❳ 04. Penobatan.

163 39 18
                                    

Para penasihat kerajaan yang tersisa merasa genting karena takhta kosong akan menjadi peluang besar bagi musuh-musuh Artrix. Mereka tahu bahwa Arabela harus segera dinobatkan sebagai ratu untuk mencegah kekacauan lebih lanjut dan memastikan stabilitas kerajaan.

Namun, di dalam hati mereka, ada banyak kekhawatiran. Bisakah seorang anak yang baru saja menyaksikan keluarganya dibantai mampu memikul beban kerajaan?Di ruang dewan, suasana tegang ketika para bangsawan berkumpul.

"Kita tak punya pilihan lain, hanya putri Arabela yang tersisa," ujar kepala penasihat utama paruh baya, bernama Duke Zavic.

"Jika kita tidak segera mengangkat putri Arabela sebagai ratu, kerajaan akan runtuh, dan musuh akan melihat ini sebagai tanda kelemahan." Lanjutnya.

Para penasihat saling bertukar pandang, seolah berharap ada satu solusi ajaib yang bisa menyelamatkan Artrix tanpa harus melibatkan Arabela, yang saat ini hanyalah seorang gadis kecil yang masih terguncang.

Salah satu penasihat, Duke Valencio, berbicara dengan suara rendah namun tegas, “Kita tidak hanya berbicara tentang mengangkat seorang Ratu, tetapi seorang anak yang belum siap menghadapi kenyataan politik yang kejam. Dia terlalu rapuh, dan jika kita memaksanya, mungkin kita sendiri yang akan merusaknya."

Lady Merys, penasihat yang lebih muda dan salah satu yang paling loyal kepada keluarga Beatrix, setelah ayahnya gugur ia menggantikan posisi ayahnya sebagai penasihat.

Ia berdiri dan dengan tegas mengatakan. "Namun, kita juga tidak bisa membiarkan kerajaan jatuh ke tangan musuh. Musuh-musuh kita pasti sudah merencanakan sesuatu. Arabela harus dibimbing, diberi kekuatan, dan dilindungi. Kita, sebagai penasihat, akan menjadi tonggak penyangga baginya."

Dari sudut ruangan, suara berat Duke Adrian, seorang veteran perang yang memiliki wajah penuh luka, mengatakan sesuatu.

"Kita tidak bisa hanya berharap pada perlindungan. Kita harus mulai menggerakkan pasukan, memperkuat perbatasan. Musuh-musuh kita pasti mencium kelemahan ini. Jadi, setuju atau tidak, putri Arabela adalah satu-satunya harapan kita. Kita harus segera mempersiapkan upacara penobatannya."

Suasana semakin memanas ketika diskusi berlanjut, hingga tiba-tiba pintu ruangan terbuka, dan sosok seorang pria jangkung dengan jubah gelap muncul. Sorot matanya tajam, menembus ketegangan yang ada. Dia adalah Guardzlo, pelindung kerajaan yang telah menghilang sejak serangan berdarah itu terjadi.

"Aku mendengar perdebatan kalian," katanya dengan suara dingin. "Putri Arabela mungkin masih muda, tetapi dia memiliki darah Beatrix yang mengalir di nadinya. Darah yang tak akan gentar di hadapan musuh." Dia mendekati meja pertemuan.

"Guardzlo? Kemana saja kau perginya selama ini?! Kau seharusnya melindungi Raja dan Ratu! Kau seharuanya membawa mereka pergi dari sini saat serangan itu berhasil membobol istana!" Duke Valencio memukul meja dan berdiri menatap tajam Alaric.

"Ada sesuatu... dari Raja Leopold, yang tidak bisa ku katakan pada kalian, tapi aku kembali, mulai sekarang aku akan melindungi putri Arabela dengan nyawaku, dan membimbingnya hingga dia siap untuk mengambil alih takhta sepenuhnya. Kita tidak punya waktu untuk ragu."

Para penasihat terdiam, merasa ada secercah harapan dari kehadiran Guardzlo. Meski banyak kekhawatiran di hati mereka, mereka tahu bahwa dengan Guardzlo di sisi Arabela, ada peluang bagi kerajaan Artrix untuk bertahan.

COTE • Nemoros D'rakestoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang