NERAKA DUNIA

2 1 0
                                    

Reva masih terbaring di kasur rumah sakit, kondisinya sudah lebih membaik. Namun, ia belum diperbolehkan pulang. Keadaan ia yang masih shok dan juga tangannya yang patah membuat dokter menyarankan Reva agar dirawat inap. Anita sudah pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, maka dari itu ia mengikuti saran dari dokter. Sejujurnya Reva sudah sangat tidak betah di rumah sakit, ia ingin cepat pulang dan kembali bersekolah. Namun apa boleh buat, ini dilakukan untuk kebaikannya juga.

"Rev, Mamah mau ke butik sebentar boleh? Ada klien mamah yang mau fitting baju." Ucap Anita

Reva tersenyum "boleh dong mah, masa ga boleh. Lagian aku juga udah gapapa ko"

"bener sayang kamu gapapa mamah tinggal?" tanya Anita

"Bener mah, nanti kalo ada apa-apa aku langsung telpon mamah. Janji " ucap Reva meyakinkan Anita

Anita tersenyum dan langsung mengambil tasnya yang berada di sofa rumah sakit " mamah tinggal ya sayang, kalo ada apa-apa langsung panggil dokter dan hubungi mamah"

"Iya mah hati-hati ya" ucap Reva.

Anita pergi meninggalkan Reva. Reva melihat kepergian Anita, ia sangat beruntung memiliki Ibu yang sangat menyayanginya. Reva melihat layar ponselnya, jam menunjukan pukul 8.30, lalu ia melihat ada satu pesan. Reva membukanya.

~Unknow~

Permainan belum selesai cantik.

Wajah Reva memucat, ia sama sekali tak ingin terlibat masalah ini. Bahkan ia tidak tau salah apa yang telah ia perbuat.

Kreeek... Suara pintu terbuka. Reva menoleh kearah pintu, ia mengkerutkan dahinya. Ia pikir mamahnya kembali lagi

"Loh kenapa balik lagi mah? Ada yang ketinggalan?" tanya Reva

Seseorang berjalan mengarah Reva, laki-laki mengenakan hoodie dengan kupluk yang dikenakan di kepala. Berjalan menunduk menuju kasur yang ditiduri Reva. Reva sedikit takut dengan seseorang itu. Laki-laki itu semakin mendekat, ia berhenti tepat di sebelah Reva. Ia membuka kupluk yang dikenakan dan mengangkat wajahnya. Dan ternyata itu adalah....

"Astaga Nathan" pekik Reva

Nathan hanya memasang muka datar.

Jantung Reva berdegup kencang, ia pikir yang datang menemuinya adalah seseorang yang mengirimnya pesan. Reva sedikit lega karena yang datang adalah Nathan. Namun ia heran, mengapa Nathan berada di sini? bukankah dia seharusnya berada di sekolah? Untuk apa dia kesini?

"Ko lo di sini? Lo ga sekolah?" tanya Reva

Nathan menggeleng "bolos"

Reva mengkerutkan dahinya "lo bolos demi bisa kesini? Demi ketemu gue?"

"Kepedean" jawab Nathan singkat

"Trus? Ngapain kesini?" tanya Reva masih penasaran

"Bukan urusan lo. Kalo gue ga boleh di sini, gue cabut" ucap Nathan yang seraya berjalan untuk pergi dari sana

Reva menahan Nathan "di sini aja, temenin gue. Kebetulan nyokap gue lagi ke butik"

Nathan menghentikan langkahnya, lalu ia berjalan menuju sofa dan duduk di sana. Ia menoleh ke arah Reva. Melihat tangan gadis itu yang masih menggunakan gips, perasaan bersalah kembali mengantuinya.

Reva menyadari Nathan memperhatikannya "Kenapa liatin gue?"

"Tangan lo, kapan sembuhnya?" tanya Nathan

"Entah, mungkin 3 bulan" jawabnya

Nathan menghela nafasnya "Lo kenal Farel?"

Reva menggeleng "Gue ga kenal, bahkan ketemu aja ga pernah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVANTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang