"Selamat membaca
Bruk
"Aduh."
Kantung belanjaan itu terjatuh. Syukurlah isinya tidak berserakan dimana-mana.
Theo membantu gadis itu berdiri. Lalu mengambilkan belanjanya yang terjatuh.
"Maaf ya" ucap Theo.
Gadis itu menepuk-nepuk lutut dan telapak tangannya yang kotor.
"Nggak papa kok" jawab gadis itu lalu menerima kantung belanjaannya yang disodorkan Theo padanya.
"Lu-lutut kamu berdarah. Aku obati ya" Theo menatap khawatir lutut yang sedikit sobek dan berdarah itu. Pasti perih sekali.
Namun gadis itu menolaknya.
"Rumah aku deket sini kok. Bentar aja. Takut infeksi nanti" akhirnya gadis itu mengangguk kecil. Theo membantu gadis itu berjalan menyusuri trotoar jalan.
............
Theo mendudukkan gadis itu dikursi yang berada di teras rumah.
"Aku ambilkan obat dulu ya. Tunggu disini" gadis itu mengangguk saja. Wajahnya tak menunjukkan bahwa ia sedang terluka.
Beberapa menit menunggu, akhirnya Theo kembali dengan membawa kotak obat ditangannya. Ia segera mengobati luka gadis itu.
"Sakit nggak?."
"Nggak."
Gadis itu bahkan diam saja saat Theo mengobati lututnya. Tidak meringis kesakitan sama sekali.
"Udah nih. Masih sakit?" Tanya Theo memastikan.
Gadis itu menggeleng kemudian mengucapkan terimakasih kasih dan meminta maaf karena sudah merepotkan orang yang bahkan tidak ia kenal.
Theo menyodorkan tangan kanannya, berniat untuk mengajak gadis itu berkenalan.
"Aku Salsa, salam kenal juga" gadis bernama Salsa itu tersenyum tipis.
"By the way, kamu baru ya disini?" tanyanya penasaran.
"Aku udah lama tinggal di sini, kok," balas Salsa.
"Oh ya? Kok aku baru ketemu?rumahmu sebelah mana?."
"Aku lagi libur kuliah jadi pulang ke sini. Dan rumahku di sebelah kiri warung soto ayam."
"Itu bukannya rumahnya pak Slamet ya?" Pikir Theo.
"Itu Ayahku."
Theo membelalakan kedua matanya terkejut.
"Baru tau Gwe kalo Pak Slamet punya anak cewek" ucap Theo membatin.
Drttt...drttt
"Aku pamit pulang dulu ya. Ayah udah nelpon nih" Theo mengangguk.
Salsa bangun dari posisi duduknya lalu berpamitan kepada laki-laki itu.
beberapa menit setelah kepergian Salsa. Sebuah motor Vespa berwarna biru langit masuk ke halaman rumah itu. Theo mengerutkan dahinya. Menatap kepada Si pengendara yang memakai helm berwarna biru langit itu dengan tatapan penuh tanya.
"Siapa itu?" Gumamnya.
Kaca helm itu dibuka Si pengendara setelah mematikan mesin motornya.
"Yura?" Theo tercengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME CAT
FantasyDiusia 18 tahun, Theo Edward Nevano harus menanggung akibat dari kesalahan kedua orangtuanya dimasa lalu. Sebuah takdir mengharuskan dirinya hidup sebagai setengah manusia dan setengah kucing. Apakah takdirnya bisa berubah? CERITA INI ADALAH CERI...