✨Author ingatkan sekali lagi bahwa ini hanya cerita fiksi/karangan author semata, tidak untuk menyinggung negara/organisasi manapun, jikapun ada kata kata yang menyinggung author minta maap
.
Terimakasih✨
~Happyy Reading📖~_________________________________ ׂׂૢ་༘࿐
Keesokan harinya, Indonesia terbangun dari tidurnya, matanya terus berkedip-kedip hingga ia terbiasa dengan cahaya terang dari lampu, sepertinya ia lupa mematikan lampu saat ia manaruh kembali cermin dilemari.
Indonesia terduduk, ia mengucek-ngucek matanya, kemudian menatap sebuah jendela yang terletak tak jauh dari kasurnya, ia melihat dari celah gorden bahwa diluar masih gelap sepertinya matahari masih malu untuk menampakkan dirinya.
"Apa masih malam?" gumamnya, Indonesia menatap kearah pintu atau lebih tepatnya atas pintu terdapat sebuah jam yang menunjukkan angka 05.30, yang berarti sudah subuh.
"Haus" Indonesia beranjak dari tempat tidurnya, Ia berjalan keluar kamar untuk mengambil segelas air, dan kemudian berniat untuk kembali tidur. Disaat menuruni tangga Indonesia melihat bahwa ada ASEAN yang duduk diruang keluarga menandakan dia sudah bangun. 'Sapa ga ya? Gausah lah magerr.' pikirnya.
Indonesia berjalan menuruni tangga tanpa peduli dengan apapun, sepertinya ASEAN sadar bahwa ada seseorang yang menuruni tangga, lantas memanggilnya.
"Nak?" Indonesia berbalik, ia tersenyum seperti biasa, senyuman tanpa arti ataupun senyuman hampa. "Ooh Indonesia, sudah bangun rupanya. Mau kemana?" tanyanya. Indonesia tak berbicara ia hanya menunjuk kearah dapur, tanpa banyak tanya ASEAN hanya mengangguk paham.
Ia kembali pada tujuannya, menuruni tangga kemudian minum. Setelah minum ia berniat untuk kembali tidur, tapi apa daya baru saja menaiki satu anak tangga dirinya kembali dipanggil oleh ASEAN.
"Indonesia,kemarilah." panggil ASEAN, tangannya diayun-ayunkan menandakan ia harus pergi kearah ASEAN, dengan muka bantalnya ia hanya bisa mengangguk, walau dalam hatinya ia sudah mulai mengata-ngatai ASEAN, karena mengganggu dirinya yang sedang menuju kamar.
Dengan malas ia menuju kearah ruang keluarga, saat sebuah berhadapan hanya dipisahkan oleh sebuah meja yang lumayan panjang.
"Duduklah nak." ucapnya sambil menujuk sofa panjang di sampingnya, Indonesia hanya menurutinya lantas duduk ditengah sofa panjang, dan bersandar menatap langit-langit. Beberapa detik kemudian Indonesia menatap ASEAN ia menaikkan alisnya seakan bertanya 'ada apa?'
"Tak baik tidur lagi jika sudah menjelang pagi(subuh)" Indonesia mengernyitkan alisnya ia tak paham yang dikatakan oleh ASEAN. Indonesia menrongoh kantung celananya,yah sepertinya lupa membawa buku kecilnya turun, sepertinya ketinggalan dikasurnya
"Aku tidak percaya, ternyata anda percaya tahayul ya" ucap Indonesia yang kembali menatap langit-langit, ASEAN yang mendengar itu hanya terkekeh. "Itu bukan tahayul Indonesia, Malaysia sendiri yang bilang padaku"
"...." indo membuat ekspresi yang sulit dijelaskan, "lantas dimana orang iu sekarang, hah?!"
"Masih tidur"
"...."
Auk deh, Indonesia pun menatap kearah lain kemudian merebahkan dirinya disofa, diam sejenak.
Asean kembali bertanya.
"Bagaimana keadaanmu? Sedah membaik?" tanyanya sambil menurunkan korannya untuk menatap wajah Indonesia. Orang yang ditanyai itu hanya mengangguk sebagai jawabannya. "Ngomong-ngomong matamu tambah bengkak, apa kau habis menangis lagi, Indonesia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The broken mental//CH
AcciónIndonesia personifikasi negara merah putih, seperti biasa ia memiliki masa lalu yang kelam dimana membuat dirinya yang dulu sangat ceria berubah menjadi sangat pendiam dan dingin.mental sekuat baja pun akan rapuh ketika mendengar orang yang kita say...