Chapter 21

9.4K 571 13
                                    


***

Pelajaran di kelas 11 IPA 1 masih berlangsung dengan sangat baik. Bu Desi tengah menjelaskan materi didepan papan tulis,  guru tersebut berprofesi sebagai guru matematika. Beliau ini termasuk guru yang suka memberikan soal-soal untuk murid yang tidak memperhatikan penjelasannya.

Contohnya saat ini Agnes dan Bianca yang merecoki Azura tentang kejadian tadi pagi saat mereka melihat Melvin mencium Azura. Dua cewek tersebut terus bertanya membuat Bu Desi merasa terusik karena mendengar ada yang mengobrol saat jam mengajarnya berlangsung.

Alhasil Agnes dan Bianca maju kedepan  untuk mengerjakan soal matematika yang diberikan Bu Desi. Azura yang melihat sepupunya dan Bianca tengah mengerjakan soal didepan sana bernapas lega, akhirnya dia terhindar dari pertanyaan-pertanyaan tak berbobot dari dua cewek tersebut.

"Duh, gue gak tahu cara ngerjainnya gimana! Mana ngeliatin terus lagi!" batin Agnes menahan kesal. Cewek itu tidak mengerti dengan soal di depannya, matanya melirik kearah Bianca, cewek itu sama halnya dengan dirinya, sama-sama tidak mengerti.

"Nyesel gue kalau begini, gak paham sama sekali gue!" batin Bianca menjerit.

"Baiklah, karena sudah dua menit kalian berdua tidak segera menyelesaikan soalnya, maka kalian harus keluar dan hormat dibawah tiang bendera!" tegas Bu Desi tak ingin terbantah.

Agnes dan Bianca mengangguk lalu berjalan keluar kelas dengan langkah gontai. Mereka berjalan kearah lift untuk menuju ke bawah.

Bianca mengeluarkan ponsel dari dalam saku roknya yang sedari tadi terasa bergetar, dia membuka aplikasi whatsapp dan melihat banyaknya notifikasi masuk dari grub Lambe Nyinyir sekolah yang ternyata banyak yang membahas foto dua insan yang tak lain Azura dan Melvin.

"Nes-Nes, coba deh lo liat ini, inikan foto Azura sama Kak Melvin tadi di parkiran!" heboh Bianca sambil memperlihatkan foto tersebut kepada Agnes.

Agnes yang melihat foto itu terkejut, siapa yang berani-beraninya memfoto mereka berdua?

"Lo liat gih siapa nama pengirimnya?"

"Bentar-bentar, nama pengirimnya Evan, inikan nomor Kak Evan! Jadi dia yang nyebar!" Bianca melotot kaget melihat nama pengirimnya adalah Evan. Bocah satu itu harus diberi pelajaran, suka sekali cowok itu memfoto aib orang sembarangan.

Ting...

Agnes dan Bianca kemudian keluar begitu pintu lift terbuka. Mereka berjalan kearah outdoor untuk menjalankan hukuman yang diberikan oleh Ibu Desi, jika tidak dijalankan hukumannya mereka berdua akan diberikan hukuman yang lebih berat lagi.

Saat mereka berjalan melewati koridor perpustakaan terdengar seperti ada suara orang yang tengah bertengkar dibelakang perpustakaan. Agnes dan Bianca saling tatap, mereka berdua pun memutuskan untuk melihat apa yang terjadi dibelakang perpustakaan.

"LO APA-APAAN ANJING! LO SENGAJAKAN TADI MAU BIKIN GUE JATUH!"

"KALO CEWEK GUE KENAPA-KENAPA GIMANA?! NGOTAK DIKITLAH! BANYAK GAYA BANGET LO, BANGSAT!"

"CEWEK LO?! GAK SALAH DENGAR GUE? ZURA MANA MAU SAMA COWOK KAKU KAYAKLO! SOK COOL BANGET SIH LO!"

Bughh..

 Azura Gisella AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang