06. PACARAN (?)

1.2K 124 12
                                    

...



























...

Mata Leo berbinar melihat Rifai berjalan dengan membawa sepiring nasi goreng untuknya.

Rifai pun menaruh piring itu meja, tepat di depan Leo.

Kemudian Rifai tersenyum karena melihat tingkah Leo yang sepertinya terlihat sangat senang.

Ia mendekatkan kursi Leo ke kursinya, agar lebih mudah untuk menyuapi Leo.

Setelah itu Rifai mengambil piring yang berisi kan nasi goreng tersebut sembari berkata "ayo sinii, kakak suapin."

Rifai kemudian mengambil sesendok nasi goreng lalu menyuapkannya ke Leo.

Leo pun dengan senang hati menerima suapan tersebut.

Setelah selesai menyuapi Leo, Rifai segera mengambil tisu yang terdapat di meja itu lalu mengelap sudut bibir Leo.

"Kakkk! Ayyo main di belakang llrumah! Rrllumah, rllrllumah, ishhhh!" Leo berdecak kesal, ia berusaha berbicara rumah dengan benar tapi tetap saja tidak bisa.

Rifai tertawa sebentar, ia gemas melihat tingkah anak dari bosnya itu. Leo benar-benar sangat menggemaskan.

"Ishh, kakak jangan ketawaaaa! Ndda ada yang lucu tauuuu!" Kesal Leo, Leo kesal karna tau jika Rifai sedang menertawai dirinya.

"Haha, iya-iya, kakak ngga ketawa lagi kok. Lagian kamunya gemes banget." Ucap Rifai sembari mencubit pelan pipi gembul milik Leo.

"Kakakkk!! Jangan cubit-cubit, Leo aduin daddd nantiiiiii." Ucapnya sembari menyilang kan tangannya di depan dada.

"Iya sayang, maafin kakak. Yaudah, kakak cuci piring dulu ya, nanti baru kita main."

Leo hanya mengangguk.

Lalu Rifai pun bangkit dari duduknya dan pergi menuju wastafel untuk mencuci piring..

Setelah selesai ia pun langsung menghampiri Leo.

"Kakak udah selesai niii! Ayooo!" Ucap Rifai dengan semangat.

"Ayooo!!" Jawab Leo tak kalah semangat.

Rifai pun menggendong Leo. Mereka kemudian berjalan menuju belakang rumah.

Sesampainya disana Rifai pun menurunkan Leo dari gendongannya.

"Kak, ayo main aill (air)!" Ajaknya

Rifai menggelengkan kepalanya.

"Nanti kalo Leo sakit gimana? Nanti kakak juga yang di marahin sama daddymu." Jawab Rifai sambil memandang ke arah Leo.

Leo hanya menunduk sembari mencerna ucapan dari Rifai. Tapi bener juga sih, kalo misalnya dia sakit, toh Rifai juga yang kena omel, bisa-bisa dipotong gaji.

Leo pun mengangkat kepalanya, ia memandang Rifai sejenak.

"Ayo kak main kejal-kejalan. Kakak kejal aku yaaaaaaaa." Ucap Leo, setelah berucap seperti itu ia langsung berlari secepat yang ia bisa.

"Hehhh, belum di hitung kok langsung lari ajaaa." Ucap Rifai sembari mengejar Leo.

Tak butuh waktu lama untuk mengejar Leo, Rifai dengan mudah menangkap Leo. Ya karena badan Leo yang masih kecil, itu memudahkan Rifai untuk menangkapnya.

"Yahhh, Leo kalahhh, kakak yang menangg." Kata Rifai sambil mengejek Leo yang sudah tertangkap olehnya.

"Yahhh... Ish, kakak mah... Cepet banget nangkapnyaaaaaa. Ulang sekali lagi yaaa." Ucap Leo, ia kesal, kenapa sih cepet banget ketangkep?

DUDA GANTENG -[RENHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang