❳ 10. Rencana Guardzlo [ 02 ]

102 71 42
                                    

Arabela menyentuh liontin itu, merasakan sisa-sisa kehangatan dari sihir yang baru saja dilemparkan. Meski kecil, benda itu memancarkan kekuatan yang sama dengan mahkota aslinya, tetapi tidak ada yang akan menyadari kecuali Guardzlo.

"Mahkotamu kini tersembunyi, Yang Mulia," kata Guardzlo sambil menarik napas lega. "Hanya aku yang dapat mengenali kehadirannya. Tidak ada yang akan mencurigai bahwa liontin itu adalah simbol kebesaranmu."

"Apa maksudnya ini?" Arabela menatap tajam ke arah Guardzlo.

─── sebelumnya

Guardzlo terdiam, ia berdiri dengan cahaya biru yang seakan melilit tubuhnya, lalu ia menghembuskan nafasnya dan membuat cahaya itu masuk kedalam tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guardzlo terdiam, ia berdiri dengan cahaya biru yang seakan melilit tubuhnya, lalu ia menghembuskan nafasnya dan membuat cahaya itu masuk kedalam tubuhnya.

"Salam dari tanah Nemoros D'rakeston."

Guardzlo menundukkan kepala dengan tegas, tangan kanan diletakkan di dada, sementara lututnya sedikit ditekuk dalam sikap penuh hormat, tubuhnya tetap tegap, namun sarat akan penghormatan yang mendalam kepada sang Ratu yang telah menerima Mana dari tanah Nemoros.

Brianna tahu persis apa itu Nemoros D'rakeston, sebuah tempat dimana Naga berada, namun di artikel hanya disebutkan namanya saja, tidak dengan asal usulnya, ia membulatkan matanya dan menatap Guardzlo tak percaya.

"Nemoros?"

Guardzlo menatap lurus Arabela, "Yang mulia... sebuah kehormatan bisa menyimpan energi tanah Nemoros untuk anda."

Brianna yang berada di dalam tubuh Arabela bingung, ia bahkan merasakan tubuhnya terasa ringan sekarang, seakan sebuah Mana yang sangat besar menyelimuti tubuhnya.

"Apa ini Guardzlo? Apa maksudnya dengan Nemoros?"

Guardzlo menarik napas panjang, seolah berat memikirkan kembali masa itu. Cahaya biru yang baru saja menyelubunginya perlahan memudar, meninggalkan atmosfer yang berat di ruangan. Brianna, di dalam tubuh Arabela, merasakan ketegangan dalam tiap kata yang akan keluar dari mulut pria itu.

"Yang mulia... sesuai janji hamba, setelah yang mulia naik keatas tahta, hamba akan menjelaskan alasan kepergian hamba alih-alih melindungi mendiang Raja Leopold dan Ratu Helena," Guardzlo berlutut dan menunduk dalam, ia merasa sangat berat saat akan menceritakannya.

"Yang mulia, saat perang terjadi... mendiang Raja Leopold dan Ratu Helena. Mengutus hamba untuk pergi kedalam hutan Nemoros D'rakeston, tempat dimana seekor naga bernama Draka terkurung selama 1000 tahun lamanya."

Setelahnya, Guardzlo memberikan sebuah gulungan usang yang berada di pinggangnya dan menyerahkannya pada Arabela dengan posisi masih berlutut.

COTE • Nemoros D'rakestoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang