Suara ketukan pintu terdengar terus menerus membuat seorang cowok berjalan cepat kearah pintu dan langsung membukanya.
Terlihat dua orang pria berjas hitam dengan wajah tertutup masker. Cowok itu menatap mereka dengan tanda tanya dikepalanya. Siapa malam-malam bertamu di apartemennya?
"Boleh kita masuk?" tanya pria dengan topi dikepalanya, sebut saja Dodi.
Cowok itu tampak ragu-ragu, tapi dia tetap mempersilakan mereka masuk ke apartemennya. Mereka kemudian duduk disofa yang ada di ruangan tersebut.
"Kedatangan kita kesini untuk memberitahukan kamu mengenai ayahmu yang sudah satu minggu ditahan dipenjara Black Hold," terang pria bernama Jeno yang duduk disebelah Dodi.
Cowok itu terkejut, "Ayah?"
"Iya tuan Erik ditahan disana dan markas kami hancur," ujar Dodi.
Cowok itu seperti sedang berpikir. Apakah dia harus membantu membebaskan ayahnya dari tahanan Black Hold? Melihat ayahnya sering melakukan tindak kriminal dan kejahatan membuat cowok itu menghindar dari ayahnya.
Ayahnya juga penyebab dari ibunya yang sakit dan harus dirawat dirumah sakit. Dia membenci ayahnya karena sering mengedarkan barang haram, bahkan dia menolak uang pemberian dari ayahnya.
"Kita mengajak kamu kerja sama untuk mengeluarkan ayahmu dari tahanan Black Hold!" ucap Jeno.
Cowok itu menggeleng, "Aku tidak akan membantu kalian membebaskan ayah! Biarkan saja dia dipenjara disana, mungkin itu hukuman untuknya!"
Kedua pria itu terkejut dengan apa yang dilontarkan oleh anak bosnya. Bahkan bisa dilihat dengan jelas anak itu tidak peduli sama sekali.
"Kenapa kamu bicara seperti itu mengenai ayahmu? Bagaimana pun dia tetaplah ayahmu! Apa kamu tidak memikirkan ibumu yang membutuhkan biaya pengobatan untuk penyembuhannya?" ucapan yang keluar dari mulut Dodi membuat cowok itu menahan gejolak amarah yang ingin meledak dalam dirinya.
Mengingat Sang ibu yang selama ini menderita karena perbuatan ayahnya sendiri, sehingga ibunya harus dirawat dirumah sakit.
"Aku tidak menerima uang haram! Tanpa dikasih uang oleh ayah, aku bisa membayar pengobatan ibuku!" tegasnya.
"Jika kalian ingin menyelamatkan ayah, siap-siap leader Black Hold akan menghabisi nyawa kalian!" lanjutnya. Cowok itu tahu betul tentang pemimpin Black Hold. Jika merasa terusik mereka akan menyiksa orang itu yang berani mengusik mafianya, bahkan tak segan-segan dia menjadikan musuhnya sebagai santapan hewan buas peliharaannya.
Tapi, cowok itu tidak tahu siapa pemimpinnya dan seperti apa wajahnya, bahkan dengan anggotanya sekalipun. Mereka memang benar-benar pandai menyamar dan menyembunyikan identitas dari publik.
"Baiklah kalau begitu. Kita pamit pergi."
Setelah itu Dodi dan Jeno keluar dari apartemen cowok tersebut. Merasa sudah berjalan cukup jauh cowok itu segera menutup pintu dan tak lupa menguncinya.
###
"Kita disini aja ya? Aku cuma mau berdua sama kamu," ucap Melvin.
Cowok itu mengajak Azura ke rooftop sekolah, dia ingin menghabiskan waktu berdua dengan gadisnya.
"Yakin nih Kak kita disini?" tanya Azura ragu. Pasalnya rooftop adalah tempat tongkrongan gengnya Melvin. Bisa sajakan mereka datang dan mengganggu waktu berdua dengan mereka?
"Iya, sini duduk," titah Melvin sambil menepuk tempat di sebelahnya. Azura mengangguk lalu duduk tepat di samping Melvin.
Tanpa meminta izin dengan Azura, Melvin merebahkan dirinya disofa panjang tempat yang mereka duduki. Kepala Melvin di taruh diatas paha Azura menjadikan paha itu sebagai bantalan. Azura yang melihat Melvin yang menaruh kepalanya diatas paha cewek itu membuatnya sedikit tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura Gisella Alexander
General FictionKetakutan seorang ibu terhadap putrinya, membuat Azura dilarang keras untuk melihat dunia luar. Sangat takut jika ayah dari putrinya kembali menemukan mereka. Memiliki banyak bodyguard untuk selalu mengawasi anaknya juga menjaga keamanan mansion yan...