Chapter 34

1.2K 64 3
                                    

Lama banget ya aku gak update, kalian lupa gak sama alurnya 😭.

***

Di kediaman rumah Elwin yang akan ditempati oleh Galen dan bundanya itu, kini terdapat Leona, Elwin, dan Jevran. Mereka tengah menunggu kedatangan Galen yang sebentar lagi akan tiba.

Elwin dan Leona sudah mendengar semua cerita tentang keluarga Galen yang di ceritakan oleh Jevran. Mereka tidak menyangka bahwa Erik manusia yang sangat kejam yang tak berperasaan. Bahkan Elwin sempat terpancing emosi ketika mendengar cerita dari Jevran atas kekejaman musuhnya itu.

Sekian lama menunggu akhirnya Galen dan Sila sampai. Galen membawa bundanya untuk masuk ke dalam rumah yang cukup besar itu. Sila menundukkan kepalanya ketika melewati beberapa pria berpakaian hitam yang ada di depan rumah tersebut.

"Itu dia Galen."

Elwin dan Leona berdiri dari duduknya  ketika melihat laki-laki dan ibunya itu masuk.

"Assalamu'alaikum Om, Tante." Galen mengucapkan salam kepada orang tua Azura tersebut, lalu menyalimi tangan mereka.

"Waalaikumussalam," jawab mereka bersamaan.

"Nak, saya sudah mendengar semua cerita tentang dirimu. Kamu dan ibumu boleh tinggal di sini, berhubung rumah ini tidak ada yang menempati," ucap Elwin sambil memegang pundak Galen.

"Terima kasih, Om dan Tante. Karena sudah memperbolehkan saya dan Bunda tinggal di sini. Saya tidak menyangka bahwa Om sebaik ini," kata Galen kagum terhadap Elwin.

"Saya tidak sebik yang kamu kira, dan saya tidak seburuk yang kamu pikirkan. Bagaimana keadaan ibumu? Dia baik-baik saja?" Elwin melihat wanita yang berdiri di samping Galen yang sejak tadi menundukkan kepalanya.

Mereka tidak bisa  melihat dengan jelas wajah wanita itu, karena sebagian rambutnya menutupi wajahnya.

Leona menghampiri wanita tersebut, lalu memegang lengannya untuk membawanya duduk bersama. Sila sempat terkejut hingga membuatnya mengangkat kepalanya dan melihat wanita cantik seusia dirinya itu tengah menatapnya dengan terkejut juga.

Wajah Leona yang terkejut membuat Elwin, Jevran, dan Galen yang menyaksikan itu ikut bingung. Sedangkan, Sila menatap haru Leona yang sekarang ada dihadapannya.

"Sila!" 

"Leona!"

Dua wanita itu langsung berpelukan. Tangis haru keduanya membuat tiga laki-laki itu menyimpan tanda tanya besar di kepalanya. Leona melepas pelukannya, lalu beralih menatap suaminya. "Mas, ini Sila. Teman kita waktu SMA!" ungkap Leona disertai senyum bahagia.

Elwin mendekati dua wanita tersebut untuk memperhatikan lebih jelas wajah Sila. Elwin menatap tak percaya wanita itu. "Kamu Sila?" tanya Elwin memastikan.

Sila mengangguk. Mereka tidak percaya bahwa akan bertemu dengan teman semasa SMA-nya dulu.

"Senang rasanya bisa melihat kalian lagi. Setelah bertahun-tahun kita nggak ketemu, akhirnya sekarang kita dipertemukan lagi," ucap Sila menatap dua teman akrabnya dulu.

Mereka menyuruh Sila dan Galen duduk lebih dulu sebelum mendengar cerita panjang dari temannya tersebut. Elwin menyuruh anak buahnya untuk membuatkan minum untuk mereka.

"Sila, kemana saja kamu selama ini? Aku udah cari-cari kabar tentangmu sama teman-teman yang lain nggak ada kabar sama sekali. Aku kira kamu tinggal di luar negeri," cakap Leona. Sila tersenyum mendengar bahwa selama ini Leona mencari tahu tentang dirinya. Selama bertahun-tahun Sila sengaja agar tidak bertemu dengan mereka lagi, karena suatu alasan yang membuatnya menjauh.

 Azura Gisella AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang