01

646 81 1
                                    

‼️ATTENTION⚠️ cerita ini hanyalah fiksi, tidak ada sangkut pautnya dengan REAL LIFE sang idol maupun tokoh tokoh yang berada didalam cerita ini. Berfikir secara bijak dalam membaca! TERIMA KASIH! ‼️

sekarang lagi jam pelajaran kedua tiba-tiba Zawan mengacungkan tangannya saat sang guru sedang menjelaskan. "iya zawan?" tanya sang guru.

zawan pun berdiri di bangkunya. "buk saya mau izin ketoilet." ucap zawan sembari nemainkan kakinya.

"yaudah sana." sang guru pun mengangguk, dan zawan pun berlari kearah toilet.

saat memasuki toilet zawan mendengar suara suara agak gaduh, tapi saking kebeletnya dia gak peduli dan melanjutkan acara buang air kecilnya.

sampai selesai dan saat itu juga suara gaduhnya baru disadari oleh zawan, dan zawan pun mencari suara itu, ternyata berada di bilik toilet paling pojok.

zawan juga mendengar rintihan orang yang seperti sedang tersiksa.

zawan pun mendekatkan dirinya ke pintu bilik itu dengan diam. "j-jangan.. to-tolong ja-jangan, a-aku g-gamau!" disaat suara lemah itu terdengar tak lamanya zawan mendengar suara sebuah tamparan.

"lu diem anjing! kalo lu berisik ntar gagal nih masukinnya ke lu lemah!" suara itu membuat zawan emosinya naik.

"merkosa anak orang?" gumam zawan tidak bersuara.

sampai akhirnya dia memberanikan diri untuk menolong si lemah tadi. "woy goblok! kalo mau merkosa anak orang jangan disekolah, bikin nama sekolah jelek lu anjing!" ucap zawan dan menendang pintu bilik tersebut sampai terbuka.

yang di tegur tadi marah tidak terima, dia menaikan celananya dan mengaitkan kancingnya kembali. "lu siapa?"

"kenalin gua zawan." zawan tersenyum remeh dan mengulurkan tangannya, namun tak lama ia menariknya kembali.

"jangan deh kasian tangan gua harus bersentuhan dengan mahluk kotor kayak lo." ledek zawan sampai membuat laki laki didepannya naik pitam dan hampir meninjunya, namun zawan terlebih dulu mendorongnya sampai tersungkur.

zawan menghampiri laki laki tersebut dan meninjunya dibagian muka sampai pipi laki laki itu biru. "jangan beraninya nindas yang lemah. jangan ngatain orang lemah. buktinya sekarang lo yang lemah!" zawan pun mengeratkan cengkramannya di kerah seragam laki laki itu lalu membantingnya ke lantai.

"hiks.."

zawan menoleh, dia melupakan silemah tadi, dia pun menghampirinya. laki laki mungil itu tersender lemas di tembok bilik dengan penampilan mengenaskan. bahkan bajunya sudah robek.

zawan yang melihat itu pun melepaskan almameternya dan memakaikannya kepada si 'lemah' itu.

laki laki mungil itu mendongak lemah dan menatap zawan lama. "lo gapapa?" tanya zawan yang kini sudah berjongkok menyamakan tingginya dengan si mungil.

yang ditanya pun mengangguk, dirinya gemetaran.

"bisa bangun?" tanya zawan yang langsung diangguki oleh lelaki manis itu, ia mencoba berdiri namun tubuhnya terlalu lemas. benar kata si bajingan itu kalo cowo didepannya ini lemah.

zawan menahan tubuh ringkih itu, dia mendudukan lelaki lemah itu di closet. dan dirinya berjongkok membelakangi cowo itu, "ayo naik, gua anter ke uks."

merasa tidak ada gerakan yang dilakukan si lemah itu zawan menghela nafas dan memutar badannya untuk melihat lelaki di depannya yg sedang menunduk dan meremat tangannya dengan kukunya sendiri. "kenapa?" tanya zawan lalu menyentil tangan lelaki itu sampai sampai lelaki itu kaget dan nafasnya memburu.

"d-duh sorry sorry." panik zawan saat lelaki itu mau menangis lagi.

