aku membencimu

522 50 7
                                    

Terhitung sudah delapan bulan semenjak Utahime mulai menetap di Tokyo dan bekerja sebagai pekerja kantoran, meski begitu kehidupan Utahime tetap tak lepas dari berurusan dengan jurei. Di kantor, hampir setiap hari selalu ada yoto yang terkadang mengganggu konsentrasi Utahime dalam bekerja. Meskipun hanya kutukan kecil tetap saja sebagai mantan jutsushi hal itu memancing hasrat Utahime untuk menghapuskannya.

"Bu Iori sepertinya sangat suka dengan puisi lama, tadi aku sempat mendengar dia melantunkannya," ucap salah satu rekan kerja Utahime.

"Daripada puisi bukankah itu lebih tepat disebut mantra? Terkadang aku malah merinding mendengar lantunan mantra Bu Iori," sahut satu orang lainnya.

Melantunkan puisi berisi mantra merupakan tehnik kutukan milik Utahime, dan selama delapan bulan bekerja entah berapa kali Utahime memakai tehniknya itu di kantor. Karenanya, bagi beberapa orang apa yang dilakukan Utahime terkesan aneh sehingga sering kali orang-orang kantor suka membicarakannya. Bahkan ada yang secara langsung bertanya pada Utahime namun pastinya ia tak menjawab jujur pertanyaan rekannya itu, ia berdalih hanya mengagumi indahnya lantunan puisi dan suka dengan hal-hal klenik.

Berada di lingkungan non-jujutsu memang butuh penyesuaian bahkan acap kali dianggap aneh, namun Utahime sudah mulai terbiasa dengan hal itu. Ia tetap menikmati suasana di tempat kerjanya yang baru.

"Aahh...akhirnya selesai juga!!" ucap Utahime sambil meregangkan badan setelah merampungkan pekerjaannya.
Diraihnya ponsel yang sedari tadi tak ia jamah karena terlalu sibuk mengurus berbagai laporan, muncul notifikasi pesan dari mantan muridnya, Nishimiya Momo, membagikan foto saat dia dan teman-temannya berlatih bersama. Meskipun sudah bukan guru dan murid namun Utahime tak pernah putus kontak dengan murid kesayangannya itu, melihat perkembangan murid-muridnya juga menjadi salah satu faktor penguat bagi Utahime dalam menjalani hari-harinya saat ini.

Senyum Utahime seketika memudar setelah melihat foto Gojo yang terpampang di layar ponselnya.
Hampa.
Itulah perasaan yang selalu muncul semenjak Utahime kehilangan sosok Gojo Satoru.

***

"Utahime, apa yang ingin kau lakukan di hari libur ini? Apa kau sudah punya acara sendiri?" tanya Ayah Utahime.

Utahime menjawab, "Tidak ada. Aku mau istirahat saja hari ini. Memangnya kenapa, Ayah?"

"Rencananya Ayah ingin mengenalkanmu dengan pria—"
Belum selesai Ayahnya bicara, Utahime menyela, "Sudahlah. Apa Ayah tidak ingat kejadian sebelumnya?!" Kali ini Utahime bicara dengan suara yang lantang.

"Lagipula, aku sudah punya pacar. Aku tidak punya alasan untuk berkencan dengan pria lain."

Tiba-tiba dering ponsel Utahime menginterupsi sedikit ketegangan di saat itu, rupanya satu pesan dari Mei Mei.
"Maaf, aku harus pergi. Temanku mengajakku bertemu." Utahime segera beranjak setelah menerima pesan dari Mei Mei.

Utahime segera menemui Mei yang sudah ada di Tokyo Jujutsu High School, awalnya Utahime bingung kenapa harus bertemu di sana. Sesampainya di sana ingatannya tentang Gojo kembali muncul di kepalanya, rasanya menyesakkan bagi perempuan itu.

"Sudah lama tak bertemu ya, Utahime," sapa Mei.

"Iya, bagaimana kabarmu? Ui Ui juga, baik-baik saja bukan?" ucap Utahime.

"Kami baik, hanya rekeningku yang tak cukup baik apalagi setelah Gojo pergi entah kemana padahal dia salah satu sumber uangku," kata Mei diakhiri dengan tawa lepas.

Love : WAR ZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang