Remaja laki-laki itu terkejut karena suara ketukan pada pintu apartemennya yang terus berbunyi. Diraihnya gagang pintu dan perlahan membukanya. Seorang pria yang lama tidak pernah ia lihat, kini berada di depannya.
Pria paruh baya itu tersenyum tipis kearah putranya. Dia dapat melihat jelas wajah terkejutnya.
"Bagaimana kabarmu? Aku rasa kamu baik selama aku tidak ada di sini?" ujarnya seraya masuk ke dalam melewati tubuh Galen yang diam mematung.
Laki-laki itu berpikir bagaimana Erik bisa keluar dari penjara Black Hold. Tidak mungkin sang leader mafia itu mengeluarkan seorang kriminal seperti Erik begitu saja. Dengan kehadiran pria itu akan menimbulkan banyak masalah baru di hidup Galen.
"Sepertinya kamu tidak senang dengan kehadiranku? Kamu lebih senang aku ada di penjara, kan?" tanya Erik dihadapan Galen.
"Iya. Karena itu tempat yang cocok untuk orang sepertimu!" tekan Galen menatap tajam ayahnya.
Erik tertawa mendengarnya. Tangannya mencengkram kerah seragam sekolah Galen dengan kuat. "Ternyata kamu sudah berani berkata seperti itu. Ingat, kamu dan ibumu ada dalam kendaliku. Dan jangan menjadi anak pembangkang!"
Galen menatap tajam Erik. "Sampai kapan pun aku nggak akan menuruti perintahmu yang hanya terus menyiksa orang-orang," ucapnya sarkas.
Keberadaan Erik di dunia ini hanya akan membuat kejahatan yang tidak ada habisnya. Sebelum dendam pria itu terbalaskan, maka semua belum berakhir. Dia akan terus meneror keluarga Elwin dan membuatnya hancur. Saat ini dirinya sudah bebas dari tahanan Black Hold, banyak rencana yang sudah dia susun untuk membalaskan dendamnya.
"Lebih baik kau pergi dari sini. Aku nggak mau tinggal dengan orang jahat sepertimu!" sinis Galen dengan tatapan tidak suka.
Erik kembali berjalan menuju pintu untuk pergi, tapi sebelum dia keluar, sebuah perkataan mampu membuat Galen membeku ditempatnya.
"Aku tahu anak Elwin satu sekolah denganmu, bawa dia ke hadapanku. Jika kamu tidak mau melakukannya, ibumu yang harus menanggung semuanya. Dengan cara mengirim ibumu pergi dari dunia ini."
Jantung laki-laki itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Dia tidak akan membiarkan ibunya kenapa-kenapa, tapi disisi lain, dia tidak mau gadis yang dia suka terancam oleh ayahnya. Galen tidak mungkin akan melakukan hal itu. Dia menyayangi keduanya.
Ditutupnya pintu apartemen itu dan tak lupa menguncinya dari dalam. Dengan masih dilanda perasaan tidak nyaman membuat Galen bingung harus berbuat apa.
"Gue nggak akan biarin bunda dan Azura terluka. Tapi apa yang bisa gue lakukan, akh." Laki-laki itu mengacak rambutnya frustasi. Dia tidak mau berada dalam situasi yang sulit seperti ini.
##
Pagi ini Elwin mendapatkan kabar yang mengejutkan dari anggota inti Black Hold. Sungguh sekarang keadaan keluarganya sedang tidak baik-baik saja. Mengetahui Erik telah kabur dari tahanannya, membuat dia memperketat penjagaan kepada istri dan anaknya.
Elwin sudah tahu seperti apa sifat Erik yang menjadi musuhnya sampai sekarang. Pria itu mempunyai ambisi yang kuat untuk mendapat kemenangan untuk dirinya sendiri. Balas dendam.
Dan satu fakta lagi yang membuatnya semakin yakin bahwa Erik keluar dari penjara dengan dibantu oleh anggotanya sendiri. Elwin sangat benci yang namanya penghianat. Sampai kapan pun, seorang penghianat tidak akan mendapatkan pengampunan dari leader Black Hold itu. Nyawa lah yang akan menebus kesalahannya.
Pria tersebut menemui putrinya yang berada di teras. Terlihat Azura sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Senyum manis terpatri di wajahnya ketika melihat Papanya berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura Gisella Alexander
General FictionKetakutan seorang ibu terhadap putrinya, membuat Azura dilarang keras untuk melihat dunia luar. Sangat takut jika ayah dari putrinya kembali menemukan mereka. Memiliki banyak bodyguard untuk selalu mengawasi anaknya juga menjaga keamanan mansion yan...