"m-maafin a-ak-aku.." akhirnya cowo lemah itu bersuara, sama dengan yang disebut tadi, dengan lemah.

zawan mengnyeritkan dahinya. "maaf kenapa anjir? udah ayo cepet naik gua gabisa lama-lama. atau gak lo gua tinggal biar di anuin lagi sama tuh bajingan." ucap zawan dan menunjuk laki-laki tadi yang sedang tak sadarkan diri.

cowo lemah didepannya itu pun menggeleng lemah. "j-jangan.." ucap cowo itu, tangannya menyentuh bahu zawan. dan zawan pun membelakangi cowo itu lagi, lalu dirasa cowo itu mulai naik ke gendongannya zawan menurunkan tangannya, untuk menahan dan menopang cowo itu.

cowo itu pun bergerak kaku untuk memeluk leher zawan sambil bergetar. "m-maaf.." ucapnya saat dirinya sudah 100% digendongan zawan.

zawan mengangguk dan bangun, 'ini orang apa kertas? enteng amat.' batin zawan lalu dirinya berjalan keluar dari kamar mandi, sebelumnya ia berhenti sejenak didepan tubuh lelaki bajingan itu. menginjak kakinya sampai lelaki itu yang baru bangun dari pingsannya berteriak lemah.

zawan tersenyum remeh. lalu dirinya keluar membawa tubuh ringkih cowo itu.

dan saat mereka keluar kamar mandi, tepat pada saat itu pun bel istirahat berbunyi, dan semua murid berhamburan keluar dari kelasnya. "nyender. umpetin aja muka lo di leher gua kalo lo malu." ucap zawan lalu melanjutkan jalannya.

mendengar itu cowo tersebut langsung melakukan apa yang seperti zawan suruh dan memejamkan matanya.

bisik bisik mulai terdengar, pasalnya zawan ini orang yang jarang ber interaksi sama cewe dan uke maupun cowo biasa disekolahya.

"eh anjir si zawan gendong siapa?"

"zawan bukannya straight?"

"lah zawan ngapain gendong si letoy itu?"

"gausah didengerin." kata zawan dan mempercepat jalannya, memberikan tatapan tak biasa kepda orang yang membisikinya. bukan bisik bisik sih tapi ngomong, teriak malah anjir.. gelo sia.

setelah melewati beberapa koridor kelas, mereka pun sampai di uks dan langsung disambut oleh perawat disana.

"ini kenapa?" tanya ibu perawat panik, saat melihat kondisi memar diseluruh badan lelaki lemah itu.

zawan menggidikan bahunya. "dia hampir di lecehkan di toilet, jadi saya membawanya kesini." jawab zawan jujur.

sang perawat pun terkejut dengan apa yang zawan bilang. "astaga?! cepat bawa dia ke ruang BK, zawan?" kata si perawat sembari membaca name tag.

zawan mengangguk. "saya sudah menyerahkannya keteman saya, dan sepertinya lelaki bajingan itu ke ruangan BK dan polisi mungkin." zawan bergidik acuh.

iya tadi zawan sudah menghubungi teman-temannya disaat ingin keluar dari toilet, katanya biar sicabul tadi gakabur.

"astaga kenapa bisa sih.. lalu nama kamu siapa??" tanya si perawat setelah mengobati beberapa memar dan memasangkan oksigen kepada lelaki itu.

pasalnya baju lelaki itu tadi robek, ia hanya memakai dalaman kaos putih dan almet zawan. itupun kaos miliknya sudah hancur berantakan dan hampir robek.

"r-rick-ky.. k-kel-las 11 i-pa 3."

perawat itu mengangguk, "oke.. zawan tolong saya lagi boleh?" tanya sang perawat itu dan membuat zawan lagi lagi mengangguk. "iya bu?"

"tolong panggilkan wali kelas 11 ipa 3, Pak Ardan dan ajak beliau ke ruang bk ya, saya akan mengurus ricky disini." ucap perawat itu sembari mengecek tensi cowo itu.

"baik bu, saya akan pergi sekarang." jawab zawan, ia menunduk lalu pergi dari ruang kesehatan itu.

Zawan sebenernya ganyangka dia bakal tersangkut kedalam masalah ini.

I Love BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang