(10). nginep

682 67 1
                                    


~HAPPY READING~


Minghao turun bersama Seokmin yang sedang membopong tubuh Hansol, adik nya itu benar-benar tidak mau bangun dari kasur. akhirnya dengan cara paksa Minghao menyuruh Seokmin untuk membawa Hansol turun. Saat di bangunkan tadi sih Hansol mengeluh kalau kepala nya pusing tapi saat Minghao mengecek suhu tubuh nya sama sekali tidak panas. Jadi Minghao memutuskan untuk membawa Hansol ke bawah untuk di cek dengan Irene, sebenarnya kalau Hansol mau Minghao bisa memberinya obat sakit kepala tapi si bungsu tidak mau, dia hanya mau dengan Irene saja.

Seokmin mendudukan Hansol di kursi makan, Laki-laki itu langsung menjatuhkan kepala nya, pusing di kepala nya benar-benar membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Seungcheol dan Soonyoung yang sedang sarapan tampak bingung melihat si bungsu yang belum rapih sama sekali padahal semalam dia bilang akan ada meeting pagi nya. Minghao berjalan ke dapur untuk memberitahu Irene dan membuat bubur untuk sang adik.

Irene berjalan kearah Hansol lalu memegang kening putra nya dengan wajah yang tidak bisa terbaca. Lalu Irene menghela napas nya tubuh Hansol tidak panas sama sekali itu berarti putra nya tidak demam, Hansol hanya kelelahan karena mengurus pekerjaan yang sama sekali tidak dia ketahui, dia sering mengunjungi Mingyu untuk berkonsultasi tentang pekerjaan nya, Hansol benar-benar belum mengerti tapi ayah nya itu selalu memaksanya untuk mengerti.

Seharusnya ayah nya itu mengajarnya lebih dulu sebelum dia mengambil alih pekerjaan Mingyu.

"Nenek, ada apa dengan paman Hansol? Apa dia sakit?" Tanya Chan.

"Paman mu hanya kelelahan, dia belum terbiasa bekerja." Jawab Irene. Hansol ini memang gampang sekali kelelahan berbeda dengan ke lima anak nya. Saat mengerjakan skripsi pun Hansol pernah sampai di rawat karena penyakit tipes.

"Ibu akan buatkan teh hangat, Minghao sedang membuatkan bubur untuk mu. Hari ini tidak usah bekerja dulu." Ujar Irene.

"Tapi ada meeting bu." Rengek Hansol.

"Aku akan beritahu Junhui, dia bisa menggantikan mu Hansol. Sekarang istirahat lah." Sahut Seungcheol.

"Kakak, aku tau kalau ayah sampai tau dia pasti marah, tapi aku ingin kak Mingyu dan kak Wonu berada disini hanya selama aku sakit saja." Ucap Hansol penuh dengan permohonan. Seungcheol tidak bisa berbuat apa-apa, tentu saja si bungsu tau ayah nya itu akan marah tapi kenapa dia meminta Mingyu dan Wonu untuk datang kesini.

Irene menghela napas nya, ini lah Hansol, ketika sakit atau kelelahan dia selalu saja ingin bersama Mingyu, karena Mingyu lah yang selalu menjaga nya sejak kecil. Bukan berarti keempat kakak nya itu tidak menjaga nya, hanya saja Mingyu berbeda.

"Aku mohon, aku akan rela bersujud di depan ayah agar dia mau menerima kak Mingyu dan kak Wonu hanya sampai aku sembuh saja." Ucap Hansol. Jeonghan bisa melihat raut wajah penuh harap dari adik ipar nya itu. Ingin membantu tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, semua ada dalam kendali Suho.

"Kalau tetap tidak bisa, biar aku saja yang pergi ke apartemen kak Mingyu." Pasrah Hansol.

"Jika itu bisa membuatmu sembuh, bawa Mingyu dan keluarga kecil nya kemari." Ucapan mutlak dari Suho membuat semua nya terkejut, mereka tidak salah dengar apa yang Suho katakan tadi. Suho menyuruh untuk menjemput Mingyu beserta istri dan anak nya.

"Selama aku tidak ada disini Mingyu boleh datang kemari." Ucap Suho lalu pergi keluar dengan sekertaris nya.

"Ah ibu lupa, ayah mu sedang ada dinas keluar kota selama satu Minggu. Mungkin itu alasan dia memperbolehkan Mingyu untuk datang kemari." Bibir Soonyoung tersenyum lebar.

Irene berjalan keluar untuk menyusul Suho dan mengantarkan sampai mobil.

"Seokmin yang akan menjemput nya sebelum bekerja nanti." Ujar Minghao yang datang dengan semangkuk bubur di tangan nya. Setelah meletakan nya diatas meja tangan Minghao memegang kedua bahu Hansol dan menegapkan tubuh adik nya secara paksa.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang