-3 minggu sudah Kim saudara menetap di Cheongju, dan sampai saat ini semuanya baik-baik saja. Junkyu yang sekelas dengan sepupunya Renjun dan Doyoung yang berada dikelas yang berbeda, namun tetap satu angkatan dengan kedua saudaranya.
"Selamat belajar anak-anak, sampai jumpa saat makan malam nanti. Jadilah anak-anak baik."
Mobil milik Chanyeol pun pergi setelah mengantar 3 pemuda itu ke sekolah mereka. Ketiganya lalu masuk ke dalam sekolah untuk menuju ruang kelas masing-masing.
Doyoung yang saat itu berjalan diantara kedua saudaranya mengehentikan sejenak langkahnya. Ia merogoh saku celananya ketika merasa ada yang bergetar disana, ia pun mengeluarkan ponselnya yang menampilkan nama Ibunya disana.
Ia melirik ke arah Junkyu, "Mama?" dengan segera ia menekan tombol hijau lalu menempelkan benda pipih itu ketelinganya.
"Halo, Ma?"
'Oh Tuhan, kau masih menjawab, apa Mama mengganggumu?'
"Tidak, kami belum masuk ke kelas, jadi santai saja. Ada apa Mama menelpon?"
'Aish, memangnya Mama tidak boleh menelpon anak Mama sendiri? Tidak, Mama hanya kepikiran kalian. Mama merindukan kalian, kalian baik-baik saja disana kan?'
"Kami baik, bagaimana dengan Mama dan Papa?"
'Mama dan Papa tentu baik-baik saja. Tapi, tetap Mama merasa kurang tanpa adanya kalian. Ketika ada waktu senggang, Mama dan Papa berjanji akan menjenguk kalian kesana. Kalian tidak merepotkan bibi dan paman kan?'
"Iya, Ma. Kami tidak merepotkan siapa-siapa disini. Bahkan Junkyu pun tidak bertingkah manja disini."
Terdengar suara kekehan diseberang sana sedang oknum yang disebutkan oleh Doyoung hanya mendelik tak suka, 'Baguslah, baik-baik disana ya. Mama akan segera mengunjungi kalian, Mama sayang kalian.'
"Iya, Mama juga. Aku juga sayang Mama."
Kemudian sambungan telpon itu terputus. Doyoung pun menyimpan kembali ponsel itu ke saku celananya, "Ayo, ke kelas."
•••
Suasana riuh kelas itu memang sudah biasa dan salah satunya adalah kelas Renjun dan Junkyu. Ada anak yang duduk dimeja, ada anak yang tidur, ada juga anak yang sedang berdandan.
Renjun dan Junkyu tidak termasuk kedalam ketiganya, seakan mereka memiliki dunianya masing-masing, Renjun yang memilih membaca buku dan Junkyu yang sedang mencoret-coret buku tulisnya. Ah ya, omong-omong mereka berdua sebangku.
brakk!
Suara gebrakan meja mengalihkan pandangan mereka pada dua orang pemuda yang sudah berdiri dihadapan mereka.
"Jaemin, Jihoon! Aku sedang membaca buku, jangan ganggu aku." Renjun menatap kesal dua pemuda itu.
"Tumben sekali Renjun membaca buku." ucap Jihoon tertawa diikuti Jaemin setelahnya.
"Ah iya, aku heran. Kalian kan saudara sepupu, tapi daripada mengobrol seperti layaknya saudara. Kalian terlihat seperti tikus dan kucing jika bersama." kini Jaemin yang berbicara.
Renjun dan Junkyu hanya saling melirik, lalu saling membuang muka setelahnya. Dua oknum yang melihat tingkah mereka pun sedikit melongo lalu saling berpandangan.
Jaemin menggeleng takjub, "ckckck, kalian benar-benar aneh."
"Sudah sana, guru Park sudah datang."
Setelah mendengar perkataan Renjun, Jaemin dan Jihoon pun segera pergi dan duduk di kursi mereka. Diikuti riuh murid lain yang juga kalang kabut untuk segera kembali ke bangku masing-masing.
ㅤ
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan tamu. Ia adalah seorang Profesor dibidang sains. Dan hari ini kita diberi kesempatan untuk belajar dan mendapatkan ilmu dari beliau. Silahkan Profesor."
Guru Park terlihat mempersilahkan seorang pria berumur, mungkin jika dikira-kira umurnya sekitar 60 tahun keatas. Profesor itu kini telah menggantikan posisi guru Park yang berdiri didepan kelas.
"Selamat pagi anak-anak, perkenalkan namaku Lee Byeonghoon. Kalian bisa memanggilku Profesor Lee. Aku disini diundang untuk mengajarkan kalian sedikit dari ilmu yang ku miliki."
Profesor itu kemudian terlihat menjelaskan sesuatu didepan, para murid dikelas hanya sebagian saja yang memperhatikan Profesor itu berbicara. Dan sisanya memilih tidak peduli bahkan ada pula yang tidur dengan buku yang menghalanginya.
Dan pelajaran itu berlangsung selama 2 jam kedepan. Setelah bel berbunyi, Profesor Lee terlihat sedang membereskan barangnya dan bergegas pergi keluar kelas. Sementara suasana kelas sudah mulai berisik sebelum pelajaran ke 2 kembali dimulai.
ㅤ
"Renjun, Junkyu, ayo pergi ke kantin bersama."
Jaemin dan Jihoon kembali menemui Renjun dan Junkyu yang tengah membereskan meja mereka, dan mengajak dua saudara sepupu itu untuk pergi ke kantin setelah bel istirahat berbunyi.
Junkyu mengangguk, "Ayo, kita pergi sekarang."
Lalu keempatnya pergi bersama ke kantin, Doyoung juga akan menyusul setelah ia selesai menuntaskan urusannya ditoilet katanya.
Disisi lain, Doyoung yang masih di toilet merasa lega ketika urusannya telah selesai. Sudah sejak tadi memang ia tidak kuat menahannya.
Ia pun berniat keluar toilet untuk kembali dan menyusul saudaranya yang lain dikantin. Doyoung kemudian berjalan santai dikoridor sekolah, Doyoung itu termasuk salah satu pria dengan tingkat kepekaan yang cukup baik, merasa ada yang tidak beres disini ia pun berhenti sejenak lalu membawa dirinya untuk bersembunyi kesebuah pintu yang menghubungkannya dengan lab kosong.
Suasana sekolah dijam istirahat memang selalu ramai dengan para murid yang berlalu-lalang, entah itu ke kantin, kamar mandi atau urusan pribadi masing-masing.
Namun, ia melihat sesuatu yang agak janggal disini, ini bukan keramaian murid yang biasanya. Doyoung pun tak mengerti, namun ia cukup yakin ini bukan keadaan yang baik-baik saja.
Doyoung itu termasuk anak yang cukup pintar, setelah ia menerka apa yang terjadi dihadapannya ia pun sadar. "Oh shitt!" Ia segera berlari menuju kantin dengan memutar arah dan berharap kakaknya masih baik-baik saja.
Bagaimana bisa virus mematikan itu ada disekolahnya?
•••
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Dead
FanfictionJunkyu dan Doyoung, dua saudara yang pindah sekolah lalu tinggal dirumah sepupu mereka yaitu Renjun. Mereka berada disekolah yang sama. Namun, bagaimana bisa salah satu virus paling diantisipasi kian menyebar dan menyerang sekolah mereka.