❳ 07. Penduduk Artrix.

74 26 7
                                    

Malam harinya, Arabela duduk diatas kursi kerjanya yang berada di dalam kamarnya, ia mencatat semua sejarah Artrix yang telah ia baca di dunianya saat menjadi Brianna.

"Semua yang ku catat cuman poin kecil dari setiap masalah dari sejarah, di artikel juga ngga ada penjelasan yang lengkap," gumamnya dengan nada frustasi.

Ia menatap kertas itu sambil duduk dengan tubuh sedikit membungkuk ke depan, siku kanannya bertumpu pada meja.

Tangan kanannya terangkat, menahan beban kepalanya yang condong ke samping, sementara jemarinya yang menggenggam lembut bagian pipinya, kebiasaanya saat menjadi Brianna masih melekat padanya, tapi tentu tidak masalah karena ia sedang sendirian.

Mata Arabela memandang lurus tanpa fokus, seolah merenung dan tenggelam dalam pikirannya. Wajahnya menunjukkan ekspresi kelelahan atau kebimbangan, sementara bahunya sedikit merosot, seakan beban yang ia rasakan melampaui fisiknya.

"Aku ngga suka tubuh ini... lemes banget bawaanya," eluhnya sambil sedikit memanyunkan bibirnya.

Arabela menghela napas panjang, lalu melemparkan penanya ke meja. Tumpukan catatan yang ia buat hanya membuat pikirannya semakin kusut.

"Apa ngga ada sihir yang bisa mempercepat pertumbuhan? Ah... benar juga, sihir, sejarah pernah mencatat kekuatan sihir Arabela kan? Kira-kira gimana ya cara memunculkannya? Argh... tau lah! Aku pusing!" pikirnya, sambil memukul pelan keningnya. Ia memang masih terbiasa dengan tubuh Brianna, tubuh yang lebih kuat, lebih dewasa, dan terbiasa dengan beban kehidupan modern.

Tak lama, terdengar beberapa kali ketukan pelan sampai keras di pintu kamar Arabela.

"Siapa?" tanya Arabela dengan terkejut, karena ketukan pintunya terdengar buru-buru.

"Hamba Lady Merys yang mulia, maaf mengganggu waktu anda, tapi masalah di luar sangat genting yang mulia," ujarnya panik di balik pintu.

"Masuklah Lady," perintah Arabela, yang dengan cepat Yusta membuka pintu dan memberi hormat pada Arabela.

Arabela berdiri dan berjalan mendekati Lady Merys, "Ada masalah apa?"

"Ada ribuan warga desa yang selamat dari perang melarikan diri dari wilayah perbatasan dan membanjiri ibukota! bagaimana ini yang mulia?" ujarnya dengan nada panik.

Arabela yang sudah tau jika akan ada warga yang mengungsi ke ibu kota jadi ia tidak terlalu terkejut, tapi jumlah warga desa yang mengungsi membuatnya sangat terkejut, karena di artikel tidak dijelaskan berapa jumlahnya.

"Kau tenanglah... kita adakan pertemuan sekarang. Kumpulkan semuanya di Rouber hall dengan cepat Lady!" perintahnya dengan tegas.

Rouber hall adalah ruang pertemuan semua bangsawan, untuk mengadakan pertemuan penting, dengan kapasitas ruangan yang lebih besar.

Berbeda dari pertemuan pertama Arabela setelah menjabat sebagai Ratu, ia hanya memakai tuang darurat dan hanya beberapa bangsawan yang bisa hadir dan berkepentingan mendesak.

Karena Rouber hall baru saja selesai dibersihkan, dari sisa puing-puing peperangan.

"Baik yang mulia! Saya mohon undur diri," Lady Merys memberi hormat dan segera bergegas mengabari seluruh anggota bangsawan dengan metode melepaskan burung merpati yang berada di atas menara, sebagai tanda komunikasi.

COTE • Nemoros D'rakestoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang