvaro tersenyum mendengar balasan Marcell, kemudian pria tersebut menaiki tangga dengan perlahan dan mengetuk pintu kamar kedua orang tuanya.

"Ummah, Abi, ini Alvaro. Boleh Al masuk?"

"Masuk aja, Al! Gak Ummah kunci pintunya!" teriak Azizah dari dalam kamar.

Ceklek.

"Ada apa, Al?"

"Ummah, Abi, ada tamu di depan."

"Siapa, Al?"

"Itu ... paman Marcell dari Al-Ghifari's Group, dia bilang mau ketemu Ummah untuk membahas masalah perusahaan yang diberikan pada Ummah. Al gatau dia dapet alamat rumah kita di Australia ini dari mana," jelas Alvaro membuat Azka dan Azizah mengernyit.

"Yaudah, kalau gitu kamu bangunin adik-adik kamu itu ya, Al? Ummah sama Abi mau ke depan dulu," ucap Azizah yang diangguki oleh putra sulungnya.

"Ayo, Mas!"

"Iya, Sayang. Ayo!"

Tuk ... tuk ... tuk ....

Suara ketukan sandal dan anak tangga yang menggema membuat Marcell yang tengah menyiapkan berbagai macam berkas di meja langsung bangkit dari duduknya dan menunduk hormat pada Azizah dan Azka yang kini sudah berada di hadapannya dengan wajah penuh tanya.

"Silakan duduk, Paman Marcell!"

"Terima kasih, Tuan, Nyonya!"

Azizah duduk berdampingan dengan suaminya yang berhadapan langsung dengan Marcell, "Ada apa, Paman?"

"Begini Nyonya sebenarnya kedatangan saya ke sini untuk .... "

"Panggil Azizah saja, jangan memanggil saya Nyonya!"

"Ah ... baik Azizah. Begini, kedatangan saya ke sini untuk memberikan hak Azizah yang mendiang Rafi amanahkan pada saya."

"Hak saya? Hak apa, ya?"

"Jadi, setelah mengetahui bahwa tuan muda Reza menodai kehormatan Anda, tuan Rafi menitahkan saya untuk mengurus berkas peralihan pemilik perusahaan yang semula untuk tuan muda Reza, dialihkan pada Anda dan putra Anda, Gibran."

Deg!

Jadi, ini alasan utama Reza berusaha keras menghancurkan hidupku? Karena peralihan pemilik perusahaan ini? -batin Azizah kala mengerti maksud dari perkataan Reza beberapa tahun lalu.

Kamulah Takdirku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang