-drrrt drrrt drrrt drrrt
"Mmhmmm.. siapa sih, berisik!"
Salah satu pemuda bersurai hitam menggeliat dari tidurnya, ia kemudian pelan-pelan membuka kedua matanya, sedikit mengerang ketika merasakan tubuhnya seperti remuk dan tak bertenaga, ia kemudian melihat sekelilingnya dan menyadari ini bukan rumahnya.
Ia lalu bangun, meregangkan tubuhnya dan melihat sekitar. Teman-temannya masih tertidur, cahaya matahari pun belum sepenuhnya menampakkan diri.
Ia melirik jam ditangan kirinya, masih pukul 05.39 pagi. Pantas saja diluar masih agak gelap.
Pemuda itu teringat jika kemarin mereka tertidur didalam kelas setelah lelah dikejar zombie dan bertarung dengan mereka.
Ah, iya. Zombie! Ternyata ini bukan mimpi.
drrrt drrrt
Pemuda itu lalu mengalihkan pandangan pada suara ponsel yang bergetar, sumbernya ada pada temannya, Junkyu. Lantas ia pun mendekati pemuda yang masih tidur menyender pada dinding itu,
"Kyu, bangun. Ponsel mu bergetar, Junkyu!" ucapnya sembari menggoyang goyangkan tubuh pemuda koala itu.
"Mhh.. apaa, aku masih mengantuk, Ma. Biarkan aku tidur."
Pemuda itu, Jihoon. Hanya memutar bola mata malas, ia kemudian kembali menggoyangkan tubuh Junkyu, "Bangun, Kyu. Ponsel milikmu sedaritadi terus bergetar."
Junkyu pun perlahan membuka matanya, ia mengernyitkan dahi ketika merasa sakit ditubuh apalagi dibagian leher dan pinggangnya.
Ia kemudian mengeluarkan ponsel berlogo buah apel setengah dimakan itu dari saku celananya. Ia lalu membuka ponsel dan menampilkan rentetan panggilan tak terjawab dari Ibu dan Ayahnya.
"Mama dan Papaku." ucap Junkyu menatap Jihoon. "Mereka pasti khawatir."
Jihoon mengangguk, "Telpon balik saja, siapa tahu mereka akan mengirim bantuan untuk kita."
"Tapi batre ponselku hanya tinggal sedikit lagi,"
"Tak apa, masih ada ponsel milikku dan Jaemin. Kamu lupa jika kami selalu pintar menyembunyikan ponsel sampai tak pernah ketahuan guru. Kan?" ucap Jihoon sembari menaikkan alisnya.
Junkyu menatap ponsel miliknya, lalu ia pun mulai mendial salah satu nomor. Hanya tak sampai lima detik saja panggilan itu cepat terjawab.
"Halo, Mama?"
'Junkyu! Sayang, kamu gapapa kan? Gimana adikmu? Kalian berdua baik-baik aja kan? Dan Renjun? please, jawab Mama!'
Astaga, pagi-pagi buta begini ia sudah mendapati rentetan pertanyaan dari Ibu cantiknya itu. Ah, mungkin disana masih sore? Entahlah yang jelas dia dan orang tuanya terbentang waktu kurang lebihnya sih 12 jam jika tak salah.
"Aku dan Doyoung baik-baik saja. Kami masih disekolah, kami bersama dengan teman-teman kami, Renjun, Jaemin dan Jihoon. Mereka masih tertidur."
'Astaga, sayang, hhh... baiklah. Mama sedikit lega karna kamu gak sendirian.
Sayang, Mama baru melihat kabar keadaan disana siang tadi, Mama sangat khawatir. Mama takut, bahkan Papa kalian ikut menangis. Tapi, Mama bersyukur kalian masih baik-baik saja, mohon bertahan sebentar ya sayang? Mama dan Papa berjanji akan melakukan cara apapun untuk menyelamatkan kalian. Mama.. Mama minta maaf karna tak ada disana..'
Junkyu tahu, Ibunya saat ini sedang menahan tangis namun wanita cantik itu lebih memilih untuk tak mengeluarkan meskipun sedikit isakan dapat Junkyu dengar.
Junkyu yang memang notebenenya adalah seorang manja pun ingin sekali memeluk Mamanya dan merengek untuk membawanya pergi dari sini.
"Iya, Ma. Mama tidak usah khawatir, kami disini baik-baik aja. Kyu sekarang hebat bisa bunuh zombie jelek itu kaya digame tau!"
'Kamu memang anak Mama yang paling kuat. Junkyu keren!'
"Haha iyaa, Ma, Mama janji ya. Bawa Kyu dari sini, Kyu gasuka, pengen pulang, kangen kasurnya Kyu, pokoknya janji Mama harus suruh Papa buat bawa Kyu. Kalo ngga, Kyu bakal ngambek setahun sama kalian! Yaudah Kyu tutup dlu. Miss u, Mama cantik."
Kemudian panggilan itu pun diputus sepihak oleh Junkyu, selain karna masalah batre, ia pun tak ingin terbawa suasana dengan Irene dan membuat wanita secantik bidadari itu menangis.
Bagaimana pun Kyu sayang Mama!
"Hyung? Itu Mama?"
Junkyu mengalihkan pandangan pada pemuda bersurai coklat yang kini sudah berdiri disebelahnya.
Junkyu mengangguk, "Iya, tadi Mama telpon."
Doyoung pun membalas dengan anggukan. "Yasudah, sekarang sudah pagi. Apa rencana kita selanjutnya?"
Jihoon yang sedari tadi menyimak pun akhirnya membuka suara. "Kita jangan dulu membuat rencana. Disini masih ada kebo yang belum kembali dari kehidupan alam sadarnya."
Mereka bertiga melirik ke arah Jaemin yang masih tertidur pulas dilantai ruangan seni itu, disebelahnya ada Renjun yang juga baru saja bangun.
Mengikuti arah pandang teman dan dua saudara sepupunya, lantas Renjun menatap tatapan bertanya, "Kenapa?"
"Tidak, Baiklah mari kita susun rencana. Ah sebelum itu, jika ada yang membawa air bolehkah kita berikan hujan untuk pangeran tidur kita disana?"
Ucapan Jihoon membuat ketiga pemuda lain menggeleng, sebenarnya sih Jihoon memang tidak ada harapan pada mereka. Lantas pemuda keturunan tentara angkatan laut itu menghampiri Jaemin yang masih terlelap tidur.
"Sudahlah biarkan saja dulu, ini masih sangat pagi. Lebih baik kita susun rencana dulu. Lagipula orang ini takkan bangun sebelum pukul 7.00." ucap Renjun sedikit sarkas.
Memang sih, seakan tahu waktu, Jaemin memang takkan bangun sebelum pukul 7.00 tepat. Mengetahui itu, lantas Jihoon pun tak jadi membangunkan pemuda itu, ia kemudian mengajak yang lain untuk berdiskusi untuk merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
-
"Kamu tahukan, virus zombie biasanya hanya ada di film?"
"Tapi, aku pernah waktu itu membaca salah satu artikel, aku lupa dimana tapi, ditahun 70-an virus seperti ini pernah ada dan itu pertama kali muncul di Amerika bagian utara."
Junkyu dan Renjun hanya menyimak pembicaraan kedua pemuda didepannya dengan seksama. Ya, selain Jihoon yang suka nonton film, ada Doyoung yang selalu mencari tahu segalanya, benar-benar tipikal anak pintar.
"Ku pikir kita akan melakukan cara ini一"
Bugh bugh!
Keempat pemuda yang sedang berdiskusi itu lantas mengehtikan sejenak pembicaraan mereka.
"Suara apa itu?" tanya Junkyu.
"Mungkin salah satu murid yang bertarung dengan zombie?" jawab Jihoon.
Mereka menatap lamat pintu ruangan seni, dan sedetik kemudian..
Brakk!!
"YAK! APA YANG TERJADI?!"
•••
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Dead
FanfictionJunkyu dan Doyoung, dua saudara yang pindah sekolah lalu tinggal dirumah sepupu mereka yaitu Renjun. Mereka berada disekolah yang sama. Namun, bagaimana bisa salah satu virus paling diantisipasi kian menyebar dan menyerang sekolah mereka.