-Brakk!!
"YAK! APA YANG TERJADI?!"
Tiba-tiba saja pintu ruangan yang mereka tempati sudah sedikit hancur karna dobrakan seorang, euh sepertinya lebih dari satu orang.
Tiga orang pemuda beranjak dewasa masuk dengan nafas yang memburu, mereka semua saling berpandangan, kecuali Jaemin tentunya.
Baru sekejap saja pintu sudah terdorong dorong diluar oleh para zombie yang jumlahnya cukup banyak. Ketiga pemuda itu menghalangi pintu yang mungkin sebentar lagi akan roboh.
"Hei! Apa yang kalian lihat? Cepat bantu kami!"
keempat pemuda yang sedari tadi diam melihat pun dengan segera membantu tiga pemuda dewasa yang baru saja masuk itu.
Jihoon dan Renjun mengambil masing-masing kayu lalu mereka memukul bagian-bagian tubuh zombie yang terjepit pintu. Mereka berdua rasanya ingin sekali menghajar ketiga pemuda yang datang tiba-tiba lalu merusak pintu hingga hampir roboh, tapi kemudian urung karna situasi yang tidak tepat untuk berdebat atau berkelahi.
"Aakkk! Jangan menarik rambutku dasar zombie sialan! Hey, bocah! Yang benar dong kalau memukul, kamu laki-laki atau bukan?!"
Salah satu pria berambut agak panjang itu mengomeli Jihoon dan Renjun yang kondisi muka mereka saat ini sudah merah.
"O-ow, Kyu hyung, sepertinya bencana yang sebenarnya akan dimulai setelah ini."
Doyoung yang berdiri disamping Junkyu berbisik, matanya tak lepas dari pemuda berambut agak panjang dan kondisi muka Jihoon Renjun yang memerah. Begitu pun Junkyu.
Karna telah tersulut emosi, Jihoon terus memukul zombie-zombie itu secara membabi buta. Tak kalah, Renjun pun ikut memukul brutal para zombie hingga akhirnya mereka berhasil mengeluarkan zombie-zombie itu.
Jika ini adalah dunia anime, mungkin dikedua mata Jihoon dan Renjun sudah ada gambar sebuah api yang berkobar-kobar dan kepala yang mengepulkan asap serta kedua tangan mereka yang terkepal erat.
Ketiga lelaki yang baru saja masuk itu melorotkan diri mereka kelantai dengan tangan mereka yang masih menahan pintu agar tak roboh.
"Hahh.. Hampir saja, ini semua karna dirimu! Aku bilang untuk jangan terburu-buru tetapi kamu tak mendengarkanku!"
"Yuta baka! Justru kita yang tak akan selamat jika hanya berdiam diri disana, sudah sempit, terhimpit bersama zombie pula." ucap pemuda bule menoyor pemuda
berambut agak panjang itu.Mereka pun akhirnya berdebat sengit, salah satu pemuda yang lain hanya menghela nafas pasrah, sudah biasa.
"YAK!"
Perdebatan sengit dua orang itu teralihkan dengan suara pemuda yang kini masih menatap nyalang mereka.
Jihoon dan Renjun sudah menggebu gebu, mereka hampir saja melompat ke arah tiga pemuda itu seperti seorang singa yang akan menerkam mangsanya, jika saja Junkyu dan Doyoung tak menahannya.
"YAK KIM DOYOUNG! LEPASKAN AKU! AKU TAKKAN MEMBIARKAN TIGA CECURUT ITU UNTUK HIDUP!"
"KIM JUNKYU! AKU SUNGGUH TAK AKAN MEMAAFKAN MU JIKA KAMU BERANI MENGHALANGI JALANKU!"
Jihoon dan Renjun terus berteriak kesetanan, Junkyu dan Doyoung yang menahan mereka hampir saja kewalahan.
Begitu saja terus sampai keduanya kelelahan.
°°°
"Namaku Jaehyun, ini kedua temanku. Yang berambut agak panjang itu Yuta dan satu lagi Johnny. Kami ini seorang mahasiswa MIPA, kalian tau Profesor Lee? Nah, dia adalah dosen kami."
Pria bernama Jaehyun itu menunjuk dua pemuda dewasa yang sedang menahan pintu pada Jihoon cs yang sekarang tengah duduk melingkar dilantai
Jaemin yang sudah bangun dari tidurnya karna kegaduhan tadi mengangguk-anggukan kepalanya diikuti Junkyu dan Doyoung, sementara Jihoon dan Renjun tak lebih dari tatapan sinis pada mereka.
Jaehyun merasa canggung pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Euhmm, maafkan kami ya? Sudah seenaknya masuk dan merusak pintu disini. Kami tak tahu ada kalian yang bersembunyi disini, hehe.."
Jaemin yang merasa risih melihat Jihoon dan Renjun pun menyenggol tangan mereka, sementara Jihoon dan Renjun yang ditatap menuntut untuk meminta maaf pun hanya melipat kedua tangan didada dan memalingkan muka.
Junkyu yang melihat kedua temannya seperti itu merasa tak enak, "Euh, maafkan teman-temanku ya, hyung. Mereka memang selalu begitu, tak sabaran dan emosian."
Jaehyun terkekeh hingga menampilkan titik cacat yang besar dipipinya, "Tak apa, jika aku menjadi mereka. Aku pun akan melakukan hal yang sama."
"Ah, iya. Apa kalian sahabat dekat?" tanya Jaehyun.
Doyoung mengangguk, "Mereka semua bisa dibilang seumuran, aku yang paling muda disini. Junkyu adalah hyungku dan Renjun adalah sepupuku." jelasnya.
Jaehyun mengangguk-anggukan kepala, "Pantas saja kalian terlihat sangat dekat."
"Pengecualian untuk Renjun dan junkyu." gerutu Jaemin lirih tapi masih bisa didengar oleh mereka.
"Oh? Ada apa dengan Junkyu dan Renjun? Bukankah kalian saudara sepupu?"
"Sudahlah, kau cukup tau kami ini saudara sepupu saja." sewot Renjun, entah kenapa rasa dendamnya kini semakin meningkat dua kali lipat.
"Oh, maaf,"
"Ah ha hahaha, se-sekali lagi maafkan temanku Jaehyun hyung. Dia memang tak bisa diajak berkompromi." Jaemin kembali menyenggol lengan Renjun disebelahnya.
"Euhm, Jaehyun hyung, kalian kan anak kuliah. Kenapa kalian ada disekolah kami?" tanya Doyoung mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ah, itu.. Kami datang kesini sebagai wakil dari Profesor Lee, sebenarnya aku yang menjadi wakilnya. Tapi Yuta dan Johnny ingin ikut, jadi aku meminta Profesor Lee membawa mereka dengan alasan untuk menemaniku."
"Ohh, begituu, ku fikir hyung akan kembali belajar di SMA."
"Hahaha, tentu saja tidak."
Suasana diantara mereka kembali hening, hanya ada helaan nafas yang mereka dengar. Sama-sama merenung dan berfikir apa yang terjadi selanjutnya, akankah mereka akan hidup atau mati, atau mungkin berubah menjadi seorang zombie?
•••
TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Dead
FanfictionJunkyu dan Doyoung, dua saudara yang pindah sekolah lalu tinggal dirumah sepupu mereka yaitu Renjun. Mereka berada disekolah yang sama. Namun, bagaimana bisa salah satu virus paling diantisipasi kian menyebar dan menyerang sekolah mereka.