Nathan Alfaro, lahir di Jakarta 9 Desember 2004. Memiliki postur tubuh yang kekar, berkulit sawo matang tinggi badan 175cm. Siswa kelas 11 SMA Putih. Nathan Alfaro bersahabat dengan Angkasa, Galih, Bimo, Wira dan Jordi. Nathan Alfaro kerap disapa dengan panggilan Nathan, salah satu orang yang bisa dibilang jagoannya SMA Putih. Banyak siswa-siswi yang takut dengannya. Nathan memiliki bekas jahitan pada dahinya, dari berita yang beredar jahitan itu adalah bekas luka saat Nathan SMP. Dari SMP Nathan memang sudah sering ikut tawuran pelajar. Maka dari itu banyak siswa-siswi yang segan dengannya. Sewaktu SMP Nathan pernah ditahan oleh polisi karena tertangkap membawa senjata tajam di tasnya. Namun, Nathan dibebaskan dan hanya mendapatkan surat peringatan dari sekoalhnya karena pada saat itu Nathan masih berada di bawah umur. Angkasa adalah teman pertama Nathan di SMA Putih.
"Lo dateng kan ke acara gue?" Tanya Angkasa
"iya" jawab Nathan singkat
Angkasa melihat Nathan yang masih menggunakan seragam sekolahnya itu "Yang bener aja Than, lo mau dateng tapi dari tadi lo masih di sini ga pulang-pulang. Dari lo pulang sekolah Than. Ini bukannya gue ngusir lo dari rumah gue. Tapi ya lo harus balik dulu, mandi ganti baju lo. Ini acara gue setahun sekali Than masa lo ga ngehormatin gue. Atau lo mau mandi di sini trus pake baju gue?"
Nathan berdiri lalu mengambil tas sekolahnya dan bergegas pulang tanpa mengatakan satu kata pun kepada Angkasa. Angkasa yang tau watak Nathan seperti apa hanya bisa menghela nafasnya. Dia tau Nathan pasti datang ke acaranya.
************
Cafe queen pukul 8 malam, mereka semua sudah tiba di café tersebut. Mereka duduk di kursi yang telah direservasi atas nama Angkasa. Memang hanya teman-teman dekat Angkasa saja yang datang. Angkasa yang awalnya akan duduk disebelah Raina dihalangi oleh Reva.
"jangan macem-macem sama Raina atau lo gue hajar?" Ancam Reva
"jangan galak-galak Rev, damaiii" Ucap Angkasa
Nathan duduk di sebrang Angkasa. Nathan tipe orang yang sebenarnya tidak suka dengan keramaian. Apalagi makan bersama orang lain di tempat yang cukup ramai ini. Di hidup Nathan mungkin makan bersama dengan orang bisa dihitung dengan hitungan jari. Nathan memperhatikan teman-temannya yang sedang makan dan sambil bersenda gurau. Dia memang tidak suka dengan keramaian, tapi melihat orang terdekatnya bahagia hati dia pun ikut bahagia walaupun ditutupi dengan sikap dinginnya dia. Nathan menyantap makanannya dengan muka yang datar.
"Ngobrol lah Than. Diem aje lo" Ucap Jordi yang sedari tadi sadar Nathan tidak bergabung dalam pembicaraan
Nathan hanya menoleh kearah Jordi, tetapi tidak menjawabnya. Ia melanjutkan menyantap makanannya.
Bimo menepuk Jordi "Jor, lo kaya gatau dia aja sih. Emang dia begitu kan orangnya? Masih untung dia mau dateng. Biasanya juga kabur-kaburan terus"
"Than, lo bisa ga sih mukanya jangan galak-galak kaya gitu. Lo tau ga? Kalo di sekolah kadang gue pengen nyapa lo, tapi gue udah takut duluan liatnya" Ucap Mila seraya menyantap makanannya.
"Jangankan lo Mil, kita aja yang sahabatnya dia segen banget nyapanya. Liat aja tuh mukanya begitu" Ucap Wira
Galih meperhatikan wajah Nathan tak berekpresi "Udah lah jangan diomongin mulu kasian. Sa, abis makan kita foto-foto di booth itu boleh kan?"
Angkasa menoleh kearah booth yang dimaksud Galih lalu dia menunjuk booth tersebut "Gal, yang bener aja. Itu backgroundnya warna pink. Lo ga laki banget kalo foto disitu"
"Badan doang keker, tapi mau foto di booth pinky begitu" Ucap Jordi menertawakan Galih
Diana menatap Angkasa dan Jordi secara bergantian dengan tatapan sinis "emang kalo cowo ga boleh suka warna Pink ya? Emang ada larangannya? Gaada kan? Kalo kalian gamau foto yaudah gapapa. Tapi jangan nge judge Galih juga kali"
"Iya Diana udah jangan marah-marah yaa, nanti alisnya ga bisa balik itu nyureng begitu, ngeri bener gue liatnya." Ucap Wira berusaha menenangkan Diana
Setelah selesai makan Reva, Mila, Diana dan Raina berjalan menuju booth yang dimaksud Galih. Mereka berfoto disana dengan gaya yang lucu-lucu. Reva memanggil Angkasa dan yang lainnya untuk bergabung berfoto dengan mereka. Angkasa mengajak Nathan, Bimo, Wira, Jordi dan Galih untuk bergabung. Namun, Nathan tidak mau ikut ia tetap memilih duduk di kursi nya. Reva memerhatikan Nathan dari jauh.
"Nathan gamau ikutan?" Tanya Reva kepada Angkasa
Angkasa hanya menggelengkan kepalanya lalu ia bergaya di depan kamera.
Reva tak fokus dengan gaya berfotonya. Ia lebih fokus dengan Nathan. Ia terus saja melihat Nathan. Nathan memiliki teman yang cukup baik, tapi ia seperti sendirian ditengah keramaian. Reva ingin mengetahui sebabnya mengapa Nathan bisa menjadi orang yang seperti itu. Jordi tak sengaja mendapati Reva melihat Nathan. Lantas Jordi menepuk pundak Reva.
"Nathan emang gitu orangnya Rev, ga pernah mau gabung. Kecuali soal berantem baru deh dia mau gabung." Ucap Jordi
"Di otak dia Cuma ada ribut-ribut doang apa gimana sih?" Tanya Reva kepada Jordi
Jordi mengangkat kedua bahunya "Entah Rev, mungkin ada hal yang buat dia begitu. Tapi kita gatau apa".
"Dia ga cerita?" Tanya Reva
Angkasa ikut bergabung kedalam obrolan Jordi dan Reva "Dia itu ga banyak omong Rev. Banyak hal yang kita gatau tentang dia. Lu kenapa? Tertarik sama Nathan?"
"Ga tau ya, Cuma gue ngerasa pasti ada sesuatu yang ngebuat dia jadi begini. Gue pengen cari tau" Ucap Reva
"Gue saranin sih jangan Rev. Biarin itu jadi urusan pribadi dia. Tugas kita nemenin dia aja. Kalo dia ga mau terbuka ke kita yaudah jangan dicari tau." Ucap Jordi
Angkasa tau Reva tertarik dengan Nathan. Angkasa dengan Reva sudah berteman dari TK dia tidak pernah sepeduli ini dengan laki-laki termasuk dirinya. "Lo suka ya sama Nathan?" Tanya Angkasa
Reva tidak menjawab, bukan karena dia tidak mau menjawab. Tapi dia sendiri pun tak tau perasaannya kepada Nathan.
Nathan yang sedari tadi duduk di tempatnya tau bahwa dirinya sedang dibicarakan oleh Jordi, Angkasa dan Reva. Namun Nathan tak ingin melihat mereka, ia lebih memilih memainkan game pada ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANTHAN
Teen FictionKisah 2 remaja yang memiliki perbedaan. Akankah mereka berakhir bersama? Revanda adalah seorang remaja perempuan, yang memiliki prestasi yang banyak. Pintar, baik disenangi banyak orang. Memiliki keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang. Nathan ad...