Lee Minho, 20 tahun tapi belum mendapatkan second identity nya dikira omega oleh semua orang. Han Jisung 19 tahun, lelaki muda yang selalu dianggap tak berguna dan aib di kalangan packnya karena merupakan satu-satunya omega laki-laki disana.
Bagai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelumnya~
Suara Minho lagi-lagi terdengar.
" Minho bodoh! Kenapa lo lemah banget sih! Kenapa? Kenapa lo nggak becus banget sih." gema suara penyesalan Minho terus bersahutan.
" Kak Minho! Nggak! Kakak nggak bodoh! Sadarlah kak! Kakak nggak salah!" sanggah Jisung berharap Minho mendengarnya. Tapi tak ada jawaban berarti hanya suara penyesalan yang masih terus menyahut. Menghardik diri Minho sendiri.
Sial, ia harus cepat meneumkan Minho pikirnya. Saat pikiran itu muncul seakan pucuk di cinta ulam pun tiba, tiba-tiba cahaya biru muncul menerangi tubuh penuh luka yang terikat oleh ribuan sulur berduri yang ada di tengah ruang itu.
" KAK MINHO!" teriak Jisung langsung berlari mendekat tapi lagi-lagi ada saja halangan saat ia ingin menggapai kekasihnya; sulur-sulur sialan itu menahannya menjauh.
. . . . .
Semakin Jisung mencoba melepaskan diri semakin kuat pula sulur-sulur itu menahan tubuhnya.
" akh! Sialan! Padahal ini di alam bawah sadar, kok bisa-bisanya gue ngerasa sakit gara-gara ini?? Akkkh! Lepasin gue sulur-sulur sialan!" Jisung makin memberontak.
. . . . .
Mari lihat sedikit apa yang terjadi pada kenyataan selama mereka tertidur.
" Gawat! Tuan! Dua dari tiga anak muda yang kita bawa terus menerus terluka semenjak tadi." lapor salah seorang elf penjaga yang ditugaskan menjaga ketiga tubuh itu.
" Apa?!" seru Taeyong. Tak perduli keadaannya yang tiba-tiba melemah karena terus menerus khawatir. Ia langsung berlari menuju tempat Minho berada.
" Minho!" teriaknya sesampai di ruangan ketiganya di rawat. Luka dan memar yang terus bermunculan... Inilah yang ia takutkan. Kabut ilusi bukanlah sembarang kabut, kabut itu dapat merealisasikan rasa sakit dan luka yang di dapatkan dari ilusi yang terputar di alam bawah sadar.
Pandangan Taeyong beralih, pada Jisung yang tubuhnya terus menerus memunculkan luka baru.
" astaga... Kasihan sekali anak ini... Karena ikut bersama Minho dia juga harus ikut menderita. Maafkan kami ya... Dik.. Maaf... " pintanya walau tau ucapannya tak akan terdengar oleh Jisung.
Taeyong awalnya terus berada di posiai itu hingga ia mendengar suara grasak grusuk dari ranjang sebelah.
" Shhh... Astaga kepala gue rasanya mau pecah anjir... " disaat yang tepat nyatanya yang paling pertama bangun adalah Hyunjin.
Taeyong hanya bisa terbengong tentunya. Bagaimana bisa anak ini bangun secepat ini? Batinnya.
Ya~ orang bodoh memang tak punya penyesalan dalam hidup, mungkin itulah yang akan di katakan Jisung jika saja ia bangun. Tapi tentu bukan itu alasannya. Hyunjin hanyalah manusia serigala yang terlalu bersyukur akan hidupnya malah ia sangat berterimakasih pada orang-orang sekelilingnya karena telah mewarnai hidupnya. Kesampingkan soal itu.